Kemampuan Manusia Menciptakan Lingkungan Baru
Kemampuan manusia
menciptakan lingkungan baru dengan segala aktivitas didalamnya, pembangunan
industri yang menghasilkan berbagai macam barang, pengelolaan alam menggunakan
teknologi modern.
Semua kegiatan tersebut
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup, banyak keuntungan dan manfaat
yang dihasilkan, namun dampak lain yang menyertai mengakibatkan kerusakan
lingkungan serta menjadi ancaman terhadap kehidupan.
Banyak dijumpai
kasus-kasus pencemaran udara, tanah, air dan laut menimbulkan berbagai penyakit
pada manusia, ikan di sungai dan lautan banyak mati merupakan contoh kerugian
yang bersumber dari aktivitas manusia sendiri.
Perbuatan manusia dapat
menjadi ancaman yang serius terhadap lingkungan. Perbuatan manusia dapat
menimbulkan pencemaran udara. Apabila tidak ada upaya untuk mengurangi sumber
pencemaran yang sebagian besar bersumber dari ulah manusia, bisa dipastikan
bumi ini akan rusak akibat ulah manusia sendiri.
Diperlukan suatu
kesadaran dan kepedulian lingkungan dari semua pihak untuk mengurangi
pencemaran yang telah ada dan dibutuhkan upaya-upaya untuk menanggulangi dampak
akibat terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran air dapat
disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karak-teristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik
seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada
air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin
organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
Air merupakan kebutuhan
primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu
apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu
kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam
jaringan tubuh manusia.
Degradasi tanah dapat
berdampak pada menurunnya kualitas/mutu tanah. Kualitas tanah tidak lain adalah
kapasitas tanah sesuai fungsinya (Karlen et al, 1996). Apabila kapasitas
fungsi tanah sudah mengalami penurunan dan tidak dapat berfungsi seperti
sediakala, maka tanah tersebut telah mengalami degradasi. Kualitas tanah
adalah gabungan dari sifat fisik, kimia, dan biologi yang menentukan
pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran air pada lingkungan, dan
sebagai filter lingkungan yang efektif (Larson dan Pierce, 1996).
Wilayah pesisir
didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
saling berinteraksi. Degradasi lingkungan di kawasan pesisir disebabkan oleh
fenomena alam seperti abrasi dan akresi pantai, eksploitasi sumberdaya laut
yang berlebih-lebihan, konversi lahan mangrove menjadi tambak, deplesi air
tanah tawar, dan tidak berkelanjutannya praktek pengelolaan lahan di daerah
hulu DAS.
Penanggulangan kerusakan
lingkungan pesisir dan laut perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan dari
upaya dapat dicapai. Mengingat bahwa subyek dan obyek penanggulangan ini
terkait erat dengan keberadaan masyarakat pesisir, dimana mereka juga mempunyai
keterantungan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan sumberdaya di sekitar,
seperti ikan, udang, kepiting, kayu mangrove, dan sebagainya, maka
penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut yang berbasis masyarakat
menjadi pilihan yang bijaksana untuk diimplementasikan.
(Related Post): Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan