“Nurul Qur’an” adalah Pesantren Tahfidz Al-Qur’an yang bertujuan untuk melahirkan kembali “Generasi Qur’ani”, yaitu para pemuda yang dekat dengan Al-Qur’an, menghafalnya dan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga hafalannya, mengamalkannya serta mendakwahkannya. Sabda Rasululllah SAW:
“Perumpamaan orang yang beriman yang membaca (dekat dengan Al-Qur’an) bagaikan buah utrujah, rasanya enak dan baunya harum...” (HR Muslim)
Al-Qur’an
adalah Manhajul Hayat / Pedoman Hidup dari ummat Islam. Al-Qur’an diturunkan
Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk dibaca, dipelajari,
dipahami dan diamalkan. Allah SWT akan memberikan karunia kepada hamba-hambanya
yang senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ
اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا
وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ لِيُوَفِّيَهُمْ
اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri”(Al-Qur’an surat Fathir: 29-30)
Salah satu cara untuk mempermudah
pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an adalah dengan menghafalnya.
Generasi Sahabat Rasululloh SAW adalah
generasi yang hafal Al-Qur’an. Bahkan salah satu alasan dikumpulkan dan
dituliskannya Al-Qur’an adalah karena kekhawatiran para salafushalih akan
“hilangnya” Al-Qur’an dari umat Islam disebabkan banyaknya para sahabat
penghafal Qur’an yang syahid pada medan jihad di masa itu.
“Nurul Qur’an” membuka program “Tahfidz
Al-Qur’an” (menghafal Al-Qur’an) dengan cara mengasramakan para santri selama
Tiga tahun penuh, untuk benar-benar di didik menjadi penghafal Qur’an yang kuat
ditambah pengetahuan tentang dasar-dasar bahasa Arab dan Tsaqofah Islamiyah
(pengetahuan tentang Agama Islam
Kurikulum Tahfidz Nurul Qur’an Tahun 2021 – 2024
Program Tahfidz
Nurul Qur’an
1. TAHSIN
A.
Tujuan
Menjaga lidah dari lahn (kesalahan)
dalam membaca al-qur’an, baik lahn jali {kesalahan yang terjadi ketika membaca
al-qur’an, baik yang dapat mengubah arti ataupun tidak, sehingga tidak
menyalahi ‘urf qurra (kelaziman dan tradisi ulama qiro’at)} seperti ain dibaca
hamzah atau merubah harokat fathah memjadi dommah, adapun lahn khafi {kesalahan yang terjadi ketika
membaca al-qur’an yang tidak sampai menyalahi ‘urf qurra}.seperti tidak membaca
gunnah, kurang panjang dalam membaca mat jaiz munfashil dll.
B. Waktu Pelaksanaan
Selama
satu bulan penuh pada bulan pertama setiap semester
C. Metode Tahsin
Pada dasarnya metode penyampaian materi
tahsin dan Tajwid diserahkan sepenuhnya kepada masing –masing Musyrif/ah.
Disini kami hanya menjelaskan sasaran yang ingin di capai dari setiap bab
Silabus Tahsin
2. TALAQQI
A. Tujuan
Membacakan Al-qur’an 30 juz dengan baik
dan benar sesuai makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf), sifatul huruf
(sifat-sifat huruf) serta kaidah tajwid lainnya yang di bacakan oleh santri
atau murid di hadapan musyrif/ah
B. Waktu
pelaksanaan
Selama satu bulan penuh pada bulan
kedua di semester pertama.
C. Metode
1.
Musyrif/ah
membacakan ayat Al-qur’an di hadapan santri HQnya dan santri mendengarkan
bacaan musyrif/ah tersebut (al-mutaqaddimin).
2.
Santri
membaca ayat Al-qur’an di depan musyrif/ah, sedangkan musyrifah hanya menyimak
dan membenarkan bacaan yang kurang tepat dengan kaidahnya (al-mutaakhirin).
3. TAHFIDZ
A. TUJUAN
Menghafal
dan menyetorkan 30 juz al-qur’an.
B. WAKTU PELAKSANAAN
Selama
empat bulan pada semester pertama.
C. METODE
Santri
menyetorkan hafalan baru dengan batas minimal 1 halaman setiap kali setor.
