Adakah hubungan Tafsir Spiritual dari Peristiwa Supranatural?.
Tafsir
spiritual terhadap supranatural merupakan kekuatan supranatural yang
dianugrahkan Tuhan kepada manusia khususnya para rasul. Berdasarkan fakta,
data, dan sejarah dimana Sulaiman as memahami bahasa burung, menundukkan
makhluk gaib seperti jin dan Ifrit, bahkan orang yang fasik, berhasil
melahirkan kekuatan supranatural, karena ia memanfaatkan “segenggam dari jejak
Rasul.” Para ahli tafsir meriwayatkan berbagai keterangan tentang ini.
Al-Quran
berulangkali menjelaskan kekuatan supranatural yang dianugrahkan Tuhan kepada
para rasul. Sulaiman as memahami bahasa burung, menundukkan makhluk gaib
seperti jin dan Ifrit, menaklukkan angin sehingga angin bergerak sesuai dengan
perintahnya. Dawud as melunakkan besi dengan jari-jarinya. Ibrahim as mengubah
panas api menjadi dingin dan menghidupkan burung yang sudah dicincangnya. Musa
as mengalahkan tukang-tukang sihir, membelah lautan, dan mengeluarkan air dari
bebatuan semuanya dengan tongkatnya. Isa as menyembuhkan yang sakit dan
menghidupkan yang mati. Yusuf as menyembuhkan kebutaan ayahnya dengan
mengusapkan pakaiannya ke matanya. Muhammad saw membelah bulan.
Di
samping kekuatan supranatural, Al-Quran menceritakan juga pengetahuan
supranatural (ilmu gaib) yang dimiliki para Nabi as: Nabi Adam as mengetahui nama-nama yang tidak diketahui oleh
para malaikat (QS. Al-Baqarah 31-33).
وَعَلَّمَ
ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ
أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣١ قَالُواْ
سُبۡحَٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ
ٱلۡحَكِيمُ ٣٢ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡۖ فَلَمَّآ
أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآئِهِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ غَيۡبَ
ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ ٣٣
31.Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu mamang benar orang-orang yang benar!
32.Mereka menjawab: "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana"
33.Allah berfirman: "Hai Adam,
beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?
Nabi Nuh as mengetahui bahwa tidak akan bertambah orang yang
beriman kepadanya dan bahwa orang-orang kafir di tengah-tengah kaumnya hanya
akan melahirkan generasi yang durhaka saja (QS. Hud 36; QS. Nuh 26-27).
وَأُوحِيَ
إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤۡمِنَ مِن قَوۡمِكَ إِلَّا مَن قَدۡ ءَامَنَ فَلَا
تَبۡتَئِسۡ بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ٣٦
36. Dan
diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara
kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu
bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan
وَقَالَ
نُوحٞ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا ٢٦ إِنَّكَ
إِن تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّواْ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓاْ إِلَّا فَاجِرٗا كَفَّارٗا
٢٧
26. Nuh
berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara
orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi
27. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu,
dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat
kafir
Nabi Ibrahim
as melihat (diperlihatkan kepadanya) alam malakut di langit dan bumi (QS.
Al-An’am 75).
وَكَذَٰلِكَ
نُرِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ
٧٥
75. Dan
demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang
terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk
orang yang yakin
Nabi Ya’qub as mengetahui apa yang bakal terjadi pada putranya Yusuf as dan kelak tahu bahwa Yusuf masih hidup (QS. Yusuf 4-6, 13, 18).
إِذۡ
قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّي رَأَيۡتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوۡكَبٗا وَٱلشَّمۡسَ
وَٱلۡقَمَرَ رَأَيۡتُهُمۡ لِي سَٰجِدِينَ ٤ قَالَ يَٰبُنَيَّ لَا تَقۡصُصۡ
رُءۡيَاكَ عَلَىٰٓ إِخۡوَتِكَ فَيَكِيدُواْ لَكَ كَيۡدًاۖ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ
لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ٥ وَكَذَٰلِكَ يَجۡتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ
مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ
يَعۡقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيۡكَ مِن قَبۡلُ إِبۡرَٰهِيمَ
وَإِسۡحَٰقَۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ٦
4.
