Kebhinekaan yang dimaksud di sini dapat dimaknai sebagai keragaman,
kemajemukan. Keragaman berasal dari kata ragam, yang apabila kita runut dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti: (a) tingkah, laku, ulah; (b)
macam, jenis; (c) lagu, langgam; (d) warna, corak; (e) laras. Dengan demikian
keragaman diartikan sebagai sesuatu yang bermacam-macam atau berjenis-jenis.
Dalam konteks ini, keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang berbeda-beda
suku, agama, bahasa, dan budaya.
Berbagai
bentuk kebhinekaan
Bentuk keragaman yang akan
diuraikan pada bagian ini adalah keragaman suku bangsa dan keragaman budaya.
a. Keragaman Suku Bangsa
Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat istiadat, serta suku bangsa.
Menurut para ahli di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa yang
mendiami berbagai pulau di wilayah negara kita. Dalam satu pulau saja kita
dapat menemukan lebih dari 2 (dua) suku bangsa yang berbeda karakteristiknya.
Keragaman budaya
1) Keragaman bahasa
Rumpun bahasa daerah di
Indonesia secara umum terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu Austronesia dan non
Austronesia. Bahasa yang termasuk ke dalam rumpun non Austronesia banyak
terdapat di wilayah Indonesia Timur. Saat ini sebagian bahasa daerah terancam
punah dan hanya memiliki penutur atau pengguna kurang dari 500 orang. Menurut
Abdul Rachman Patji (LIPI) jumlah bahasa daerah yang terancam punah adalah 169
bahasa etnis.
2) Keragaman sistem peralatan dan teknologi
Yang dimaksud dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi tidak lain adalah alat-alat yang dipergunakan
manusia pada umumnya, untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara-cara
yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Beragam peralatan tradisional
yang berwujud senjata, yang dapat ditemukan di berbagai wilayah Nusantara.
Selain yang berwujud
senjata, masih banyak ditemukan keragaman pada peralatan dan teknologi seperti:
peralatan rumah tangga dalam berbagai bentuk dan jenis, peralatan produksi
tradisional yang ditujukan untuk mengolah sawah atau ladang, peralatan untuk
kepentingan bidang perikanan, peralatan untuk beternak, bahkan teknologi dalam
pembuatan rumah adat (arsitektur tradisional), serta peralatan transportasi dan
distribusi seperti gerobak sapi, gerobak kerbau, perahu besar dan kecil untuk
perhubungan di sungai atau laut, serta beranekaragam wadah sebagai tempat
penyimpanan hasil produksi.
Busana juga termasuk hasil
teknologi, karena dibuat dengan menggunakan bahan baku dari alam sekitar dan
dibuat secara sederhana dengan teknologi tradisional.
3) Keragaman adat istiadat
Setiap daerah memiliki adat
istiadat yang berbeda, seperti yang terlihat pada upacara-upacara pernikahan,
upacara kelahiran anak, upacara untuk orang yang meninggal, upacara untuk
keselamatan lingkungan.
4) Keragaman kesenian daerah
Ada berbagai macam kesenian
daerah yang dimiliki bangsa kita, misalnya: seni tari, tembang atau lagu
daerah, seni sastra, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni musik.
Dinamika
kehidupan global
Dinamika kehidupan global
merupakan suatu keniscayaan, terutama dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kehidupan global ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam semua
aspek kehidupan. Perubahan sosial budaya pada aspek kehidupan akan menyebabkan perubahan
pada aspek lainnya sehingga dampaknya akan berantai.
Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
lambat disebut juga dengan evolusi karena untuk berubah memerlukan serangkaian
perubahan-perubahan kecil dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perubahan-perubahan ini terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi baru, yang terjadi
sebagai akibat pertumbuhan masyarakat.
2.
Perubahan Sosial Budaya
Cepat
Perubahan sosial budaya
cepat disebut juga dengan revolusi karena perubahan-perubahan yang terjadi
secara cepat dan menyangkut sendi-sendi dalam kehidupan masyarakat.
3.
