a.
Kecakapan Pribadi (personal)
1)
Memberi
salam dan bersalaman kepada teman, dan guru
2)
Membaca
doa sebelum dan sesudah belajar
3)
Opsih
setiap hari sebelum masuk sekolah.
b.
Kecakapan Sosial
1)
Menjenguk
teman yang sedang sakit
2)
Mengadakan
kerja bakti membersihkan sampah
c.
Kecakapan Akademik
1)
Meningkatkan
pembinaan lomba siswa berprestasi
2)
Mengikuti
PORSENI,
O2SN
3)
Mengadakan
wajib membaca buku
4)
Menerapkan
pembelajaran aktif dan bermakna
a.
Character
Building
(CB) SD Negeri Cikumpa
Penginformasian terhadap program Gharacter Building dilakukan dalam upacara bendera oleh Pembina
upacara dengan uraian table sebagai berikut:
No. | Bulan | Materi yang disampaikan |
---|---|---|
1 | Januari | 1. Penanaman tentang menghargai orang lain(teman, guru, karyawan umum, satpam, dll) |
2. Bagaimana menghargai perbedaan antar teman, beda agama, dll | ||
3. Bagaimana menyelesaikan masalah dengan teman | ||
4. Bagaimana adab bertamu atau masuk ke ruangan lain di sekolah | ||
2 | Februari | 5. Menanamkan semangat pentingnya belajar dan belajar |
6. Menanamkan semangat pentingnya meraih mimpi dan berkompetisi | ||
7. Menanamkan semangat berbagi dengan teman | ||
8. Menanamkan pentingnya memiliki sikap jujur | ||
3 | Maret | 9. Menanamkan pentingnya sikap mandiri, baik di sekolah maupun di rumah |
10. Menanamkan rasa menyayangi thd orangtua | ||
11. Menanamkan pentingnya mengerjakan shalat | ||
12. Menanamkan pentingnya membaca Al Quran | ||
4 | April | 13. Etika bermain dengan lawan jenis |
14. Etika mengenakan pakaian bagi perempuan | ||
15. Etika berbicara dengan teman, guru, orangtua | ||
16. Etika | ||
17. Menanamkan materi2 tentang persiapan menuju pubertas | ||
18. Menanamkan materi2 tentang persiapan menuju pubertas | ||
19. Menanamkan materi2 tentang persiapan menuju pubertas | ||
20. Menanamkan materi2 tentang persiapan menuju pubertas |
H.1 Pendidikan Berbasis Keunggulan Global
H.1.1
Bahasa Inggris
Menyikapi tantangan era globalisasi yang makin besar, arus informasi makin cepat
dan persaingan makin kuat, sekolah perlu mempersiapkan berbagai kegiatan yang
ikut bersaing dalam era tersebut sejak dini.
Kegiatan SD Negeri Cikumpa untuk mengembangkan
hal tersebut antara lain:
1.
Meningkatkan
pembelajaran Bahasa Inggris
2.
Meningkatan
Pembelajaran keterampilan komputer
3.
Memperkenalkan
internet sehat kepada
siswa kelas 5 dan 6
4.
Meningkatkan
pemahaman kitab suci masing-masing agama
kepada siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6
5.
Memberikan
pemahaman dampak informasi dari media
6.
Menanamkan
dan meningkatkan rasa kebangsaan yang berwawasan nasional
Konsep baru
yang disebut Pendidikan Berbasis Keunggulan “global” untuk SD Negeri
Cikumpa penerapan sistem bilingual, dilakukan secara simultaneous dengan
penerapan sistem bilingual dan juga pengembangan wawasan pergaulan global, pengajaran
klasikal di kelas, pembacaan buku, pemutaran film-film, games and other fun
activities such as singing together, etc. Selanjutnya, tips penerapan
sistem bilingual :
1.
Disampaikan kepada para orang tua dan akan di endorse
lagi pada hari pertama masuk penerapan sistem bilingual ini dilakukan secara
bertahap. Sebagai berikut:
a.