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat
semuanya sujud kepadaku"
5. Ayahnya berkata:
"Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada
saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia"
6. Dan demikianlah
Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu
sebahagian dari ta´bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu
dan kepada keluarga Ya´qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
قَالَ
إِنِّي لَيَحۡزُنُنِيٓ أَن تَذۡهَبُواْ بِهِۦ وَأَخَافُ أَن يَأۡكُلَهُ ٱلذِّئۡبُ
وَأَنتُمۡ عَنۡهُ غَٰفِلُونَ ١٣ قَالُواْ لَئِنۡ أَكَلَهُ ٱلذِّئۡبُ وَنَحۡنُ
عُصۡبَةٌ إِنَّآ إِذٗا لَّخَٰسِرُونَ ١٤ فَلَمَّا ذَهَبُواْ بِهِۦ وَأَجۡمَعُوٓاْ
أَن يَجۡعَلُوهُ فِي غَيَٰبَتِ ٱلۡجُبِّۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِ
لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمۡرِهِمۡ هَٰذَا وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ١٥ وَجَآءُوٓ
أَبَاهُمۡ عِشَآءٗ يَبۡكُونَ ١٦ قَالُواْ يَٰٓأَبَانَآ إِنَّا ذَهَبۡنَا
نَسۡتَبِقُ وَتَرَكۡنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئۡبُۖ وَمَآ
أَنتَ بِمُؤۡمِنٖ لَّنَا وَلَوۡ كُنَّا صَٰدِقِينَ ١٧ وَجَآءُو عَلَىٰ قَمِيصِهِۦ
بِدَمٖ كَذِبٖۚ قَالَ بَلۡ سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ أَمۡرٗاۖ فَصَبۡرٞ
جَمِيلٞۖ وَٱللَّهُ ٱلۡمُسۡتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ ١٨
13. Berkata
Ya´qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan
aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari
padanya"
14. Mereka berkata:
"Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat),
sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi"
15. Maka tatkala
mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka
masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf:
"Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini,
sedang mereka tiada ingat lagi"
16. Kemudian mereka
datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis
17. Mereka berkata:
"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan
kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah
orang-orang yang benar"
18. Mereka datang
membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya´qub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang
dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan"
Nabi Luth as mengetahui bahwa kaumnya akan
dibinasakan pada waktu Subuh (QS. Hud 81).
قَالُواْ
يَٰلُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيۡكَۖ فَأَسۡرِ بِأَهۡلِكَ
بِقِطۡعٖ مِّنَ ٱلَّيۡلِ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٌ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ
إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا مَآ أَصَابَهُمۡۚ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ أَلَيۡسَ ٱلصُّبۡحُ
بِقَرِيبٖ ٨١
81. Para
utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu,
sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir
malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali
isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena
sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah
subuh itu sudah dekat?"
Nabi Yusuf as mengetahui
takwil mimpi dan meramalkan apa yang bakal terjadi pada orang yang bermimpi itu
(QS. Yusuf 101, 36-41, 43-49).
