Pengertian, Fungsi
dan Mekanisme Sistem Imun
Pentingkah kita memahami
sistem pertahanan tubuh/system imun, serta bagaimana system imun supaya dapat berfungsi
untuk menjaga tubuh dari benda-benda asing? Bagaimana mekanisme Imunitas dapat berfungsi sebagai ketahanan tubuh atau
resistensi tubuh terhadap suatu penyakit?
Jawabannya adalah benar
bahwa sistem imun pada tubuh mempunyai imunitas terhadap berbagai macam
penyakit, kemudian Fungsi Sistem Imun sebagai
Pertahanan, Homeostasi tubuh, dan Peremajaan sel. Untuk lebih jelasnya, Fungsi Sistem Imun merupakan pertahanan
atau penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, dan menghancurkannya, untuk
keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang
telah tua; sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas,
serta menghancurkannya.
Adapun faktor yang mempengaruhi
Sistem Imun antara lain, usia, jenis kelamin, Lingkungan, bahkan gaya hidup pun
bisa mempengaruhi misalnya pola makan, kurang istirahat, perokok, dll.
Bagaimana Mekanisme
Respon Imun
Ketika mikroba masuk
ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 (Tiga) lapis pertahanan
sistem imun. Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik terutama
fisik/mekanis, biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan mencegah masuknya
mikroba masuk ke dalam tubuh. Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun
non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan
mencegah mikroba yang berhasil masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkannya.
Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesifik yang telah dibahas di atas. Ini
akan menangani mikroba yang masih belum ditangani oleh sistem imun
non-spesifik.
Pertahanan
nonspesifik(bawaan) eksternal
Kulit
Kulit, berfungsi:
Melindungi tubuh dari
panas, dingin, sinar matahari, mikroba
Menghasilkan protein
kuat (keratin) yang sulit didekomposisi oleh mikroba
Menghasilkan keringat
dan minyak yang memberi suasana asam pada kulit
Jika terluka sel-sel
pertahanan segera ke daerah luka, dan terbentuk benang fibrin yang menutup luka
Membran mukosa (selaput lendir):
Saluran pencernaan
terdapat;
- air ludah dan air mata
- HCl hasil mukosa lambung
- enzim diusus halus, empedu
Saluran
respirasi terdapat;
-Lap.
Mukosa trakea menghasilkan mukus
(lendir) yang menjerat mikroba
-Sel
epitel bersilia untuk mengeluarkan mikroba
Kelenjar air mata
mengandung enzim lisozim yang dpt merusak dinding sel bakteri
Pertahanan
non spesifik internal
•
Adalah mekanisme memakan/menelan
benda asing (mikroba) oleh leukosit (neutrofil, monosit, makrofag, dan eosinofil)
•
Neutrofil
,
60-70 % dari leukosit, cencerung merusak diri,umur pendek
•
Monosit, 5%, menuju jaringan menjadi makrofag,
menelan mikroba dan dihancurkan degan enzim lisozim
•
Eosinofil,
1,5%, memfagosit patogen yg berukuran besar seperti cacing, protozoa
•
Sel pembunuh alami (limfosit
bergranular besar)
Respon peradangan (inflamasi)
•
Adalah respon cepat terhadap kerusakan jaringan akibat teriris,
tergigit, terengat, infeksi.
•
Histamin = senyawa kimia yg dihasilkan
basofil sebagai respon dari kerusakan jaringan, untuk memicu pelebaran dan peningkatan permeabilitas pembuluh arteri.
•
Tanda-tanda inflamasi: berwarna kemerahan, terasa nyeri, panas dan
membengkat
Senyawa
Antimikroba
Protein
komplemen, mirip agen anti mikroba yang terdiri dari 20 jenis protein serum untuk
melisiskan mikroba penginfeksi.
Interferon,
senyawa kimia yang dihasilkan makrofag untuk menghancurkan virus dengan cara
menghambat perbanyakan virus
Pertahanan tubuh
spesifik (sistem kekebalan)
Antibodi;
protein pertahanan tubuh spesifik yang dihasilkan limfosit. Limfosit ditemukan
pada sumsum tulang, pusat limfatik, kelenjar Ludah, limpa, tonsil dan persendian.