Menggunakan sistem bilingual ini pada pembelajaran Bahasa Inggris.
b.
Bahasa Inggris sebagai medium of instruction.
Direncanakan dalam tiga tahun ke depan : 10% dalam 1 tahun tahap pertama, 15%
dalam 2 Tahun tahap kedua, 25% dalam 3
Tahun tahap ketiga, dan baru pada tahun ke 6 teakhir diupayakan 50% (Medium
Still, everything is subject to the result of continuous evaluation). Ini dalam hal
pengajaran, sementara dalam hal penggunaan bahasa Inggris oleh siswa,
prosentasenya bisa lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung penguasaan bahasa
Inggris oleh masing-masing siswa.
c.
Bagi guru mata pelajaran selain Bahasa Inggris
mata pelajaran di atas yang penguasaan bahasa Inggrisnya bagus, dianjurkan
untuk menggunakan bahasa Inggris sebanyak-banyaknya.
d.
Bahasa Inggris perlu diucapkan sebanyak
mungkin. Dengan cara memulai menggunakan bahasa Inggris, baik di kelas maupun
di luar kelas.
2.
Selain menggunakan buku-buku lokal yang telah dipilih, para guru
dianjurkan untuk secara teratur memberikan hand out berupa bahan-bahan
tambahan dalam bahasa Inggris. (Mesti dipastikan bahwa lembar-lembar “Today’s
Vocabulary” diberikan kepada anak untuk membantu penyelesaian latihan-latihan
ini.
3.
Build up kosa kata yang
banyak dipakai dalam mata pelajaran yang diajarkannya secara bertahap. Kosa
kata ini hendaknya juga diajarkan kepada siswa. Vocabulary build up ini
bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan pengajaran dalam bahasa Inggris
yang telah diadakan itu.
4.
Perbaikan penguasaan bahasa Inggris ini bisa
difokuskan pada percakapan dan penguasaan struktur dan kosa kata untuk
keperluan pengajaran di bidangnya. “English Day” dengan penggunaan
kosa-kosa kata dan kalimat bahasa Indonesia secara terbatas. Juga perlu
diupayakan English Conversation Club for Teachers dengan
fasilitator yang andal.
5.
Kegiatan ekstrakurikular untuk siswa juga
perlu mencakup pengajaran bahasa Inggris oleh native speaker.
H.2 Keunggulan Berbasis Lokal
H.2.1
Seni dan Sastra Sunda
Kurikulum SD Negeri
Cikumpa dikembangkan berdasarkan keunggulan berbasis lokal, menitik-beratkan
kepada nilai dan budaya seni sunda, melalui penampilan pentas-pentas budaya,
alat musik sunda, dan lagu-lagu sunda. Seni
dan Sastra Sunda dikembangkan di SD Negeri Cikumpa dan sebagai Klinik Ajang
Kompetensi untuk lomba Pasanggiri yang dilakukan mulai tingkat Gugus,
Kecamatan, Kota, dan Provinsi.
Unsur-unsur
Seni dan Sastra Sunda yang dikembangkan di SD Negeri Cikumpa adalah sebagai
berikut:
1.
Pengenalan
Terhadap Sejarah Sunda
Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia.
Suku Sunda dikenal berasal dari Jawa Barat, tepatnya pada Kerajaan Tarumanegara
pada masa lampau. Sunda sendiri berasal dari nama ibukota Kerajaan Tarumanegara
yaitu Sundapura. Budaya sunda merupakan budaya yang tumbuh dan hidup di dalam
masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai orang-orang yang ramah,
periang, lemah lembut, murah senyum, serta menghormati orang tua.
2.
