Pentingkah Visi, Misi
dan Program suatu wilayah harus didukung oleh satuan wilayah terkecil pada
cakupannya ?
Sebelum kita membahas sebuah Visi, Misi, dan Program RT-RW terlebih dahulu Abah akan menjelaskan pentingnya Visi, Misi dan Program suatu wilayah cakupan dimana RT-RW itu berada. Mengapa? Untuk menjawab hal tersebut mari kita bahas satu persatu supaya lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
Visi, Misi dan Program suatu wilayah harus didukung oleh satuan wilayah terkecil pada cakupannya, keberhasilan terhadap Visi-Misi sebuah wilayah Kota/Kabupaten harus didukung oleh semua bagian dari wilayah Kecamatan, Kelurahan/Desa bahkan sampai wilayah terkecil yaitu RT-RW se-Kota/Kabupaten. Paling tidak RT-RW di wilayah Kota/Kabupaten membuat kebijakan Visi - Misi ada korelasi yang linier dengan Visi - Misi Kota/Kabupaten-nya sehingga menjadi sebuah kesatuan yang tak terpisahkan.
Visi, Misi dan Program suatu wilayah harus didukung oleh satuan wilayah terkecil pada cakupannya, keberhasilan terhadap Visi-Misi sebuah wilayah Kota/Kabupaten harus didukung oleh semua bagian dari wilayah Kecamatan, Kelurahan/Desa bahkan sampai wilayah terkecil yaitu RT-RW se-Kota/Kabupaten. Paling tidak RT-RW di wilayah Kota/Kabupaten membuat kebijakan Visi - Misi ada korelasi yang linier dengan Visi - Misi Kota/Kabupaten-nya sehingga menjadi sebuah kesatuan yang tak terpisahkan.
Berdasarkan pemikiran tersebut mari kita simak ilustrasi berikut
ini:
“Kota Depok yang
Unggul, Nyaman dan Religius “
Visi Kota Depok dirumuskan
pastinya sudah melalui kajian para ahli secara komprehensif ditinjau dari
berbagai aspek kepentingan, Ketersediaan dan kebutuhan sa’at ini. Maka untuk Visi
wilayah Kecamatan, Kelurahan/Desa bahkan sampai wilayah terkecil yaitu RT-RW
se-Kota Depok, semestinya membuat kebijakan Visinya linier dengan Visi Kota Depok
tersebut.
Adaftasi terhadap VIsi -Misi Kota/Kabupaten oleh satuan wilayah terkecil dalam cakupannya yaitu RT-RW, di sini Abah akan mengambil sampel yaitu sebut saja RT-RW 09 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, dalam menentukan Visi-nya RT-RW 09 Kalibaru semestinya sama dengan Kota Depok yaitu:
Visi RW.09 Kalibaru:
“RW.09
Kalibaru, yang Unggul, Nyaman dan Religius “
Di sini sangat jelas
bahwa Visi itu tidak hanya digaungkan dan dilaksanakan ditingkat kota saja tetapi
seluruh lapisan masyarakat di RT-RW.09 Kalibaru turut serta dalam menggaungkan dan
melaksanakan Visi tersebut meskipun berbeda porsi atau keluasannya tetapi Roh
atau esensinya dapat. Coba saja jikalau setiap RT-RW se-Kota Depok sudah
memahami, melaksanakan dan mengembangkan daerah tempat dimana Ia tinggal menjadi Unggul, Nyaman dan Religius maka secara pasti semua program kebijakan yang
berkaitan dengan Visi Kota Depok akan ter-realisasi lebih signifikan.
Baik kita lanjutkan
dengan misinya. Misi dibuat sebagai pengejawantahan dari Visi. Dengan kata lain
upaya apa saja yang mampu menciptakan Visi tersebut. Jika sebuah Kota/Kabupaten
sudah merancang dengan analisa yang matang kemudian dirumuskan, ditetapkan, dan dilaksanakan ini akan berkontribusi kepada program dan kebijakan sebuah pemerintahan, artinya
mau tidak mau semua penduduk di wilayah tersebut akan terkena dan merasakan imbas atau dampaknya,
karena dalam upaya pencapaian Misi diperlukan sebuah proses dalam
perwujudannya.
Mari kita simak Misi
Kota Depok, selanjutnya kita akan dihadapkan kepada rumusan untuk Misi di
wilayah lain yang lebih kecil dalam cakupannya sapai di RT-RW.
