Search here

25 Mei 2019

Tata Cara Ta’aruf

Education and Knowledge Update
"The correct ta'atuf procedure is in accordance with the Islamic Shari'ah"

Abah Opar Tata Cara Ta’aruf, Tata cara ta‟atuf yang benar adalah sesuai dengan syari‟at agama Islam


Sahabatku kali ini Abah Opar akan menyampaikan sekelumit tentang tata cara ta'aruf semoga bermanfaat. Tata cara ta'atuf yang benar adalah sesuai dengan syari'at agama Islam, karena ta’aruf dan pacaran itu berbeda, Adapun tata cara ta’aruf, sebagai berikut:

1) Perkenalan     (ta’aruf)    Tentunya,     dalam     batas-batas     yang diperbolehkan menurut agama Islam, seperti tidak berkhalwat (berdua-duaan) atau ikhtilat (campur baur dengan yang bukan mahram).

2) Adanya  kejelasan  visi  tentang  laki-laki  dan  wanita  yang  ideal menurut Agama Islam.

3) Melibatkan orang tua/wali agar bisa mengarahkan pada pilihan yang tepat.

4) Pilihan didasarkan   pada alasan yang logisdan ketertarikan, dua-duanya harus berperan secara seimbang.

5) Bila  ada  kebimbangan  bisa  diselesaikan  secara  konsultasi  atau shalat Istikharah.

Perkenalan     (ta’aruf)    Tentunya,     dalam     batas-batas     yang diperbolehkan menurut agama Islam, biasanya pihak wanita dan laki-laki yang   ingin   melakukan   proses   ta’aruf,  mereka   mengawali   dengan membuat biodata semacam CV (Curriculum Vitae) untuk melamar kerja. Isinya data diri dari tanggal lahir, asal, suku, pendidikan, kriteria calon dan lain sebagainya.

Proses selanjutnya yaitu menitipkan CV tersebut ke perantara atau guru ngaji (murabbi).

Adab-adab Ta’aruf

Adab-adab merupakan sesuatu yang lazim adanya. Dalam Islam, adab mendapat perhatian yang sangat serius. Penjagaan adab ini, mencerminkan keindahan Islam yang mulia. Secara khusus memang tidak ada adab ta’aruf yang dinyatakan langsung oleh Rasulullah. Akan tetapi dalam   kehidupan   sehari-hari   beliau  telah   mencontohkan  adab-adab tersebut.

Selama proses ta’aruf adab-adab semacam ini sangat diperhatikan dan dilaksanakan. Adapun adab-adab ta’aruf adalah sebagai berikut:


1.  Melalui perantara

Menghadirkan perantara dalam ta’aruf ibarat menghadirkan bumbu dalam masakan. Perantara merupakan solusi dalam sebuah ta’aruf. Selain memberi kemaslahatan juga dapat menghindari dari fitnah. Perantara ta’aruf mereka bisa saja orang tua, ustadz atau ustadzah, teman, kerabat, ataupun orang yang terpercaya. Syarat- syarat  yang  wajib  dimiliki  oleh  perantara  dalam  ta’aruf yaitu mereka yang paham Agama,   dapat dipercaya, diutamakan yang sudah menikah, serta yang ada kedekatan dengan kedua calon yang akan dita’arufkan.

2.  Tidak ada rasa memiliki

Proses ta’aruf didalamnya tidak ada rasa memiliki satu sama lain. Batasan tertentu membentangi dua orang yang sedang dalam masa  ta’aruf. Diantaranya  tidak  melakukan  dua  proses  ta’aruf dengan orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

3.  Atas kemauan sendiri
Seperti  halnya  pernikahan,  ta’aruf yang  merupakan  proses menuju kesana harus dilakukan atas kemauan sendiri. Tidak bileh ada unsur paksaan atau tekanan.

4.  Ada niat baik diantara kedua belah pihak

Dua orang yang bertemu karena ukhuwah, insyaallah akan berakhir dengan indah. Sebelum melakukan ta’aruf kedua belah pihak  harus memiliki  niat yang baik. Yang denikian merupakan awal menuju kebahagiaan. Niat baik yang muncul ini akan mendorong   keduanya   untuk   sling   memberikan   yang   terbaik.

Rasulullah saw bersabda:

Dari Umar radhiyallahu „anhu, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai dengan  yang  diniatkannya  (tidak  mendapat  pahala  ganjaran).”(HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

5.  Terjaga rahasia

Disinilah indahnya ta’aruf. Selama masa tersebut dan selanjutnya, segala informasi yang diperoleh akan saling dijaga kerahasiaannya  sehingga  ketika  proses terpaksa  diputuskan  tidak menimbulkan fitnah. Kerahasiaan ini begitu diutamakan mengingat semua orang punya hak untuk dijaga privasinya.

6.  Mengatakan apa adanya

Banyak pasangan yang berpacaran sebelumnya mengaku, suaminya kini berbeda pada saat masih pacaran. Baik karakter maupum kebiasaannya. Maklim saja lantaran dalam pacaran pelakunya sering menampilkan hal-hal yang semu. Berbeda halnya dengan ta’aruf, biasanya akan saling menyampaikan data apa adanya. Namun demikian, tetap perlu digali informasi yang dalam dari berbagai pihak.

4.      Syarat Menjadi Murabbi

Murabbi adalah orang yang memimpin jalannya halaqah (pengajian kelompok, mentoring, usroh, talim, dan sejenisnya). Didalam kalangan aktivis dakwah, murabbi juga disebut sebagai ustadz, mentor, pembina, naqib, masul dan qiyadah.

Dalam  proses ta’aruf murabbi  adalah  perantara  atau  orang  yang paling dekat dan mengenal kepribadian individu yang akan melakukan ta’aruf, seperti  orang  tua,  guru  ngaji,  atau  sahabat  yang  dipercaya, sehingga   diharapkan   murobbi    dapat   memberikan   informasi   dan penjelasan yang benar dan akurat serta menyeluruh mengenai individu tersebut. Adapun syarat-syarat menjadi murabbi dalam ta’aruf yaitu sebagai berikut:

1.  Memiliki   pengetahuan   tenrang  Islam  sebagai   minhajul   hayah
2.  (metode hidup), khususnya menguasai kurikulum halaqah.
3.  Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah.
4.  Mempunyai  kemampuan  menyampaian  ide  dan  pengetahuannya kepada orang lain.

5.  Memiliki akhlak yang baik. 

Related Post: 

Perbedaan Ta’aruf dengan Pacaran

Dampak Tidak adanya Ta’aruf


Abah Opar: Tata Cara Ta’aruf

Pageviews Artcle

Rekomendasi Unuk Anda Baca

9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah

Education and Knowledge Update   Apa Saja Yang Termasuk 9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah itu ? Sahabatku beriku...

Comments
Comments