Mengenal
Etos Budaya Sunda
Etos budaya sunda atau watak budaya sunda sudah
dilakukan sejak zaman Salaka Nagara. Melalui watak tersebut, masyarakat Sunda
menjadi makmur dan sejahtera selama lebih dari seribu tahun. Watak budaya sunda
yang dimaksud yaitu cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan
pinter (pandai/cerdas). Melalui watak tersebut masyarakat sunda
terbimbing untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan watak tersebut walaupun
memang tidak bisa sempurna diterapkan dalam pribadi masing-masing orang Sunda.
Etos budaya Sunda ini bisa menjadi contoh yang baik
bagi masyarakat di kawasan lainnya. Menjaga kesehatan menjadi hal yang perlu
dilakukan tak hanya bagi orang Sunda tapi juga masyarakat di daerah lainnya di
Indonesia. Begitu juga mengamalkan hal yang baik dan benar. Sesuatu yang baik
belum tentu benar, namun jika digabungkan maka bisa memilih amalan yang tepat
yaitu yang mengandung unsur baik dan benar. Masyarakat Sunda juga menganut etos
mawas diri dan pintar. Mawas diri diperlukan agar pribadi tiap orang Sunda
dapat terjaga sehingga tidak berbuat melampaui batas. Begitu juga dengan watak
pandai yang juga diperlukan dalam pribadi tiap orang Sunda. Masyarakat Sunda
perlu menuntut ilmu untuk menambah kepandaian mereka. Ilmu-ilmu tersebut
nantinya dapat digunakan untuk membangun masyarakat maupun untuk membangun
kehidupan pribadi yang lebih baik.
3.
Menerapkan
Nilai Budaya Sunda
Budaya
Sunda memiliki nilai-nilai tersendiri yang berbeda dari budaya daerah lainnya.
Masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang lembut, relijius,d an spiritual.
Mereka sesuai dengan pameo silih asih, silih asah, dan silih asuh. Artinya
yaitu masyarakat Sunda saling mengasihi, saling memperbaiki diri, dan saling melindungi.
Sebagian masyarakat Sunda masih mempertahankan upacara adat asli Sunda. Mereka
juga senang bergotong royong sehingga terjalin kebersamaan antar warga. Nilai
saling mengasihi yang ditanamkan pada masyarakat Sunda ini dapat dikembangkan
untuk kepentingan masyarakat luas. Setiap orang juga perlu saling memperbaiki
diri mereka dengan pendidikan dan berbagi ilmu. Tak sampai di sana saja, tapi
masyarakat Sunda juga perlu saling melindungi untuk menjaga keselamatan antara
warga. Secara garis besar nilai budaya Sunda ini memperlihatkan sisi
kebersamaan yang kuat karena tidak hanya untuk satu individu saja tapi untuk
tujuan kebersamaan.
4.
Mengedukasi
Seni Budaya Sunda
Masyarakat
Sunda tidak hanya memiliki nilai dan watak tersendiri, kesenian Sunda juga
cukup terkenal di luar Jawa Barat. Beberapa kesenian tersebut antara lain:
a.
Wayang
Golek
Wayang
golek merupakan boneka kayu yang berasal dari kesenian Sunda. Wayang golek ini
dimainkan oleh seorang dalang selayaknya wayang kulit. Cerita yang dimainkan
biasanya berasal dari cerita rakyat, misalnya cerita penyebaran agama Islam
oleh Walangsungsang dan Rara Santang ataupun menggunakan cerita Ramayana dan
Mahabarata. Dalang bercerita dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan
gamelan Sunda.
b.
Jaipongan
Jaipongan
merupakan tarian khas yang berasal dari Sunda. Ciri khas dari Jaipongan yaitu
erotis, humoring, semangat, ceria, spontan, dan sederhana. Tari jaipongan
sendiri dibuat oleh H. Suanda pada tahun 1976 di Karawang. Seni tari jaipongan
ini terinspirasi dari berbagai seni lainnya seperti pencak silat, wayang golek,
topeng banjet, dan lain-lain. Dahulu instrumen yang dipakai cukup sederhana
yaitu gendang, goong, rebab, ketuk, dan krecek. Seni tari tersebut kemudian
menyebar di daerah Jawa Barat dan mendapatkan sambutan yang positif. Tari
jaipongan kemudian menjadi tari tradisional dari Jawa Barat. Tarian ini sering
digunakan saat ada acara-acara resmi seperti penyambutan tamu dari luar daerah
atau dari luar negeri.
c.