Misi Kota Depok
1. Meningkatkan
kualitas Pelayanan Publik yang Profesional dan Transparan.
2. Mengembangkan
Sumber Daya Manusia yang Religius, Kreatif dan Berdaya Saing.
3. Mengembangkan
Ekonomi yang Mandiri, Kokoh dan Berkeadilan berbasis Ekonomi Kreatif.
4. Membangun
Infrastruktur dan Ruang Publik yang Merata, Berwawasan Lingkungan dan Ramah Keluarga.
5. Meningkatkan
Kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai Agama dan menjaga kerukunan
antar umat beragama serta meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Setelah kita memahami Misi Kota Depok, tentunya
kita sadari bahwa dalam mewujudkan Visi diperlukan sebuah proses atau langkah-langkah
nyata, dan ternyata ada 5 (Lima) Misi atau pendekatan proses yang harus dilaksanakan
agar Visi Kota Depok tercapai.
Misi besar sebuah inovasi public dapat direalisasikan dengan menumbuh kembangkan kebersamaan setiap stakeholder dan pemangku kepentingan di masyarakat Kota/Kabupaten, tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh segelintir insan sepandai apapun dia. Relevansi dengan kebutuhan di lingkup RT-RW seyogyanya selaras dengan Misi Kota/Kabupaten, karena sebagai bagian kecil yang akan turut serta dalam melaksanakan Misi tersebut.
Misi terbentuk dari beberapa program, hal inilah yang akan membedakan antara Program Kota (header program) dengan Program wilayah terkecil dalam cakupannya.
Misi besar sebuah inovasi public dapat direalisasikan dengan menumbuh kembangkan kebersamaan setiap stakeholder dan pemangku kepentingan di masyarakat Kota/Kabupaten, tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh segelintir insan sepandai apapun dia. Relevansi dengan kebutuhan di lingkup RT-RW seyogyanya selaras dengan Misi Kota/Kabupaten, karena sebagai bagian kecil yang akan turut serta dalam melaksanakan Misi tersebut.
Misi terbentuk dari beberapa program, hal inilah yang akan membedakan antara Program Kota (header program) dengan Program wilayah terkecil dalam cakupannya.
Program Kota semestinya secara kajian struktural harus diadopsi secara utuh oleh tingkat Kecamatan. Adapun berdasarkan struktur
kepemerintahan terkecil bisa juga kita sebut, Program Kelurahan/Desa (sub
program) dan Program RT-RW (minor program) Untuk Misi RT-RW di sini kita akan
mengadopsi Misi dari Kota/Kabupaten meskipun dalam pelaksanaannya pastinya
berbeda dalam kapasitasnya atau bobotnya, sehingga Misi RT-RW 09 Kelurahan
Kalibaru, Kecamatan Cilodong sebagai berikut:
Misi
RW.09 Kalibaru
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Publik yang Profesional dan Transparan.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Religius, Kreatif dan Berdaya Saing.
3. Mengembangkan Ekonomi yang Mandiri, Kokoh dan Berkeadilan berbasis Ekonomi Kreatif.
4. Membangun Infrastruktur dan Ruang Publik yang Merata, Berwawasan Lingkungan dan Ramah Keluarga.
5. Meningkatkan Kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai-nilai Agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
Misi RW.09 tersebut benar adanya tinggal bagaimana kita menterjemahkannya dalam micro program/minor program nantinya. Seperti kita bahas sebelumnya bahwa Misi ini akan terwujud bilamana ada tindakan nyata atau sebuah proses dalam perwujudannya yaitu berupa program-program yang relevan dengan Misi tersebut.
Misalnya saja program
unggulan Kota Depok yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021 ada 3 (Tiga). Ketiga program unggulan ini dapat
dikatakan secara politik merupakan janji Walikota terpilih, Prof. Dr. KH.
Mohammad Idris dan Pradi Supriatna, untuk merealisasikan Visi-Misi Kota Depok
tersebut di atas.
Zero Waste City, Smart Healthy City, and Family Resilience City
RPJMD merupakan
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (Lima) tahun ke depan
yang berisi penjabaran dari Visi-Misi dan program unggulan kepala daerah.