۞رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِي مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِي مِن
تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِيِّۦ فِي ٱلدُّنۡيَا
وَٱلۡأٓخِرَةِۖ تَوَفَّنِي مُسۡلِمٗا وَأَلۡحِقۡنِي بِٱلصَّٰلِحِينَ ١٠١
101. Ya
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan
dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta´bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta
langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh
وَدَخَلَ
مَعَهُ ٱلسِّجۡنَ فَتَيَانِۖ قَالَ أَحَدُهُمَآ إِنِّيٓ أَرَىٰنِيٓ أَعۡصِرُ
خَمۡرٗاۖ وَقَالَ ٱلۡأٓخَرُ إِنِّيٓ أَرَىٰنِيٓ أَحۡمِلُ فَوۡقَ رَأۡسِي خُبۡزٗا
تَأۡكُلُ ٱلطَّيۡرُ مِنۡهُۖ نَبِّئۡنَا بِتَأۡوِيلِهِۦٓۖ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
٣٦ قَالَ لَا يَأۡتِيكُمَا طَعَامٞ تُرۡزَقَانِهِۦٓ إِلَّا نَبَّأۡتُكُمَا
بِتَأۡوِيلِهِۦ قَبۡلَ أَن يَأۡتِيَكُمَاۚ ذَٰلِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّيٓۚ
إِنِّي تَرَكۡتُ مِلَّةَ قَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ
هُمۡ كَٰفِرُونَ ٣٧ وَٱتَّبَعۡتُ مِلَّةَ ءَابَآءِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ
وَيَعۡقُوبَۚ مَا كَانَ لَنَآ أَن نُّشۡرِكَ بِٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ ذَٰلِكَ مِن
فَضۡلِ ٱللَّهِ عَلَيۡنَا وَعَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا
يَشۡكُرُونَ ٣٨ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ ءَأَرۡبَابٞ مُّتَفَرِّقُونَ خَيۡرٌ أَمِ ٱللَّهُ
ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ٣٩ مَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسۡمَآءٗ
سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن
سُلۡطَٰنٍۚ إِنِ ٱلۡحُكۡمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ
إِيَّاهُۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا
يَعۡلَمُونَ ٤٠ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ أَمَّآ أَحَدُكُمَا فَيَسۡقِي رَبَّهُۥ
خَمۡرٗاۖ وَأَمَّا ٱلۡأٓخَرُ فَيُصۡلَبُ فَتَأۡكُلُ ٱلطَّيۡرُ مِن رَّأۡسِهِۦۚ
قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ٱلَّذِي فِيهِ تَسۡتَفۡتِيَانِ ٤١
36. Dan
bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah
salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku
memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan
burung". Berikanlah kepada kami ta´birnya; sesungguhnya kami memandang
kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena´birkan mimpi)
37. Yusuf berkata:
"Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu
melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu
sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan
kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian
38. Dan aku pengikut
agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya´qub. Tiadalah patut bagi kami
(para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu
adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi
kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya)
39. Hai kedua
penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa
40. Kamu tidak
menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
41. Hai kedua penghuni
penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman
tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu
burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu
berdua menanyakannya (kepadaku)"
وَقَالَ
ٱلۡمَلِكُ إِنِّيٓ أَرَىٰ سَبۡعَ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ
وَسَبۡعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖۖ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ
أَفۡتُونِي فِي رُءۡيَٰيَ إِن كُنتُمۡ لِلرُّءۡيَا تَعۡبُرُونَ ٤٣ قَالُوٓاْ
أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمٖۖ وَمَا نَحۡنُ بِتَأۡوِيلِ ٱلۡأَحۡلَٰمِ بِعَٰلِمِينَ ٤٤ وَقَالَ
ٱلَّذِي نَجَا مِنۡهُمَا وَٱدَّكَرَ بَعۡدَ أُمَّةٍ أَنَا۠ أُنَبِّئُكُم
بِتَأۡوِيلِهِۦ فَأَرۡسِلُونِ ٤٥ يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفۡتِنَا فِي
سَبۡعِ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ وَسَبۡعِ سُنۢبُلَٰتٍ
خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖ لَّعَلِّيٓ أَرۡجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ
يَعۡلَمُونَ ٤٦ قَالَ تَزۡرَعُونَ سَبۡعَ سِنِينَ دَأَبٗا فَمَا حَصَدتُّمۡ
فَذَرُوهُ فِي سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تَأۡكُلُونَ ٤٧ ثُمَّ يَأۡتِي
مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ سَبۡعٞ شِدَادٞ يَأۡكُلۡنَ مَا قَدَّمۡتُمۡ لَهُنَّ إِلَّا
قَلِيلٗا مِّمَّا تُحۡصِنُونَ ٤٨ ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ عَامٞ فِيهِ
يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعۡصِرُونَ ٤٩
43. Raja
berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh
bulir lainnya yang kering". Hai orang-orang yang terkemuka:
"Terangkanlah kepadaku tentang ta´bir mimpiku itu jika kamu dapat
mena´birkan mimpi"
44. Mereka menjawab:
"(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu
menta´birkan mimpi itu"
45. Dan berkatalah
orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah
beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang
yang pandai) mena´birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya)"
46. (Setelah pelayan
itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang yang amat
dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh
bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali
kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya"
47. Yusuf berkata:
"Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa
yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan
48. Kemudian sesudah
itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum)
yang kamu simpan
49. Kemudian setelah
itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan
dimasa itu mereka memeras anggur"
Nabi Shalih as menubuwat-kan bahwa kaumnya akan
menerima azab setelah tiga hari (QS. Hud 64-65; QS. Al-Dzariyyat 43-44).
وَيَٰقَوۡمِ
هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٞ قَرِيبٞ ٦٤ فَعَقَرُوهَا
فَقَالَ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ذَٰلِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ
مَكۡذُوبٖ ٦٥
64. Hai
kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan
kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa
azab yang dekat"
65. Mereka membunuh
unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu
selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan"
Nabi Shalih as
menubuwat-kan bahwa kaumnya akan menerima azab setelah tiga hari (QS.
Al-Dzariyyat 43-44).
وَفِي
ثَمُودَ إِذۡ قِيلَ لَهُمۡ تَمَتَّعُواْ حَتَّىٰ حِينٖ ٤٣ فَعَتَوۡاْ عَنۡ أَمۡرِ
رَبِّهِمۡ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ وَهُمۡ يَنظُرُونَ ٤٤
43. Dan pada
(kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: "Bersenang-senanglah
kalian sampai suatu waktu"
44. Maka mereka
berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan
mereka melihatnya
Nabi Isa as mengetahui
apa yang akan dimakan oleh kaumnya dan apa yang mereka simpan (QS. Ali Imran
49).
وَرَسُولًا
إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنِّي قَدۡ جِئۡتُكُم بَِٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ
أَنِّيٓ أَخۡلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيَۡٔةِ ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ
فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ
وَأُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ وَمَا
تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم
مُّؤۡمِنِينَ ٤٩
49. Dan
(sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah;
dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku)
bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman
Nabi Muhammad saw mengetahui bahwa istrinya menyebarkan rahasianya (QS. Al-Tahrim 12)
وَمَرۡيَمَ
ٱبۡنَتَ عِمۡرَٰنَ ٱلَّتِيٓ أَحۡصَنَتۡ فَرۡجَهَا فَنَفَخۡنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا
وَصَدَّقَتۡ بِكَلِمَٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ وَكَانَتۡ مِنَ ٱلۡقَٰنِتِينَ ١٢
12. dan
(ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan
ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat
Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat
10.
Yang sangat terkenal, Nabi Khidhir mengetahui apa yang bakal terjadi dan
melakukan berbagai tindakan untuk menghindarkan kecelakaan (QS. Al-Kahf
60-82).