Sisingaan
Sisingaan
merupakan jenis seni pertunjukan khas Subang yang menggunakan tandu yang di
atasnya terdapat patung atau boneka singa. Jenis kesenian ini diciptakan
sekitar tahun 1975, saat itu datang kaum urban Ponorogo yang mengenalkan reog
Ponorogo. Para seniman sunda kemudian membuat jenis kesenian yang berbeda
dengan menunjukkan identitas khas Subang. Dalam perkembangannya, kesenian
sisingaan kemudian ditiru oleh kota lainnya seperti Cirebon, Sumedang dan Garut
yang berupa kesenian menggotong hewan tiruan. Pertunjukannya sendiri dimulai
dengan tabuhan musik lalu diikuti oleh penari pengusung sisingaan yang
melakukan beberapa gerakan tari. Pertunjukan sisingaan ini berjalan
mengelilingi kampung atau jalanan kota.
d.
Angklung
Angklung
merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat
musik angklung terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan digoyangkan. Angklung
sendiri sudah ada sejak lama dan diperkirakan telah digunakan dalam kultur
Neolitikum. Selain terkenal berasal dari Jawa Barat, angklung kemudian menyebar
ke berbagai daerah di Indonesia. Sejak 1966, seniman angklung Udjo Ngalegena
mengajarkan cara bermain angklung pada berbagai komunitas. Beliau juga yang
mengembangkan teknik bermain angklung berdasar laras pelog, salendro, dan
madenda. Angklung sendiri memiliki beberapa jenis yaitu angklung kanekes,
angklung reyog, angklung banyuwangi, angklung bali, angklung dogdog lojor, dan
lain-lain.
e.
Suling
Suling
bambu merupakan salah satu alat musik tradisional yang juga berkembang di Jawa
Barat. Suling bambu masyarakat Sunda terbuat dari bambu Tamiang. Jenis bambu
tersebut merupakan bambu yang tipis dengan diameter kecil sehingga cocok untuk
dijadikan suling. Nada skala pada suling Sunda antara lain:
1) Pelog
degung
2) Madenda
atau sorog
3) Salendro
4) Mandalungan
Cara
yang digunakan untuk menghasilkan nada pada suling yaitu dengan memperhatikan
posisi jari dan kecepatan aliran udara yang ditiup oleh mulut. Penggunaan
suling sunda sendiri biasanya untuk instrumen utama dalam kecapi suling serta
menyertai instrumen dalam gamelan degung.
5.
Mengenalkan
Pakaian Adat Sunda
Pakaian
adat Sunda salah satunya adalah kebaya khas Sunda. Baju kebaya sendiri memang
dipakai juga di daerah lainnya seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun
tentunya ada pembeda antara kebaya sunda dengan kebaya dari daerah lain.
Pakaian adat Sunda memiliki beberapa bagian, misalnya pada pakaian adat untuk
laki-laki yang terdiri dari:
a. Baju
jas dengan kerah menutup leher
b. Kain
batik atau kain dodot
c. Celana
panjang
d. Kalung
e. Bendo
(sejenis penutup kepala)
f.
Keris
g. Selop
untuk alas kaki
h. Jam
rantai sebagai penghias jas
i.
Sedangkan untuk wanita terdiri dari:
j.
Baju kebaya
k. Kain
kebat dilepe
l.
Ikan pinggang atau beubur
m. Selendang
karembong
n. Kembang
goyang untuk penghias sanggul
o. Kalung
p. Selop
untuk alas kaki
q. Kelebihan
Budaya Sunda
Kegiatan
SD Negeri Sukmajaya menggunakan pakaian Adat Sunda dilaksanakan sa’at
memperingati hari Pahlawan dengan istilah KARTINIAN.