Program unggulan tersebut adalah: Zero
Waste City, Smart Healthy City, dan Family
Resilience City. Sangat mudah untuk dibaca, dingat namun sangatlah rumit
dalam melaksanakannya. Mengapa tidak semudah diucapkan ?. Karena harus melalui
berbagai proses, mulai dari perencanaan Pembangunan Daerah, pembiayaan, sosialisai, rintisan,
uji kelayakan, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, sampai evaluasi program.
Dalam pelaksanaan program Kota Depok Zero Waste City bukan berarti kota Depok sama sekali tidak ada sampah. Akan tetapi, dinilai melalui prosesnya, agar semua masyarakat di Kota Depok peduli dengan sampah. Serta semua warga bergerak mau membersihkan sampah di lingkungannya.
Program turunan dari
Zero Waste City ini yaitu dengan pembangunan infrastruktur, melakukan edukasi
melalui pendidikan agar lebih peduli dengan sampah sedini mungkin, membuat
peraturan daerah tentang pengelolaan sampah, bahkan melakukan simposium,
pelatihan, bimbingan dan penyuluhan ke tiap-tiap RT-RW tentang pengelolaan
sampah.
Berdasarkan program unggulan pertama kota depok Zero Waste City tersebut akan berdampak
secara langsung terhadap masyarakat di Kota Depok. Kemudian minorprogram yang di emban oleh
RT-RW.09 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong Kota depok mau tidak mau harus
mengikuti kebijakan dari Macro program/head program.
Program
pertama RT-RW.09 Kalibaru, harus mengadopsi program Zero Waste City yakni dengan cara
memilah sampah rumah tangga di wilayah RT-RW.09 Kalibaru antara sampah Organik, An-organik
dan sampah Residu serta membentuk kelembagaan yang disebut dengan Bank Sampah
RT-RW.09 Kalibaru.
Teknik atau cara dalam pengelolaannya diatur sesuai dengan ketentuan dan untuk memperlancar micro-program/minor-program dibantu oleh pemerintah Kota Depok antara lain menyiapkan sarana, prasarana, mobilitas transportasinya sampai ke tempat pengolahan sampah misalnya sampah organic dibentuk system pengomposan berpungsi untuk nutrisi hara natural atau alami yang bermanfaat untuk tanaman di lingkungan setempat bahkan sebagai pupuk untuk pertanian dan sampah an-organic dibuat sebagai bahan baku handycraft atau bahan baku Industry lainnya kemudian sampah residu akan dibuang di TPA yang sudah disediakan pemerintah Kota Depok.
Related Topics: Upaya Cinta Lingkungan Melalui Daur Ulang Sampah Dapat Menciptakan Gaya Hidup Baru Terhadap Pelestarian Alam
Teknik atau cara dalam pengelolaannya diatur sesuai dengan ketentuan dan untuk memperlancar micro-program/minor-program dibantu oleh pemerintah Kota Depok antara lain menyiapkan sarana, prasarana, mobilitas transportasinya sampai ke tempat pengolahan sampah misalnya sampah organic dibentuk system pengomposan berpungsi untuk nutrisi hara natural atau alami yang bermanfaat untuk tanaman di lingkungan setempat bahkan sebagai pupuk untuk pertanian dan sampah an-organic dibuat sebagai bahan baku handycraft atau bahan baku Industry lainnya kemudian sampah residu akan dibuang di TPA yang sudah disediakan pemerintah Kota Depok.
Related Topics: Upaya Cinta Lingkungan Melalui Daur Ulang Sampah Dapat Menciptakan Gaya Hidup Baru Terhadap Pelestarian Alam
Sekarang kita akan
membahas program unggulan Kota Depok yang ke-dua, semestinya program ini diikuti pula oleh lembaga terkecil yang ada
pada wilayah Kota Depok yaitu Kelurahan dan RT-RW se-Kota Depok.
Program unggulan kedua, Smart Healthy City, dalam program unggulan ini Bappeda sudah menurunkan dalam beberapa program diantaranya penyusunan sistem kesehatan daerah, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, penyelenggaraan database berbasis IT, penambahan mitra RS yang menerima BPJS, serta penambahan RS di wilayah timur.
Program unggulan kedua, Smart Healthy City, dalam program unggulan ini Bappeda sudah menurunkan dalam beberapa program diantaranya penyusunan sistem kesehatan daerah, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, penyelenggaraan database berbasis IT, penambahan mitra RS yang menerima BPJS, serta penambahan RS di wilayah timur.
Dalam perumusan pada
level micro-program/minor-program yang sesuai dengan macro program yaitu Smart Healthy City ini sangatlah mudah
yaitu intensifkan program POSYANDU, POSREMAJA, POSWINDU, Advokasi dan Perlindungan anak, bahkan sarana dan
prasarana untuk kegiatan tersebut harus difasilitasi.
Maka program unggulan RT-RW.09 yang kedua adalah membuat fasilitas POSYANDU, dengan cara apa? Caranya dengan membentuk kader handal, profesional dan proporsional yang sinergi dengan puskemas setempat dan membina kerjasama dengan pokja kelurahan dan pokja lainnya, kemudian program RT-RW yang sesuai dengan program unggulan Kota Depok Smart Healthy City yang kedua ini harus membangun gedung POSYANDU di tanah fasos/fasum yang sudah tersedia dengan menggunakan pembiayaan dari pemerintah sebagai stimulant dan bantuan swadaya masyarakat setempat sesuai kemampuannya namun harus dikerjakan dengan terencana, terprogram dan keberlanjuatan tentunya.
Maka program unggulan RT-RW.09 yang kedua adalah membuat fasilitas POSYANDU, dengan cara apa? Caranya dengan membentuk kader handal, profesional dan proporsional yang sinergi dengan puskemas setempat dan membina kerjasama dengan pokja kelurahan dan pokja lainnya, kemudian program RT-RW yang sesuai dengan program unggulan Kota Depok Smart Healthy City yang kedua ini harus membangun gedung POSYANDU di tanah fasos/fasum yang sudah tersedia dengan menggunakan pembiayaan dari pemerintah sebagai stimulant dan bantuan swadaya masyarakat setempat sesuai kemampuannya namun harus dikerjakan dengan terencana, terprogram dan keberlanjuatan tentunya.
Membangun fasilitas POSYANDU sangatlah mudah jikalau
semua warga paham akan pentingnya kesehatan lingkungan, berapapun biaya yang
harus dikeluarkan pastinya akan bahu-membahu, gotong-royong dalam menghimpun dana, kemudian yang harus diwaspadai adalah hilangkan ego sectoral, sikap jumawa
merasa lebih tua, kaya, pejabat dan super Hero. Hal ini akan menghambat
pelaksanan program-program dan sikap arogansi ini biasanya masih hidup subur
di masyarakat yang heterogen atau majemuk dengan tingkat intelektual rendah.
Sedangkan program
Kota Depok yang ke Tiga adalah Depok akan menjadi Kota Ketahanan Keluarga Family Resilience City. Dalam program
unggulan ini, terkait dengan keberhasilan dalam pendidikan anak-anak yang
berkualitas. Pembentukan dan pembinaan keluarga, peningkatan perlindungan
sosial, dan kapasitas ekonomi keluarga, serta pembangunan Kota Layak Anak ialah
program turunan yang dipersiapkan dalam rangka mewujudkan program unggulan Kota
Depok yang ketiga. Program ini akan berhasil jika semua stakeholder turut serta
dalam proses perwujudannya.
Pada tingkat kelurahan bentuklah kelurahan layak
anak sehingga dalam kebijakan pembangunan yang dirumuskan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) tingkat kelurahan harus mengacu pada kebutuhan Kelurahan Ramah Anak sebagai tindak-lanjut nyata dari program Family Resilience City Kota Depok.
Tindakan yang baik
semestinya buatlah taman bermain, sarana olah raga terpadu, gedung kepemudaan
yang dilengkapi dengan berbagai aspek yang mampu mengembangkan keterampilan,
pengetahuan ajang bakat, inovasi teknologi terapan, sanggar seni dan
program-program kegiatan lainnya yang mendukung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak secara terpadu.
Untuk RT-RW.09
Kalibaru relevansi micro-program/minor-program yang sesuai dengan program unggulan
ke Tiga Kota Depok yaitu Family
Resilience City adalah RW.09 Kalibaru menjadi RW ramah anak. Program
turunannya yang paling mendasar dari RW ramah anak salah satunya adalah keamanan lingkungan dimana tempat anak kita
bermain. Mengapa keamanan lingkungan lebih diprioritaskan?
