Sebelum membicarakan pengertian hasil
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar.
Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap
orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam
dirinya.
Beberapa ahli dalam dunia pendidikan
memberikan definisi belajar sebagai berikut. Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan
bahwa belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya
pengalaman. Sugihartono (2007:
74) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi indiVdu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto
(2003:2) mengemukakan belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Morgan (Ngalim
Purwanto, 2002: 84) mengemukakan belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.
Skinner
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) mengemukakan
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik, sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Gagne
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan
belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Dari beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan definisi belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar setiap indiVdu
dipengaruhi oleh belajar siswa. Muhabbibin
Syah (2003: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi
belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
1) Faktor dari dalam
yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa
belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan
psikologis.
a. Fisiologi,
faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
b. Kondisi
psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan
kemampuan kognitif.
2) Faktor dari luar yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non
sosial.
a. Lingkungan
sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada
(kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang
mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah,
sekolah dan masyarakat.
b. Lingkungan
non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah
dan alat-alat pembelajaran.
3) Faktor pendekatan belajar (approach
to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Dengan demikian guru harus
memperhatikan perbedaan indiVdu dalam memberikan pelajaran kepada mereka,
supaya dapat menangani siswa sesuai dengan kondisinya untuk menunjang
keberhasilan belajar. Hal tersebut dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya berbeda.
Salah satu yang mempengaruhi belajar
adalah faktor pendekatan belajar (approach to learning), yang di
dalamnya terdapat model pembelajaran. Joyce (Trianto, 2010: 22) menyatakan
bahwa model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Tepat tidaknya guru menggunakan model pembelajaran, turut menentukan bagaimana
hasil belajar yang dicapai siswa. Maka dalam penelitian ini membicarakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu model pembelajaran.
b. Hasil Belajar
Setelah mengetahui pengertian belajar
dan faktor yang mempengaruhinya, maka akan dikemukakan apa itu hasil belajar.
Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki
proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Suratinah
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hasil belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh
setiap siswa dalam periode tertentu. Syaiful Bahri Djamarah (1996:23)
mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri indiVdu sebagai hasil dari aktiVtas dalam
belajar.
Eko Putro
Widoyoko (2009:1), mengemukakan bahwa hasil
belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan
menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan
evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Benyamin Bloom (Nana Sudjana ,
2010: 22-31) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap
dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar
atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut.
1. ReciVng/ attending (penerimaan)
2. Responding (jawaban)
3. Valuing (penilaian)
4. Organisasi
5. Karaakteristik nilai atau internalisasi nilai
3) Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak
dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada
enam tingkatan keterampilan, yakni:
a. gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
b. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c.
kemampuan perseptual, termasuk di
dalamnya membedakan Vsual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain;
d. kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketepatan;
e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan
sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;
f.
kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Tohirin (2006:155) mengungkapkan seseorang yang berubah tingkat
kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan
perilakunya. Suharsimi Arikunto (2007: 121) mengungkapkan ranah kognitif pada
siswa SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi,
sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SLTP dan SMU dan
Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada.
Pengetahuan atau
ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus,
istilah, nama-nama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe
hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh
lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau
situasi khusus.
Menerapkan
abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke dalam situasi baru disebut
aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai
pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, model atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Dari beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil
yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai
dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 23). Dalam pembatasan
hasil pembelajaran yang akan diukur, peneliti mengambil ranah kognitif pada
jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3)