وَإِذۡ
قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبۡرَحُ حَتَّىٰٓ أَبۡلُغَ مَجۡمَعَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ
أَوۡ أَمۡضِيَ حُقُبٗا ٦٠ فَلَمَّا بَلَغَا مَجۡمَعَ بَيۡنِهِمَا نَسِيَا
حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِي ٱلۡبَحۡرِ سَرَبٗا ٦١ فَلَمَّا جَاوَزَا
قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدۡ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا
نَصَبٗا ٦٢ قَالَ أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ
وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ
فِي ٱلۡبَحۡرِ عَجَبٗا ٦٣ قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ
ءَاثَارِهِمَا قَصَصٗا ٦٤ فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ
رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا ٦٥ قَالَ لَهُۥ
مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦ قَالَ
إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٦٧
وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا ٦٨ قَالَ
سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرٗا وَلَآ أَعۡصِي لَكَ أَمۡرٗا ٦٩ قَالَ
فَإِنِ ٱتَّبَعۡتَنِي فَلَا تَسَۡٔلۡنِي عَن شَيۡءٍ حَتَّىٰٓ أُحۡدِثَ لَكَ
مِنۡهُ ذِكۡرٗا ٧٠ فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِي ٱلسَّفِينَةِ
خَرَقَهَاۖ قَالَ أَخَرَقۡتَهَا لِتُغۡرِقَ أَهۡلَهَا لَقَدۡ جِئۡتَ شَيًۡٔا
إِمۡرٗا ٧١ قَالَ أَلَمۡ أَقُلۡ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٧٢ قَالَ
لَا تُؤَاخِذۡنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرۡهِقۡنِي مِنۡ أَمۡرِي عُسۡرٗا ٧٣ فَٱنطَلَقَا
حَتَّىٰٓ إِذَا لَقِيَا غُلَٰمٗا فَقَتَلَهُۥ قَالَ أَقَتَلۡتَ نَفۡسٗا زَكِيَّةَۢ
بِغَيۡرِ نَفۡسٖ لَّقَدۡ جِئۡتَ شَيۡٔٗا نُّكۡرٗا ٧٤ ۞قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكَ
إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٧٥ قَالَ إِن سَأَلۡتُكَ عَن شَيۡءِۢ
بَعۡدَهَا فَلَا تُصَٰحِبۡنِيۖ قَدۡ بَلَغۡتَ مِن لَّدُنِّي عُذۡرٗا ٧٦ فَٱنطَلَقَا
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهۡلَ قَرۡيَةٍ ٱسۡتَطۡعَمَآ أَهۡلَهَا فَأَبَوۡاْ أَن
يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارٗا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥۖ
قَالَ لَوۡ شِئۡتَ لَتَّخَذۡتَ عَلَيۡهِ أَجۡرٗا ٧٧ قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيۡنِي
وَبَيۡنِكَۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأۡوِيلِ مَا لَمۡ تَسۡتَطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرًا ٧٨ أَمَّا
ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتۡ لِمَسَٰكِينَ يَعۡمَلُونَ فِي ٱلۡبَحۡرِ فَأَرَدتُّ أَنۡ
أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٞ يَأۡخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصۡبٗا ٧٩ وَأَمَّا
ٱلۡغُلَٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤۡمِنَيۡنِ فَخَشِينَآ أَن يُرۡهِقَهُمَا
طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗا ٨٠ فَأَرَدۡنَآ أَن يُبۡدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيۡرٗا
مِّنۡهُ زَكَوٰةٗ وَأَقۡرَبَ رُحۡمٗا ٨١ وَأَمَّا ٱلۡجِدَارُ فَكَانَ
لِغُلَٰمَيۡنِ يَتِيمَيۡنِ فِي ٱلۡمَدِينَةِ وَكَانَ تَحۡتَهُۥ كَنزٞ لَّهُمَا
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحٗا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبۡلُغَآ أَشُدَّهُمَا
وَيَسۡتَخۡرِجَا كَنزَهُمَا رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ
أَمۡرِيۚ ذَٰلِكَ تَأۡوِيلُ مَا لَمۡ تَسۡطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرٗا ٨٢
60. Dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun"
61. Maka tatkala
mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu
ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu
62. Maka tatkala
mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah
kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan
kita ini"
63. Muridnya
menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu
tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah
yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil
jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali"
64. Musa berkata:
"Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti
jejak mereka semula
65. Lalu mereka bertemu
dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan
kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu
dari sisi Kami
66. Musa berkata
kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku
ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?
67. Dia menjawab:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku
68. Dan bagaimana
kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal itu?
