Search here

4 Mei 2021

Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an Nusantara

Education and Knowledge Update

“Nurul Qur’an” adalah Pesantren Tahfidz Al-Qur’an yang bertujuan untuk melahirkan kembali “Generasi Qur’ani”, yaitu para pemuda yang dekat dengan Al-Qur’an, menghafalnya dan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga hafalannya, mengamalkannya serta mendakwahkannya. Sabda Rasululllah SAW:   “Perumpamaan orang yang beriman yang membaca (dekat dengan Al-Qur’an) bagaikan buah utrujah, rasanya enak dan baunya harum...” (HR Muslim)


Al-Qur’an adalah Manhajul Hayat / Pedoman Hidup dari ummat Islam. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW untuk dibaca, dipelajari, dipahami dan diamalkan. Allah SWT akan memberikan karunia kepada hamba-hambanya yang senantiasa membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”(Al-Qur’an surat Fathir: 29-30)

Salah satu cara untuk mempermudah pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an adalah dengan menghafalnya.

Generasi Sahabat Rasululloh SAW adalah generasi yang hafal Al-Qur’an. Bahkan salah satu alasan dikumpulkan dan dituliskannya Al-Qur’an adalah karena kekhawatiran para salafushalih akan “hilangnya” Al-Qur’an dari umat Islam disebabkan banyaknya para sahabat penghafal Qur’an yang syahid pada medan jihad di masa itu.

“Nurul Qur’an” membuka program “Tahfidz Al-Qur’an” (menghafal Al-Qur’an) dengan cara mengasramakan para santri selama Tiga tahun penuh, untuk benar-benar di didik menjadi penghafal Qur’an yang kuat ditambah pengetahuan tentang dasar-dasar bahasa Arab dan Tsaqofah Islamiyah (pengetahuan tentang Agama Islam

Program Tahfidz Nurul Qur’an




1. TAHSIN

A. Tujuan

Menjaga lidah dari lahn (kesalahan) dalam membaca al-qur’an, baik lahn jali {kesalahan yang terjadi ketika membaca al-qur’an, baik yang dapat mengubah arti ataupun tidak, sehingga tidak menyalahi ‘urf qurra (kelaziman dan tradisi ulama qiro’at)} seperti ain dibaca hamzah atau merubah harokat fathah memjadi dommah, adapun  lahn khafi {kesalahan yang terjadi ketika membaca al-qur’an yang tidak sampai menyalahi ‘urf qurra}.seperti tidak membaca gunnah, kurang panjang dalam membaca mat jaiz munfashil dll.

B. Waktu Pelaksanaan

Selama satu bulan penuh pada bulan pertama setiap semester

C. Metode Tahsin

Pada dasarnya metode penyampaian materi tahsin dan Tajwid diserahkan sepenuhnya kepada masing –masing Musyrif/ah. Disini kami hanya menjelaskan sasaran yang ingin di capai dari setiap  bab

2. TALAQQI

A.   Tujuan

Membacakan Al-qur’an 30 juz dengan baik dan benar sesuai makhorijul huruf (tempat keluarnya huruf), sifatul huruf (sifat-sifat huruf) serta kaidah tajwid lainnya yang di bacakan oleh santri atau murid di hadapan musyrif/ah

B.   Waktu pelaksanaan

Selama satu bulan penuh pada bulan kedua di semester pertama.

C.   Metode

1.        Musyrif/ah membacakan ayat Al-qur’an di hadapan santri HQnya dan santri mendengarkan bacaan musyrif/ah tersebut (al-mutaqaddimin).

2.       Santri membaca ayat Al-qur’an di depan musyrif/ah, sedangkan musyrifah hanya menyimak dan membenarkan bacaan yang kurang tepat dengan kaidahnya (al-mutaakhirin).

3.  TAHFIDZ

A. Tujuan

Menghafal dan menyetorkan 30 juz al-qur’an.

B. Waktu Pelaksanaan

Selama empat bulan pada semester pertama.

C. Metode

Santri menyetorkan hafalan baru dengan batas minimal 1 halaman setiap kali setor.