Perubahan Sosial Budaya
Kecil
Perubahan sosial budaya
kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial namun
tidak mempengaruhi masyarakat secara langsung, misalnya kegemaran masyarakat
pada celana jins
4.
Perubahan Sosial Budaya
Besar
Perubahan sosial budaya
besar adalah perubahan yang memberi pengaruh besar pada masyarakat, misalnya
perubahan rezim pemerintahan yang akan mempengaruhi seluruh kebijakan yang
mempengaruhi rakyatnya secara langsung.
5.
Perubahan Sosial
Direncanakan
Perubahan sosial yang
direncanakan/dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan oleh agen
perubahan/agent of change (pihak yang ingin melakukan perubahan). Perubahan ini
merupakan reaksi terhadap perubahan sosial budaya yang telah terjadi
sebelumnya. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dinamakan dengan rekayasa sosial.
6.
Perubahan Sosial yang Tidak
Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak
direncanakan merupakan perubahan yang terjadi begitu saja, diluar pengawasan
masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
diharapkan.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial budaya yaitu faktor internal (berasal dalam
masyarakat) dan faktor eksternal (berasal dari luar masyarakat). Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1.
Perubahan penduduk
Perubahan penduduk terjadi karena bertambah atau berkurangnya
jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dapat disebabkan oleh kelahiran dan
migrasi. Sedangkan dengan berkurangnya jumlah penduduk disebabkan oleh kematian
dan migrasi. Contohnya banyaknya pemuda desa yang berurbanisasi ke kota maka
terjadi perubahan sistem pembagian hasil kerja antara pemilik dan penggarap.
2.
Penemuan baru
Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat dibedakan
dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur
kebudayaan yang baru baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu ataupun serangkaian ciptaan para individu.
Discovery dapat menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui dan menerima
serta menggunakan penemuan baru itu. Sehingga penemuan baru merupakan hasil
pikiran manusia yang pada akhirnya menemukan sesuatu yang baru.
3.
Konflik/pertentangan dalam
masyarakat
Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi karena terdapat
perbedaan kepentingan. Kepentingan yang dapat diakomodir oleh masyarakat/lingkungan
akan menimbulkan perubahan. Misalnya teknologi internet yang membuat setiap
orang dapat mengakses informasi apapun. Hal ini menjadi pertentangan jika
dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kejahatan namun banyak juga yang
mendapatkan manfaat dari teknologi ini.
4.
Terjadinya Pemberontakan
atau Revolusi
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber
sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain;
a)
Sebab-sebab yang berasal
dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
b)
Peperangan
c)
Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jalannya proses perubahan
Faktor-faktor yang
mendorong jalannya proses perubahan
Terjadinya suatu proses
perubahan terdapat faktor pendorong jalannya perubahan yang terjadi yaitu:
a.
Kontak dengan kebudayaan
lain
b.
Sistem pendidikan yang maju
c.
Sikap menghargai hasil
karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap
perbuatan-perbuatan menyimpang (deviation), namun yang bukan termasuk tindakan
kejahatan (delik)
e.
Sistem masyarakat yang
terbuka
f.
Penduduk yang heterogen
g.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
kehidupan
tertentu.
h.
Orientasi ke masa depan
i.
Nilai meningkatkan taraf
hidup. Nilai yang menekankan bahwa manusia harus selalu berusahan untuk
memperbaiki hidupnya.
Faktor-faktor yang
menghambat terjadinya perubahan
a.
Kurangnya hubungan dengan
masyarakat–masyarakat lain
b.
Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat
c.
Sikap masyarakat yang
tradisional
d.
Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest)
e.
Rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan Integrasi semua unsur suatu kebudayaan
tidak selalu setara. Beberapa pengelompokan unsur tertentu mempunyai derajat
integrasi tinggi, sehingga unsur tersebut dikhawatirkan akan menggoyahkan
integrasi dan menyebabkan perubahan pada aspek tertentu masyarakat
f.
Prasangka terhadap hal-hal
baru/asing. Sikap ini seringkali muncul pada bangsa-bangsa yang pernah dijajah
oleh suatu masyarakat. Dikarenakan sulitnya melupakan pengalaman pahit dan
adanya ketakutan akan dijajah kembali.
g.