Kegiatan Bidang TQ
NO | KEGIATAN | FREKUENSI | WAKTU |
---|---|---|---|
1 | KBM Harian | 5 session/hari | Senin-Jum’at/ 05.30-17.00 |
2 | Tilawah Jama’i | 5x/pekan | Senin-Jum’at 08.00 |
3 | Dhuha | Setiap Hari | Jam 09.15 – 09.30 |
4 | Tasmi’ Pekanan | 1x/pekan | Jum’at 20.00 – Selesai |
5 | UjianTahsin/Tahfidz | 1x/ semester | Akhir semester |
KBM Harian
WAKTU | KEGIATAN | |
---|---|---|
Session I | 05.30 – 06.30 | Muroja’ah Hafalan Baru |
Session II | 08.00 – 09.00 | Ziyadah Ke-1 |
Session III | 09.00 – 10.30 | Ziyadah Ke-2 (Dhuha) |
Session IV | 13.00 – 15.00 | Muroja’ah Hafalan Lama |
Session V | 16.00 – 17.00 | Tilawah (Ziyadah bagi yang belum sesuai target) |
Silabus Tahfidz
Nurul Qur’an
NO | TARGET JUMLAH HAFALAN | WAKTU SELESAI |
---|---|---|
1 | 2 Halaman | 1 Hari |
2 | 1 Juz | 2 Pekan |
3 | 2 Juz | 1 Bulan |
4 | 10 Juz | 5 Bulan (ujian semester) |
5 | 30 Juz | 3 Semester (1,5 tahun) |
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkanAl-Qur’an
itu untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qomar : 17, 22, 32, dan 40)
4. TAKRIR
A. Tujuan
Menguatkan
hafalan 30 juz yang telah dimiliki atau yang telah di setorkan.
B. Waktu pelaksaaan
Selama
3 Semester (1,5 Th)
C.
Metode
1. Menyetorkan
5 halaman dalam 1 hari kepada musyrif/ah
2. Tasmi’
1 juz setiap perpindahan juz kepada musyrif/ah
3. Tasmi’
5, 10, 15, 20 juz di hadapan kelompok hq
4. Tasmi’
30 juz dihadapan direktur, seluruh pegawai
Ponpes Nurul Quran serta masyarakat setempat.
TUJUAN UMUM
1.
Menjaga
serta meningkatkan kualitas hafalan para santri
2.
Melahirkan
kembali generasi qur’ani (para pemuda yang dekat dengan al-qur’an)
3.
Mendekatkan
diri dengan allah, yang kemudian mewarnai seluruh sendi kehidupan
4.
Melahirkan
generasi qurani yang berkualitas baik secara teori ataupun hafalan
5.
Mencetak
generasi qurani yang hafal, paham dan mengamalkan isi al quran secara syumul
mutakammil.
6.
Mendidik
santri untuk mencapai muwashofat muslim yang semestinya dimiliki
Imam Dzahabi menceritakan dalam
biografi Imam Sulaim bin Ayyub ar-Razi, bahwa ketika masih kecil sekitar umur
sepuluh tahun, dia belajar mengaji kepada sebagian ustadz di kampungnya.Sang
ustadz mengatakan, “Maju dan cobalah membaca al-
Qur’an.”Dia (Sulaim bin Ayyub) pun
berusaha semaksimal mungkin untuk membaca al-Fātihah, tetapi tidak bisa karena ada
sesuatu pada lidahnya.Sang ustadz lalu bertanya, “Apakah engkau punya seorang
ibu?”“Ya,” jawab Sulaim.“Kalau begitu, mintalah kepada ibumu agar dia berdo’a
supaya Allah memudahkan engkau untuk bisa membaca al-Qur’an dan meraih ilmu agama,”
tutur sang ustadz selanjutnya.Sulaim menjawab, “Ya, akan saya sampaikan pada
ibuku.”Maka setelah pulang ke rumah, dia menyampaikannya kepada ibunya, dan
sang ibu lalu bermunajat dan berdo’a kepada Allah. Setelah itu, Sulaim
menginjak masa dewasa dan berkelana ke Baghdad untuk menuntut ilmu bahasa Arab,
fiqih, dan lain-lain.Ketika dia pulang kembali ke kampungnya di Ray sedang
menyalin kitab Mukhtashar al-Muzani di sebuah masjid, ternyata ustadznya yang
dahulu dating seraya mengucapkan salam kepadanya. Namun, sang ustadz sudah
tidak mengenal Sulaim lagi. Tatkala ustadznya mendengar salinan kitab tersebut
dan dia tidak paham apa yang sedang dibaca, dia berkomentar, “Kapankah ilmu
seperti ini bisa dipelajari?”
Kata Sulaim, “Ingin sekali rasanya saya
mengatakan padanya: ‘Jika Anda punya seorang ibu maka mintalah kepada ibu Anda
agar mendoakan untukAnda’, tetapi saya malu mengatakan hal itu.” (Siyar A’lāmin
Nubalā’ 34/156–157 oleh
A - dz Dzahabi) Kisah ini memberikan faedah bahwa doa orang tua terutama seorang
ibu adalah mustajab.
- Ust. Muh. Nurhadi, Al Hafidz -
PondokPesantren Tahfidz Nurul Qur’an Nusantara
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an
Kitab Kuning Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an
Tenaga Pendidik & Kependidikan Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur'an
Kurikulum Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an
Profil Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an Nusantara