Secara akal sehat ketika kita sibuk beraktivitas di luar semua panca indra kita tidak mampu mengawasi keamanan putra-putri kita meskipun kita pasang CCTV disetiap sudut rumah kita. Ketika ada kejadian yang berbahaya siapa yang akan membantu menolong anak kita. Ketika ada penyusup ke wilayah pemukiman kita dan menyebarkan narkotika atau sejenisnya lantas siapa yang mengawasinya. Ketika putra-putri kita keluar masuk komplek siapa yang mengawasi, dan membantu mengatur laulintas kendaraan?
Secara akal sehat ketika kita sibuk beraktivitas di luar semua panca indra kita tidak mampu mengawasi keamanan putra-putri kita meskipun kita pasang CCTV disetiap sudut rumah kita. Ketika ada kejadian yang berbahaya siapa yang akan membantu menolong anak kita. Ketika ada penyusup ke wilayah pemukiman kita dan menyebarkan narkotika atau sejenisnya lantas siapa yang mengawasinya. Ketika putra-putri kita keluar masuk komplek siapa yang mengawasi, dan membantu mengatur laulintas kendaraan?
Hal kecil berdampak fatal. Jika kita termasuk orang
mampu mungkin akan membayar security untuk menjaga rumah dan keluarga.
Berdasarkan
ilustrasi tersebut berarti program RT-RW 09 Kalibaru, mau tidak mau harus siap untuk
gotong-royong membiayai security yang ideal
contohnya :
Jika jumlah personil security ideal ada 6 (Enam) orang dengan gaji sederhana setiap orang minimal RP.2,5 juta berarti kebutuhan untuk penggajian security saja sudah membutuhkan RP.15 Jt dibagi jumlah KK yang aktif iuran sebagai berikut:
contohnya :
Jika jumlah personil security ideal ada 6 (Enam) orang dengan gaji sederhana setiap orang minimal RP.2,5 juta berarti kebutuhan untuk penggajian security saja sudah membutuhkan RP.15 Jt dibagi jumlah KK yang aktif iuran sebagai berikut:
Data Pelaporan KK | Rt 01 | Rt 02 | Rt 03 | Rt 04 | Rt 05 | Rt 06 | Jumlah | 1KK X RP. 28.000,-/bln | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Januari 2017 | 42 KK | 46 KK | 29 KK | 40 KK | 32 KK | 27 KK | 216 KK | 6.048.000 | Jumlah KK yang membayar iuran Update RT |
Desember 2017 | 42 KK | 52 KK | 39 KK | 55 KK | 45 KK | 29 KK | 262 KK | 7.504.000 | Jumlah KK yang mengikuti Pemilihan Ketua RW Update DPT |
Selisih | 0 KK | 6 KK | 10 KK | 15 KK | 13 KK | 2 KK | 46 KK | 1.456.000 | Jumlah KK yang tidak mampu membayar iuran |
Persentase Iuran KK di setiap RT | 100% | 88,5% | 74,4% | 72,7% | 71,1% | 93,1% | 82,4% | Persentase kepedulian masyarakat di setiap RT terhadap iuran rutin untuk pembiayaan program lingkungan |
Kett: KK = Kepala Keluarga
RT = Rukun Tetangga
RW = Rukun Warga
Berdasarkan data pada tabel tersebut berarti ada 46 KK atau 17,6 % dari jumlah KK tidak membayar iuran wajib dengan berbagai alasan, kemudian besaran pendapatan uang KAS hanya mampu untuk menggaji 2 (Dua)orang security selanjutnya kita bisa menghitung sendiri berapa besaran iuran setiap KK untuk urun-rembuk agar dapat menggaji security yang ideal.
Rasional pemikiran kita mestinya masih ada kebutuhan lain kemudian estimasikan saja tambahannya maka kita akan terhenyak/miris betapa minimnya kiprah kita terhadap kebutuhan program lingkungan.
Kalau kita perbandingkan saja dengan uang jajan anak kita dalam satu bulan tidak ada apa-apanya, padahal manfa'atnya jauh dari hanya sekedar jajan bukan?
Sampai kapan kita alfa, atau menunggu kerugian yang nyata menimpa terlebih dahulu, baru kita sadar?
Apakah anda sangat keberatan dengan menggaji sebesar itu dan ditambah dengan kebutuhan pembiayaan program lainnya?
Jawabannya sangat sederhana carikan petugas yang mau dibayar murah atau anda-lah menjadi pengganti security tersebut untuk semua warga dan lingkungan dimana anda tinggal.