Hambatan ideologis. Setiap
usaha perubahan pada unsur budaya rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha
yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi
masyarakat tersebut.
h.
Adat kebiasaan. Adat
kebiasaan merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi segala
kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola perilaku tersebut efektif dalam memenuhi
kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis. Contohnya teknologi dalam bidang
pertanian banyak mengubah sistem mata pencaharian pada suatu masyarakat.
i.
Nilai pasrah. Nilai yang
diyakini bahwa hidup pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Daftar
pustaka
Ari
Sapto, 2006. Pengantar Ilmu Sejarah. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Endang
Ekowati, 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Irawan,
2006. Konsep-konsep Dasar Sosiologi. Malang: PPPG IPS dan PMP
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Badan Bahasa.
Koentjacaraningrat,
1986. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Numan
Sumantri, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Penerbit
Rosdakarya.
Sapriya,
(2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajarannya. Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya Offs. https://id.wikipedia.org/wiki
Sri
Pawiti dan Ari Pudjiastuti, 2013. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial SD, Modul
untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Pusbangprodik BPSDMPK-PMP Kemdikbud.
Sunaryo,
1996. Sumber Bahan Pembelajaran IPS SD. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Winataputra,
U. S. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nadir,
dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Surabaya: Amanah Pustaka, 2009
Supardan
Dadang, Pengantar Ilmu sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009
Suryono Sukanto, 1990.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Soesastro, Hadi. 2004,
Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi,
Globalisasi, Regionalisasi
dan Semua Itu, Economics Working Paper Series
http://www.csis.or.id/papers/wpe082
Jaya Suryana, Rusdiana HA,
Pendidikan Multikultural, Suatu Upaya penguatan
Jatidiri Bangsa,
Konsep-Prinsip-Implementasi, Pustaka Setia, Bandung, 2014
Kebhinekaan yang dimaksud di sini dapat dimaknai sebagai keragaman,
kemajemukan. Keragaman berasal dari kata ragam, yang apabila kita runut dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti: (a) tingkah, laku, ulah; (b)
macam, jenis; (c) lagu, langgam; (d) warna, corak; (e) laras. Dengan demikian
keragaman diartikan sebagai sesuatu yang bermacam-macam atau berjenis-jenis.
Dalam konteks ini, keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang berbeda-beda
suku, agama, bahasa, dan budaya.
Berbagai
bentuk kebhinekaan
Bentuk keragaman yang akan
diuraikan pada bagian ini adalah keragaman suku bangsa dan keragaman budaya.
a. Keragaman Suku Bangsa
Bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat istiadat, serta suku bangsa.
Menurut para ahli di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa yang
mendiami berbagai pulau di wilayah negara kita. Dalam satu pulau saja kita
dapat menemukan lebih dari 2 (dua) suku bangsa yang berbeda karakteristiknya.
Keragaman budaya
1) Keragaman bahasa
Rumpun bahasa daerah di
Indonesia secara umum terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu Austronesia dan non
Austronesia. Bahasa yang termasuk ke dalam rumpun non Austronesia banyak
terdapat di wilayah Indonesia Timur. Saat ini sebagian bahasa daerah terancam
punah dan hanya memiliki penutur atau pengguna kurang dari 500 orang. Menurut
Abdul Rachman Patji (LIPI) jumlah bahasa daerah yang terancam punah adalah 169
bahasa etnis.
2) Keragaman sistem peralatan dan teknologi
Yang dimaksud dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi tidak lain adalah alat-alat yang dipergunakan
manusia pada umumnya, untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara-cara
yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Beragam peralatan tradisional
yang berwujud senjata, yang dapat ditemukan di berbagai wilayah Nusantara.
Selain yang berwujud
senjata, masih banyak ditemukan keragaman pada peralatan dan teknologi seperti:
peralatan rumah tangga dalam berbagai bentuk dan jenis, peralatan produksi
tradisional yang ditujukan untuk mengolah sawah atau ladang, peralatan untuk
kepentingan bidang perikanan, peralatan untuk beternak, bahkan teknologi dalam
pembuatan rumah adat (arsitektur tradisional), serta peralatan transportasi dan
distribusi seperti gerobak sapi, gerobak kerbau, perahu besar dan kecil untuk
perhubungan di sungai atau laut, serta beranekaragam wadah sebagai tempat
penyimpanan hasil produksi.
Busana juga termasuk hasil
teknologi, karena dibuat dengan menggunakan bahan baku dari alam sekitar dan
dibuat secara sederhana dengan teknologi tradisional.
3) Keragaman adat istiadat
Setiap daerah memiliki adat
istiadat yang berbeda, seperti yang terlihat pada upacara-upacara pernikahan,
upacara kelahiran anak, upacara untuk orang yang meninggal, upacara untuk
keselamatan lingkungan.
4) Keragaman kesenian daerah
Ada berbagai macam kesenian
daerah yang dimiliki bangsa kita, misalnya: seni tari, tembang atau lagu
daerah, seni sastra, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni musik.
Dinamika
kehidupan global
Dinamika kehidupan global
merupakan suatu keniscayaan, terutama dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kehidupan global ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam semua
aspek kehidupan. Perubahan sosial budaya pada aspek kehidupan akan menyebabkan perubahan
pada aspek lainnya sehingga dampaknya akan berantai.
Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
lambat disebut juga dengan evolusi karena untuk berubah memerlukan serangkaian
perubahan-perubahan kecil dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perubahan-perubahan ini terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi baru, yang terjadi
sebagai akibat pertumbuhan masyarakat.
2.
Perubahan Sosial Budaya
Cepat
Perubahan sosial budaya
cepat disebut juga dengan revolusi karena perubahan-perubahan yang terjadi
secara cepat dan menyangkut sendi-sendi dalam kehidupan masyarakat.
3.
Perubahan Sosial Budaya
Kecil
Perubahan sosial budaya
kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial namun
tidak mempengaruhi masyarakat secara langsung, misalnya kegemaran masyarakat
pada celana jins
4.
Perubahan Sosial Budaya
Besar
Perubahan sosial budaya
besar adalah perubahan yang memberi pengaruh besar pada masyarakat, misalnya
perubahan rezim pemerintahan yang akan mempengaruhi seluruh kebijakan yang
mempengaruhi rakyatnya secara langsung.
5.
Perubahan Sosial
Direncanakan
Perubahan sosial yang
direncanakan/dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan oleh agen
perubahan/agent of change (pihak yang ingin melakukan perubahan). Perubahan ini
merupakan reaksi terhadap perubahan sosial budaya yang telah terjadi
sebelumnya. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dinamakan dengan rekayasa sosial.
6.
Perubahan Sosial yang Tidak
Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak
direncanakan merupakan perubahan yang terjadi begitu saja, diluar pengawasan
masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang
diharapkan.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial budaya yaitu faktor internal (berasal dalam
masyarakat) dan faktor eksternal (berasal dari luar masyarakat). Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1.
Perubahan penduduk
Perubahan penduduk terjadi karena bertambah atau berkurangnya
jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dapat disebabkan oleh kelahiran dan
migrasi. Sedangkan dengan berkurangnya jumlah penduduk disebabkan oleh kematian
dan migrasi. Contohnya banyaknya pemuda desa yang berurbanisasi ke kota maka
terjadi perubahan sistem pembagian hasil kerja antara pemilik dan penggarap.
2.
Penemuan baru
Penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan dapat dibedakan
dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur
kebudayaan yang baru baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu ataupun serangkaian ciptaan para individu.
Discovery dapat menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui dan menerima
serta menggunakan penemuan baru itu. Sehingga penemuan baru merupakan hasil
pikiran manusia yang pada akhirnya menemukan sesuatu yang baru.
3.