6.
Mengajarkan
Karakter dan Ciri Khas Budaya Sunda
Setiap
kebudayaan daerah membawa ciri khas masing-masing yang membuatnya berbeda satu
sama lain, begitu juga dengan budaya sunda. Kebudayaan Sunda sendiri memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi kebudayaan Indonesia. Kesenian Sunda misalnya
sering mewakilkan Indonesia di berbaga ajang dan acara internasional. Angklung
sendiri sudah dikenalkan di luar negeri, salah satunya di Amerika. Melalui
kesenian Sunda tersebut, budaya Indonesia menjadi lebih dikenal oleh bangsa
asing.
Budaya
Sunda juga tidak hanya berupa kesenian seperti tari-tarian dan alat musik,
seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mereka memiliki watak dan nilai
budaya. Watak dan nilai budaya tersebut akan membentuk karakter masyarakat
Sunda yang tersendiri. Mereka tergolong masyarakat yang membudayakan kerja sama
satu sama lain. Hal tersebut sangat bagi bagi persatuan dan kemajuan bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Sampai saat ini kebudayaan Sunda terus dipelihara
dan dikembangkan baik itu di Jawa Barat ataupun disebarkan ke daerah dan negara
lainnya.
Angklung dijadikan sebagai cabang
bidang seni yang ada pada Ekstrakurikuler bakat dan minat di SD Negeri Cikumpa.
7.
Mengeksplorasi
Perpaduan Antara Seni Sastra Dan Seni Suara
dengan 17 Pupuh Sunda
Pupuh
merupakan karya sastra berbentuk puisi yang termasuk bagian dari khazanah
sastra Sunda. Pupuh itu terikat oleh patokan (aturan) pupuh berupa guru
wilangan, guru lagu, dan watek. Guru wilangan adalah jumlah engang (suku kata)
tiap padalisan (larik/baris). Guru lagu adalah sora panungtung (bunyi vokal
akhir) tiap padalisan. Sedangkan watek adalah karakteristik isi pupuh. Jumlah
pupuh semuanya terdapat 17 jenis pupuh yang terbagi ke dalam dua kategori,
yaitu 4 jenis pupuh termasuk ke dalam Sekar Ageung dan 13 jenis pupuh lainnya
termasuk ke dalam Sekar Alit. Pupuh Sekar Ageung bisa ditembangkan
(dinyanyikan) dengan menggunakan lebih dari satu jenis lagu, sedangkan pupuh
Sekar Alit hanya bisa ditembangkan dengan satu jenis lagu saja. Di bawah adalah
ke-17 jenis pupuh yang dimaksud:
a. Sekar Ageung
1)
Pupuh Kinanti
2)
Pupuh Sinom
3)
Pupuh Asmarandana
4)
Pupuh Dangdanggula
b. Sekar Alit
1)
Pupuh Balakbak
2)
Pupuh Durma
3)
Pupuh Gambuh
4)
Pupuh Gurisa
5)
Pupuh Jurudemung
6)
Pupuh Ladrang
7)
Pupuh Lambang
8)
Pupuh Magatru
9)
Pupuh Maskumambang
10)
Pupuh Mijil
11)
Pupuh Pangkur
12)
Pupuh Pucung
13)
Pupuh Wirangrong
Pupuh
dikembangkan di SD Negeri Cikumpa dan sebagai Klinik Ajang Kompetensi untuk
lomba Pasanggiri yang dilakukan mulai tingkat Gugus, Kecamatan, Kota, dan Tingkat Provinsi.
Baca juga: Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif di Sekolah
Selanjutnya silahkan Klik Kembali <Back> untuk menuju Label Curriculum (Kurikulum) dan “Klik Sitemap” pada bilah atas yang sudah disediakan semoga menemukan apa yang anda cari dari situs Abah Opar and terima kasih sudah berkunjung "good luck"