Simpulannya jika
iuran warga ada kenaikan sesuai dengan kebutuhan program dan dinilai wajar tentunya kita harus rela bin ikhlas dan mendukungnya, jangan sampai menolak apalagi memprovokasi orang yang sudah
mendukungnya untuk tidak setuju.
Bangkitlah saudaraku, mari kita bantu saudara kita yang sedang meluangkan waktunya untuk mewujudkan program lingkungan kita yang Unggul, Nyaman dan Religius itu.
Jikalau masalah pribadi yang kebetulan sa’at itu kita dalam pailit/miskin itu urusan kita sendiri namun ada solusinya dengan cara buatlah surat keterangan tidak mampu dari RT, RW, Kelurahan hingga mendapat kartu identitas miskin dari pemerintah setempat, sehingga anda akan menjadi tanggungan negara dan dibantu sesuai program pemerintah yang dijamin oleh UUD 45.
Bangkitlah saudaraku, mari kita bantu saudara kita yang sedang meluangkan waktunya untuk mewujudkan program lingkungan kita yang Unggul, Nyaman dan Religius itu.
Jikalau masalah pribadi yang kebetulan sa’at itu kita dalam pailit/miskin itu urusan kita sendiri namun ada solusinya dengan cara buatlah surat keterangan tidak mampu dari RT, RW, Kelurahan hingga mendapat kartu identitas miskin dari pemerintah setempat, sehingga anda akan menjadi tanggungan negara dan dibantu sesuai program pemerintah yang dijamin oleh UUD 45.
Selanjutnya program
RT-RW 09 Kalibaru yang relevan dengan program Family
Resilience City adalah membentuk
pokja RW ramah anak lengkap dengan program Tupoksinya, optimalkan kegiatan
Karang Taruna, laksanakan program RW Ramah Anak mulai dari setiap Keluarga Ramah Anak, dan masih banyak lagi program-program RW Ramah Anak, yang
terpenting maukah kita memulainya dari yang termudah dan sekarang juga, jangan
sampai kita hanya berkata muluk-muluk tetapi ketika diberikan tanggung jawab kemudian malah kita
menghindar tanpa rasa malu, 1001 (seribu satu) alasan dibuat sebagai legalisasi untuk
tidak berkiprah di masyarakat dan jikalau mindset berpikir kita antara untung dan rugi untuk
terlibat dalam kemasyarakatan, "ya kita
jangan tinggal dan berinteraksi dengan kehidupan bermasyarakat, arah hasil
menyendiri di rumah Real Estate atau Villa yang terpencil saja sudah beres".
Semua program unggulan akan sukses bilamana setiap diantara kita rela sebagai bagian dari proses, mau berkontribusi penuh semangat dan tanggung jawab. Sebaliknya jikalau kita hanya memandang sebelah mata, atau sekedar penonton bahkan hanya menjadi komentator ulung lantas siapa yang akan kita andalkan untuk kesuksesan dari program unggulan ini, padahal uluran tangan kita sangat dinantikannya. Jikalau kita hanya pandai menunjuk orang lain untuk bekerja sosial kemudian setelah Ia bekerja lantas dihujat dan di bulying habis-habisan karena hasil dari kinerjanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, pertanyaannya sederhana:
Dosa besar apa yang sudah diperbuat oleh seseorang yang rela bekerja sosial tanpa pamrih itu hingga sampai dibulying, dicaci dan dimaki serta di fitnah oleh kita?
Lantas, Siapa Kita? Apa yang sudah kita lakukan? Kapan? Mana Buktinya? Terus ... .
Seberapa besar jasa kita terhadap lingkungan, hingga kita memiliki kuasa atau hak veto untuk membunuh karakter orang tersebut?
Saudaraku sadarkah kita, bahwa seseorang yang sudi untuk mengurusi lingkungan itu sama kedudukannya terhadap hak dan kewajiban bermasyarakat dengan kita, ia memiliki keluarga, memiliki pekerjaan dan kesibukan untuk mencari nafkah bagi keluarga, ia juga membayar iuran rutin, pajak PBB, punya NPWP aktif dengan membayar dan melaporkan pajak PPh-nya jika kita lihat e-filink mungkin lebih besaran dia dari pada kita dalam berkontribusi kepada negara dan lingkungan atau bisa jadi, justru kita termasuk pengemplang pajak sehingga laporan pajak melalui e-filing saja tidak pernah.