Konflik/pertentangan dalam
masyarakat
Pertentangan dalam masyarakat dapat terjadi karena terdapat
perbedaan kepentingan. Kepentingan yang dapat diakomodir oleh masyarakat/lingkungan
akan menimbulkan perubahan. Misalnya teknologi internet yang membuat setiap
orang dapat mengakses informasi apapun. Hal ini menjadi pertentangan jika
dimanfaatkan secara negatif misalnya untuk kejahatan namun banyak juga yang
mendapatkan manfaat dari teknologi ini.
4.
Terjadinya Pemberontakan
atau Revolusi
Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber
sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain;
a)
Sebab-sebab yang berasal
dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
b)
Peperangan
c)
Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jalannya proses perubahan
Faktor-faktor yang
mendorong jalannya proses perubahan
Terjadinya suatu proses
perubahan terdapat faktor pendorong jalannya perubahan yang terjadi yaitu:
a.
Kontak dengan kebudayaan
lain
b.
Sistem pendidikan yang maju
c.
Sikap menghargai hasil
karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap
perbuatan-perbuatan menyimpang (deviation), namun yang bukan termasuk tindakan
kejahatan (delik)
e.
Sistem masyarakat yang
terbuka
f.
Penduduk yang heterogen
g.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
kehidupan
tertentu.
h.
Orientasi ke masa depan
i.
Nilai meningkatkan taraf
hidup. Nilai yang menekankan bahwa manusia harus selalu berusahan untuk
memperbaiki hidupnya.
Faktor-faktor yang
menghambat terjadinya perubahan
a.
Kurangnya hubungan dengan
masyarakat–masyarakat lain
b.
Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat
c.
Sikap masyarakat yang
tradisional
d.
Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest)
e.
Rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan Integrasi semua unsur suatu kebudayaan
tidak selalu setara. Beberapa pengelompokan unsur tertentu mempunyai derajat
integrasi tinggi, sehingga unsur tersebut dikhawatirkan akan menggoyahkan
integrasi dan menyebabkan perubahan pada aspek tertentu masyarakat
f.
Prasangka terhadap hal-hal
baru/asing. Sikap ini seringkali muncul pada bangsa-bangsa yang pernah dijajah
oleh suatu masyarakat. Dikarenakan sulitnya melupakan pengalaman pahit dan
adanya ketakutan akan dijajah kembali.
g.
Hambatan ideologis. Setiap
usaha perubahan pada unsur budaya rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha
yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi
masyarakat tersebut.
h.
Adat kebiasaan. Adat
kebiasaan merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi segala
kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola perilaku tersebut efektif dalam memenuhi
kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis. Contohnya teknologi dalam bidang
pertanian banyak mengubah sistem mata pencaharian pada suatu masyarakat.
i.
Nilai pasrah. Nilai yang
diyakini bahwa hidup pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.
Daftar
pustaka
Ari
Sapto, 2006. Pengantar Ilmu Sejarah. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Endang
Ekowati, 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Irawan,
2006. Konsep-konsep Dasar Sosiologi. Malang: PPPG IPS dan PMP
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Badan Bahasa.
Koentjacaraningrat,
1986. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Numan
Sumantri, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Penerbit
Rosdakarya.
Sapriya,
(2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajarannya. Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya Offs. https://id.wikipedia.org/wiki
Sri
Pawiti dan Ari Pudjiastuti, 2013. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial SD, Modul
untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Pusbangprodik BPSDMPK-PMP Kemdikbud.
Sunaryo,
1996. Sumber Bahan Pembelajaran IPS SD. Malang: PPPG IPS dan PMP.
Winataputra,
U. S. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nadir,
dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Surabaya: Amanah Pustaka, 2009
Supardan
Dadang, Pengantar Ilmu sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009
Suryono Sukanto, 1990.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Soesastro, Hadi. 2004,
Kebijakan Persaingan, Daya Saing, Liberalisasi,
Globalisasi, Regionalisasi
dan Semua Itu, Economics Working Paper Series
http://www.csis.or.id/papers/wpe082
Jaya Suryana, Rusdiana HA,
Pendidikan Multikultural, Suatu Upaya penguatan
Jatidiri Bangsa,
Konsep-Prinsip-Implementasi, Pustaka Setia, Bandung, 2014