 “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkanAl-Qur’an itu untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS.  Al-Qomar : 17,  22, 32, dan 40)


4. TAKRIR

A.    Tujuan

Menguatkan hafalan 30 juz yang telah dimiliki atau yang telah di setorkan.

B.    Waktu pelaksaaan

Selama 3 Semester (1,5 Th)

C. Metode

1.     Menyetorkan 5 halaman dalam 1 hari kepada musyrif/ah

2.    Tasmi’ 1 juz setiap perpindahan juz kepada musyrif/ah

3.    Tasmi’ 5, 10, 15, 20 juz di hadapan kelompok hq

4.    Tasmi’ 30 juz dihadapan direktur, seluruh pegawai  Ponpes Nurul Quran serta masyarakat setempat.

 

TUJUAN UMUM

1.        Menjaga serta meningkatkan kualitas hafalan para santri

2.       Melahirkan kembali generasi qur’ani (para pemuda yang dekat dengan al-qur’an)

3.       Mendekatkan diri dengan allah, yang kemudian mewarnai seluruh sendi    kehidupan

4.       Melahirkan generasi qurani yang berkualitas baik secara teori ataupun hafalan

5.       Mencetak generasi qurani yang hafal, paham dan mengamalkan isi al quran secara syumul mutakammil.

6.       Mendidik santri untuk mencapai muwashofat muslim yang semestinya dimiliki


Imam Dzahabi menceritakan dalam biografi Imam Sulaim bin Ayyub ar-Razi, bahwa ketika masih kecil sekitar umur sepuluh tahun, dia belajar mengaji kepada sebagian ustadz di kampungnya.Sang ustadz mengatakan, “Maju dan cobalah membaca al-

Qur’an.”Dia (Sulaim bin Ayyub) pun berusaha semaksimal mungkin untuk membaca al-Fātihah, tetapi tidak bisa karena ada sesuatu pada lidahnya.Sang ustadz lalu bertanya, “Apakah engkau punya seorang ibu?”“Ya,” jawab Sulaim.“Kalau begitu, mintalah kepada ibumu agar dia berdo’a supaya Allah memudahkan engkau untuk bisa membaca al-Qur’an dan meraih ilmu agama,” tutur sang ustadz selanjutnya.Sulaim menjawab, “Ya, akan saya sampaikan pada ibuku.”Maka setelah pulang ke rumah, dia menyampaikannya kepada ibunya, dan sang ibu lalu bermunajat dan berdo’a kepada Allah. Setelah itu, Sulaim menginjak masa dewasa dan berkelana ke Baghdad untuk menuntut ilmu bahasa Arab, fiqih, dan lain-lain.Ketika dia pulang kembali ke kampungnya di Ray sedang menyalin kitab Mukhtashar al-Muzani di sebuah masjid, ternyata ustadznya yang dahulu dating seraya mengucapkan salam kepadanya. Namun, sang ustadz sudah tidak mengenal Sulaim lagi. Tatkala ustadznya mendengar salinan kitab tersebut dan dia tidak paham apa yang sedang dibaca, dia berkomentar, “Kapankah ilmu seperti ini bisa dipelajari?”

Kata Sulaim, “Ingin sekali rasanya saya mengatakan padanya: ‘Jika Anda punya seorang ibu maka mintalah kepada ibu Anda agar mendoakan untukAnda’, tetapi saya malu mengatakan hal itu.” (Siyar A’lāmin Nubalā 34/156157 oleh A - dz Dzahabi) Kisah ini memberikan faedah bahwa doa orang tua terutama seorang ibu adalah mustajab.




Profil Pondok Pesantren Tahfidz Nurul Qur’an Depok


Informasi Pondok Pesantren
Pengasuh / Pendiri Profil Pondok Pesantren
Profil Pengasuh Kurikulum & Dokumen Pembelajaran
Struktur Organisasi Kitb Kuning
Tenaga Pendidik & Kependidikan Sarana Prasarana
Denah Lokasi Album Pesantren
Satuan Pendidikan Perizinan Pondok Pesantren


Related Post...

Pageviews Artcle

Rekomendasi Unuk Anda Baca

9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah

Education and Knowledge Update   Apa Saja Yang Termasuk 9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah itu ? Sahabatku beriku...

Comments
Comments