Baca juga : Pemahaman & Partisipasi Masyarakat Terhadap Undang-Undang Perpajakan Kendaraan
Jika kita memiliki sedikit luang waktu untuk introspeksi atau muhasabah maka mulai sa'at ini ulurkanlah tangan kita, sambutlah ia dalam suka penuh keikhlasan, silaturrahimlah atas dasar persaudaraan bukan hanya sekedar kepentingan...!
Artikel untuk di sikapi: Introspeksi (Muhasabah)
Semua program unggulan akan sukses bilamana setiap diantara kita rela sebagai bagian dari proses, mau berkontribusi penuh semangat dan tanggung jawab. Sebaliknya jikalau kita hanya memandang sebelah mata, atau sekedar penonton bahkan hanya menjadi komentator ulung lantas siapa yang akan kita andalkan untuk kesuksesan dari program unggulan ini, padahal uluran tangan kita sangat dinantikannya. Jikalau kita hanya pandai menunjuk orang lain untuk bekerja sosial kemudian setelah Ia bekerja lantas dihujat dan di bulying habis-habisan karena hasil dari kinerjanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, pertanyaannya sederhana:
Dosa besar apa yang sudah diperbuat oleh seseorang yang rela bekerja sosial tanpa pamrih itu hingga sampai dibulying, dicaci dan dimaki serta di fitnah oleh kita?
Lantas, Siapa Kita? Apa yang sudah kita lakukan? Kapan? Mana Buktinya? Terus ... .
Seberapa besar jasa kita terhadap lingkungan, hingga kita memiliki kuasa atau hak veto untuk membunuh karakter orang tersebut?
Saudaraku sadarkah kita, bahwa seseorang yang sudi untuk mengurusi lingkungan itu sama kedudukannya terhadap hak dan kewajiban bermasyarakat dengan kita, ia memiliki keluarga, memiliki pekerjaan dan kesibukan untuk mencari nafkah bagi keluarga, ia juga membayar iuran rutin, pajak PBB, punya NPWP aktif dengan membayar dan melaporkan pajak PPh-nya jika kita lihat e-filink mungkin lebih besaran dia dari pada kita dalam berkontribusi kepada negara dan lingkungan atau bisa jadi, justru kita termasuk pengemplang pajak sehingga laporan pajak melalui e-filing saja tidak pernah.
Baca juga : Pemahaman & Partisipasi Masyarakat Terhadap Undang-Undang Perpajakan Kendaraan
Jika kita memiliki sedikit luang waktu untuk introspeksi atau muhasabah maka mulai sa'at ini ulurkanlah tangan kita, sambutlah ia dalam suka penuh keikhlasan, silaturrahimlah atas dasar persaudaraan bukan hanya sekedar kepentingan...!
Artikel untuk di sikapi: Introspeksi (Muhasabah)
Berikut ini contoh korelasi mindset dengan kebiasan seseorang.
Jika anda melihat si pulan mebeli arang di warung dekat rumah anda kemudian anda berkata "Si Pulan pasti akan menanam tanaman pada pot di pekarangan rumahnya." Itu pendapat anda yang memiliki kebiasaan menanam tanaman menggunakan media arang pada pot tanaman.
Tetangga sebelah rumah anda justru berpikir jauh berbeda dengan anda tentang orang yang membeli arang dekat rumah anda, tetangga anda bergumam, " Si Pulan pasti akan membakar sate, ikan atau bikin jagung bakar deh." Itu pendapat tetangga anda karena kebiasaannya jika ia membeli arang untuk media bara pembakar sate, ikan dan jagung.
Semuanya salah berpendapat mengapa karena korelasi mindset dengan kebiasan seseorang belum tentu kebenarannya yang benar adalah tanyakan langsung pada sumbernya.
Ketika ditanyakan kepada Si Pulan ternyata arang yang ia beli digunakan membuat bara untuk setrikaan.
Korelasi mindset dengan kebiasan seseorang ini banyak terjadi dalam sistem pengelolaan keuangan se-transparan apapun karena ada kebiasaan "praduga bersalah" ujung-ujungnya fitnah.
Baca juga: 10 Teori Kriminologi Korupsi
Sampai disini dulu pembahasan artikel tentang Visi, Misi, dan Program RT-RW kali ini dan semoga bermanfa'at. Salam persahabatan dari Abah Opar dan terima kasih sudah mampir di Website kami.
Artikel yang sama: Pengaruh Motivasi Kata-kata BijakTehadap Mindset Positif
Artikel terkait: