Model Pembelajaran Round Club (Keliling Kelompok)
Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses
interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti
kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut,
maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola
pembelajaran.
“
Model is a representation of reality intended to explain the
behavior of some aspects of
it” .
Jadi model adalah suatu gambaran
dari kenyataan yang dimaksudkan untuk
menerangkan perilaku dari apa yang digambarkan tersebut. [1]
Pembelajaran merupakan
suatu proses yang terjadi dari kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju
kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi
antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa disaat pembelajaran
berlangsung.
Model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai ciri empat ciri khusus
yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran : (a) Rasional
teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik, (b) tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, (c) langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal, (d) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.[2]
Berdasarkan beberapa
pengertian yang dikemukakan tersebut dapat disumpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk
merancang. Isi yang terkandung dalam model pembelajaran adalah berupa strategi
pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi
pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah
manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu
pengajaran.
Pengertian Model Round Club (Keliling Kelompok)
Model Pembelajaran Round Club atau
keliling kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerjasama salaing membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan persoalan atau
inkuiri. Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lainnya.
Model
Pembelajaran Round Club Atau keliling kelompok adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep.
Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5
orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada control dan fasilitasi,
serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.[3]
Unsur-unsur yang harus diperhatikan model
pembelajaran Round Club atau keliling kelompok : Setiap
kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka, ketika suatu
kelompok mempresentasikan hasil dari deskripsinya, maka kelompok lain bertanya
dari hasil deskripsi materinya, setelah selesai dari kelompok yang satu maka
yang lainnya atau kelompok selanjutnya yang mempresentasikan dan yang lainnya
bisa mengajukan pandangan dan pemikiran anggota lainnya, kegiatan tersebut
terus-menerus sampai kelompok yang terakhir yang dilaksanakan arah jarum jam.
Model Round
Club atau keliling kelompok mirip dengan brain storming, hanya saja kontribusi
pendapat atau pandangan peserta lebih panjang, luas, dan mendalam. Maksudnya
agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan
kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya. [4]
Teknik belajar mengajar Round Club atau
keliling kelompok bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik. Dalam kegiatan Round Club atau
keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran.
Kelebihan Model Round Club (Keliling Kelompok)
Bellanca berpendapat dalam buku Strategi
dan Proyek Pembelajaran Aktif terdapat kelebihan model Round Club atau Keliling
Kelompok adalah sebagai berikut :
1. Siswa
berpartisipasi dalam kelompok kerja sebagai anggota aktif yang saling
mendukung dengan anggota lainnya.
2. Siswa
mendapatkan kesempatan berbicara.
Adapun
kelebihan model Round Club atau keliling kelompok menurut
Ardie sebagai berikut :
1. Adanya
tanggung jawab setiap kelompok.
2. Adanya
pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya.
3. Lebih
dari sekedar belajar kelompok.
4. Bisa
saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil pemikiran.
5. Hasil
pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu kepala.
Berdasarkan beberapa kelebihan model Round
Club atau keliling kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa dengan model ini siswa saling berpartisipasi dalam setiap
kelompok sehingga saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat apa yang telah
disampaikan oleh teman kelompok lainnya.
Kekurangan Model Round Club (Keliling Kelompok)
Sedangkan kekurangan model Round Club atau
keliling kelompok menurut Bellanca adalah sebagai berikut :
1. Kadang-kadang
siswa ingin mengomentari sesuatu bukan pada waktu giliran bicara.
2. Siswa
merencakan apa yang akan dikatakan [7]
Ardie berpendapat kekurangan model Round Club atau keliling
kelompok adalah sebagai berikut :
1. Banyak
waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok.
2. Suasana
kelas menjadi ribut.
3. Tidak
dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan[8]
Dapat disimpulkan kekurangan model Round
Club atau keliling kelompok dari beberapa ahli adanya saling
keterkaitan yaitu pada saat siswa ingin mengomentari sesuatu bukan pada waktu
gilirannya sehingga suasana di kelas menjadi ribut dan banyak waktu yang
terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok.
Langkah- Langkah Model Round Club (Keliling Kelompok)
Menurut
Anita Lie, adapun langkah-langkah model Round Club atau
Keliling Kelompok sebagai berikut :
1. Guru
menjelaskan tujuan atau kompetensi dasar
2. Guru
membagi siswa menjadi kelompok
Sedangkan Miftahul
Huda berpendapat tentang langkah-langkah model Round Club atau
Keliling Kelompok yaitu :
1. Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2. Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
3. Demikian
seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam
atau dari kiri ke kanan.[10]
Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara beberapa para ahli dari
langkah-langkah model Round Club atau keliling kelompok.
Konsep-konsep
Kitabah merupakan konsep yang sulit dipelajari dan dipahami oleh siswa.
Rendahnya penguasaan konsep Kitabah tidak terlepas dari Model pembelajaran yang
dikembangkan. Oleh karena itu proses belajar mengajar di kelas harus optimal
sehingga peserta didik mampu mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Kitabah nya di
dalam kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya siswa kurang mampu menerapkan
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.
Model
pembelajaran Round Club atau Keliling Kelompok merupakan
salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
bukan hanya sekedar belajar tetapi terdapat kegiatan kerja sama antar
siswa sehingga pembelajaran semakin aktif. Penggunaan
model Round Club atau Keliling Kelompok dalam proses belajar
Kitabah dapat menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, dan terjadi
proses diskusi sehingga menguatkan materi yang hendak dipelajari.
Untuk itu, diperlukan proses pembelajaran yang
dapat mengembangkan kemampuan siswa yang dapat dibantu melalui penerapan Round
Club, dimana terjadi proses belajar dengan teman sebaya dan guru berperan
sebagai pembimbing.
Daftar Pustaka
[1] Dini Rosdiani. 2012. Model Pembelajaran
Langsung dalam Pendidikan
Jasmani dan
Kesehatan. Bandung : ALFABETA, hlm.
[2] Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Depok : PT RAJAGRAFINDO PERSADA, hlm.
[4] Joko Mursitho. 2011. Mengajar dengan sukses;
Menciptakan suasana riang gembira di kelas. Jakarta :
Pustaka Tunasmedia, hlm. 41
[5] James Bellanca. 2011. Strategi dan
Proyek Pembelajaran Aktif . Jakarta : PT Indeks, hlm.
253- 254
[7] James Bellanca. Loc. cit
[9] Anita Lie. 2008. Cooperative Learning.
Jakarta : PT Grasindo, hlm. 63
[10] Miftahul Huda. 2012. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 56