69. Musa berkata:
"Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku
tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun"
70. Dia berkata:
"Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang
sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu"
71. Maka berjalanlah
keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa
berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan
penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang
besar
72. Dia (Khidhr)
berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sabar bersama dengan aku"
73. Musa berkata:
"Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani
aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku"
74. Maka berjalanlah
keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr
membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan
karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar"
75. Khidhr berkata:
"Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan
dapat sabar bersamaku?
76. Musa berkata:
"Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah
kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan
uzur padaku"
77. Maka keduanya
berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka
minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau
menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah
yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata:
"Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu"
78. Khidhr berkata:
"Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan
kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya
79. Adapun bahtera
itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan
merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas
tiap-tiap bahtera
80. Dan adapun anak
muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia
akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran
81. Dan kami menghendaki,
supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik
kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu
bapaknya)
82. Adapun dinding
rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada
harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang
saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya
dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku
melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"
Kekuatan
dan pengetahuan supranatural juga dapat terjadi pada orang-orang yang bukan
Nabi. Sihir termasuk di antaranya. Kita tidak membicarakan sihir pada
kesempatan sekarang, karena kita telah membicarakannya pada waktu yang lain.
Kisah
Ashaf bin Burkhaya. Al-Quran bercerita tentang kisah Nabi Sulaiman as dan ratu
Bilqis: “Berkata Sulaiman: Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. Berkata Ifrit (yang cerdik)
dari golongan jin: “Aku akan datangkan kepadamu singgasana itu sebelum kau
berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya
lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: Ini
termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari
(nikmat-Nya).” (QS. Al-Naml 38-40.)
قَالَ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِي بِعَرۡشِهَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِي
مُسۡلِمِينَ ٣٨ قَالَ عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن
تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ ٣٩ قَالَ ٱلَّذِي
عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ
إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن
فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا
يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠
38. Berkata
Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri"
39. Berkata ´Ifrit
(yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya
aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya"
40. Berkatalah
seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia"
Di
sini dikisahkan kekuatan supranatural yang dimiliki oleh “seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab”.
Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang orang ini. Sebagian mengatakan orang ini malaikat Jibril
atau malaikat lain yang ditugaskan untuk membantu Nabi Sulaiman as. Menurut Ibn Abbas orang itu ialah Ashaf bin
Burkhaya, wazir Sulaiman. Ia mengetahui
nama Allah yang agung, yang bila berdoa dengan nama itu, Allah akan
mengabulkannya. Yang lain berkata: Orang itu Nabi Khidhir as. Dr. Al-Zuhaili
menulis selanjutnya, “Yang benar adalah pendapat Al-Razi. Orang itu Sulaiman
as, karena ia lebih mengetahui Al-Kitab daripada yang lain dan karena ia
seorang Nabi.” Tetapi kata Abu Hayyan, “Pendapat yang paling aneh ialah orang
itu Nabi Sulaiman. Seakan-akan ia berkata kepada dirinya: Aku akan datangkan
kepadamu sebelum matamu berkedip.” [i]
Al-Fakhr
Al-Razi memang lebih suka menisbatkan orang itu kepada Nabi Sulaiman dengan
alasan: (1) Kata alladzî menurut bahasa menunjukkan orang tertentu; dan orang
yang dikenal mengetahui ilmu Al-Kitab adalah Sulaiman as. Ia lebih tahu tentang
Al-Kitab karena ia nabi; (2) Mendatangkan singgasana pada waktu yang begitu
cepat menunjukkan derajat yang tinggi. Sekiranya yang melakukannya Ashaf, bukan
Sulaiman, tentulah Ashaf lebih utama dari Sulaiman. Hal yang tidak mungkin; (3)
Sekiranya Sulaiman memerlukan bantuan Ashaf, berarti kedudukan Sulaiman kurang
di mata manusia; (4) Sulaiman berkata, “Ini adalah karunia Tuhanku untuk
menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur.” Ini menunjukkan bahwa peristiwa
yang menakjubkan itu dimunculkan Tuhan karena doa Sulaiman as. [ii]
Seperti
Abu Hayyan, saya kita menisbahkan orang itu kepada Nabi Sulaiman as
bertentangan dengan konteks kalimat. Bukankah Sulaiman meminta kepada para
pembesarnya untuk mendatangkan singgasana itu? Jika orang itu Sulaiman, mata
siapa yang berkedip itu? Sebagaimana pendapat jumhur mufasirin, dan berdasarkan
banyak hadis [iii], kita harus menisbahkan orang itu kepada Ashaf bin Burkhaya.