Berperan melawan penyakit-penyakit menular. Ada 2 macam limfosit:
a. limfosit
B, dihasilkan sel-sel batang sumsum
tulang (Bone marrow) untuk menyerang
zat asing.
b. Limfosit
T; limfosit yg bermigrasi ke kelenjat Timus. Sebagai pengawas imun
Sistem Imun Spesifik merupakan
sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu
jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik
karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena membutuhkan
pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu cukup lama untuk menimbulkan respon.
Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit,
maka perlindungan diberikan dapat bertahan karena sistem imun ini mempunyai
memory terhadap pajanan / mengenal dahulu jenis mikroba. Sistem imun ini dibagi
menjadi 2 yaitu:
Sistem
Imun Spesifik Humoral
Yang paling berperan
pada sistem imun spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B. Sel B ini
berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan
Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh kita dari infeksi
ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya.
Sistem
Imun Spesifik Selular
Pada sistem imun ini,
sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal dari sumsum
tulang, namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini adalah melawan
bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T
nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+,
dan Ts (Th3).
Antibodi
Adalah suatu protein
yang dibentuk respon terhadap keberadaan benda-benda asing ( mikroba, molekul,
sel-sel abnormal). Benda-benda asing itu disebut Antigen
Antibodi berfungsi menetralkan
atau menghancurkan antigen yang masuk dalam tubuh secara spesifik.
Antibodi memiliki
struktur yang besesuaian dengan antigen secara sempurna seperti anak kunci dan
gembok.
Jenis-jenis Antibodi:
Karena berfungsi
melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune), antibodi disebut juga
Immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin. Ada 5 macam immunoglobin :
1. Ig
G 4. Ig F
2. Ig
M 5. Ig D
3. Ig
A
Immunoglobulin G ( Ig
G)
- Trebentuk 2-3 bulan
setelah terinfeksi.
Pertahanan Tubuh Alami
•
Pertahanan
fisik:
air mata, sebum (minyak), mukus
•
Pertahanan
Mekanik : sel-sel silia dalam trakea
•
Pertahanan Kimia
•
Pertahanan
Biologis
Pertahanan Tubuh oleh
Sel Darah Putih
Respon Imun
Respon Imun
Non-spesifik: inflamasi dan fagositosis. Sistem
imun non-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara yang
sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan
responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik.
Sistem imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu
penyakit. Sistem imun non-spesifik punya 4 (empat) jenis pertahanan yaitu:
Pertahanan Fisik /
Mekanis
Pertahanan fisik
dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada saluran
nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi
tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita.
Pertahanan ini merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.
Pertahanan Biokimia
Pertahanan biokimia
ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan menangani mikroba
yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang
dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh lambung,
air susu, dan saliva.
Pertahanan Humoral
Pertahanan ini
disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk melawan
mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar
daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada
pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem
Komplemen.
Pertahanan Selular
Pertahanan ini
melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-sel tersebut ada yang
ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan. Neutrofil,
Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem imun non-spesifik
yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan
pada jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.
Kekebalan tubuh
Aktif-alami
(aktivasi karena infeksi patogen), buatan (injeksi antigen ke dalam tubuh atau
vaksinasi)
Pasif-alami
(antibodi yang diberikan dari Ibu ke bayinya), buatan (antibodi diekstrak dari
individu lain kemudian disuntikkan ke tubuh orang lainnya atau serum)
Pengobatan Penyakit
dengan Antibiotik
Antibiotik merupakan
senyawa kimia untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Konsumsi antibiotik
kepada suatu individu secara terus menerus dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan antibiotik dalam melawan penyakit, disebabkan meningkatnya jumlah
baketri yang resisten terhadap antibiotik tersebut.
Related Post:
Khasiatdan Keutamaan Kurma Untuk Kesehatan
Related Post:
Khasiatdan Keutamaan Kurma Untuk Kesehatan