Ia itu orang yang sangat berilmu, wazir Nabi Sulaiman, dan dalam satu riwayat
disebut-sebut sebagai orang yang diwasiatkan untuk menjalankan pemerintahan
sepeninggalnya.
Terjadi
juga ikhtilaf tentang apa yang dimaksud “ilmu dari Al-Kitab”. Yang paling
mashur di kalangan ‘urafa, Al-Kitab yang dimaksud adalah Kitab Al-Ma’rifat
Al-Rabbaniyyah, yang terdiri dari pengetahuan tentang asma Allah. pengetahuan
ini disebut juga sebagai pengetahuan tentang 72 huruf dari 73 huruf kitab
makrifat. Dr. Al-Shadiqi menjelaskan tafsir ruhaniah dari ayat di atas sebagai
berikut: [iv]
Satu
huruf dari Nama yang Agung ini dikhususkan kepada Tuhan, yaitu dimensi zat,
sifat zat, dan hakikat sifat fi’liyah. Semua huruf yang lain adalah
dimensi-dimensi makrifat yang dibagikan kepada hamba-hamba Allah yang mukhlis.
Setiap kali bertambah huruf-huruf makrifat ini, bertambahlah syariat yang dipikul
oleh pemiliknya. Allah pun menambah penampakkan (mazhar) pada ayat-ayat
pengetahuan dan kekuasaan-Nya, “Wahai hamba-Ku, taatilah Aku sehingga Aku
jadikan kamu seperti Aku. Aku berkata kepada sesuatu jadilah, maka ia pun
menjadi.” Betapa pun berbedanya “kun” takwiniyah dari Tuhan sendiri.
Ashaf
bin Burkhaya adalah hamba Allah yang mukhlis. Dengan pensucian dirinya, ia
dianugrahi Allah pengenalan akan asma Allah yang Agung. Ia menyerap sifat-sifat
Tuhan, termasuk kalimat “kun”. Dengan itu ia mengeluarkan kekuatan yang
supranatural, karena ia sudah menjadi mazhhar dari kekuasaan Tuhan. Ia menjadi
tajalliyat dari Allah sendiri. Dalam istilah Ibn ‘Arabi, ia menjadi insan
kamil. Dengan demikian, manusia selain Nabi, melalui proses pensucian diri dan
penyerapan asma Allah, akan sanggup melahirkan peristiwa-peristiwa
supranatural. Bukan mukjizat, tetapi keramat. Perbedaan istilah itu juga
menunjukkan hirarki kekuatan itu di alam semesta.
Contoh
lain dalam Al-Quran tentang manusia biasa yang dianugrahi Allah kekuatan
supranatural adalh Maryam. Al-Quran melukiskan Maryam sebagai perempuan yang
saleh, yang menghabiskan waktunya dalam mihrab. Tuhan menurunkan makanan dari
langit ke mihrabnya (QS. Ali Imran 37).
فَتَقَبَّلَهَا
رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا
زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا
رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ
إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ ٣٧
37. Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi
Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab
Ia juga diberi kekuatan luar biasa untuk menjatuhkan buah
kurma dengan menggerakkan batang pohonnya ketika ia sedang dilanda sakit pada
waktu melahirkan. (QS. Maryam 23-26)
فَأَجَآءَهَا
ٱلۡمَخَاضُ إِلَىٰ جِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ قَالَتۡ يَٰلَيۡتَنِي مِتُّ قَبۡلَ هَٰذَا
وَكُنتُ نَسۡيٗا مَّنسِيّٗا ٢٣ فَنَادَىٰهَا مِن تَحۡتِهَآ أَلَّا تَحۡزَنِي قَدۡ
جَعَلَ رَبُّكِ تَحۡتَكِ سَرِيّٗا ٢٤ وَهُزِّيٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ
تُسَٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبٗا جَنِيّٗا ٢٥ فَكُلِي وَٱشۡرَبِي وَقَرِّي عَيۡنٗاۖ
فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدٗا فَقُولِيٓ إِنِّي نَذَرۡتُ
لِلرَّحۡمَٰنِ صَوۡمٗا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡيَوۡمَ إِنسِيّٗا ٢٦
23. Maka
rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon
kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan
aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan"
24. Maka Jibril
menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu
25. Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu
26. maka makan, minum
dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:
"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah,
maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini"
Kisah Samiri. Al-Quran juga bercerita tentang seseorang yang
berhasil membuat patung yang bisa berbicara. Dengan patung itu, ia membawa Bani
Israil yang ditinggalkan Musa as kepada kesesatan (QS. Thaha 88).
فَأَخۡرَجَ
لَهُمۡ عِجۡلٗا جَسَدٗا لَّهُۥ خُوَارٞ فَقَالُواْ هَٰذَآ إِلَٰهُكُمۡ وَإِلَٰهُ
مُوسَىٰ فَنَسِيَ ٨٨
88. kemudian
Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan
bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa
telah lupa"
Ketika Musa as menyaksikan keajaiban patung
emas yang dibuat Samiri, berkata Musa, “Apakah yang mendorongmu (berbuat
demikian) Hai Samiri?” Samiri menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang mereka
tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak Rasul lalu aku
melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku.” (QS. Thaha 95-96)
قَالَ فَمَا خَطۡبُكَ
يَٰسَٰمِرِيُّ ٩٥ قَالَ بَصُرۡتُ بِمَا لَمۡ يَبۡصُرُواْ بِهِۦ فَقَبَضۡتُ
قَبۡضَةٗ مِّنۡ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ فَنَبَذۡتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتۡ لِي
نَفۡسِي ٩٦
95. Berkata
Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?
96. Samiri menjawab:
"Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil
segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku
membujukku"
Dalam
kisah ini, Al-Quran menceritakan manusia biasa, bahkan orang yang fasik,
berhasil melahirkan kekuatan supranatural, karena ia memanfaatkan “segenggam
dari jejak Rasul.” Para ahli tafsir meriwayatkan berbagai keterangan tentang
ini. Sebagian mengatakan bahwa ketika Bani Israil menyeberangi Laut Merah, Samiri
melihat malaikat Jibril berjalan di hadapannya menunggang kuda. Rasul di situ
adalah Jibril. Ia mengambil tanah yang diinjak oleh malaikat. Tanah itu
dimasukan ke dalam adonan patung emas yang dibikinnya. Dengan “berkat” tanah
itu, patung itu mempunyai kekuatan gaib.
Sebagian
ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Rasul di situ adalah Nabi
Musa as. Siapa saja yang dimaksud, Al-Quran mengajarkan bahwa orang dapat
memperoleh kekuatan gaib dengan mengambil berkat dari jejak Rasul.
Demikianlah pembahasan terhadap Tafsir Spiritual Terhadap Peristiwa Supranatural, tentunya bisa kita simpulkan sendiri dan untuk lebih mendalam lagi penting juga kita memahami terhadap bagaimana hubungan Tafsir Materialistik terhadap Supranatural namun sbelumnya mesti kita paham dulu terhadap apa itu Pengertian Supranatural. Selanjutnya bisa kita baca pada link yang sudah Abah Opar cantumkan dan terima kasih sudah mampir di situs kami semoga bermanfaat.