Daur Ulang Sampah Dapat Menciptakan Gaya
Hidup Baru
Ternyata daur ulang
sampah dapat menciptakan gaya hidup baru, bagaimana tidak inovasi produknya
saja tercipta dari gagasan suatu komunitas hal tersebut secara tidak langsung
sudah melakukan riset kebutuhan pangsa pasar (kualitas tinggi, biaya produksi
relatif lebih murah, mudah diproduksi, hasil produkai diminati konsumen,
didukung pemerintah, hasilnya alam lestari) ditambah lagi bahan baku produk
tinggal pakai tidak perlu pengolahan bakal bahan baku menjadi bahan baku arah
hasil bahan bakunya setengah jadi, ongkos produksi lebih murah tentunya. Adalagi
keistimewaannya yaitu diproduksi oleh kelompok, home indutri, bahkan komunitas
tertentu contohnya PKK, Koprasi, Karangtaruna dll. Sudahkah saudaraku
terlibat?. Bagi yang sudah, saya ucapkan selamat anda sudah memilih cara
terbaik dan istimewa dalam pelestarian lingkungan.
Sahabatku sampah
merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat
Indonesia dan dunia. Bisa dikatakan sampah yang dihasilkan manusia setiap hari
jumlahnya sudah tidak terhitung lagi. Baik itu sampah organik maupun anorganik.
Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah yang dihasilkan tersebut malah dibuang
sembarangan di berbagai tempat. Lama-kelamaan sampah tersebut akan
mengakibatkan banyak masalah untuk lingkungan. Efeknya akan merusak lingkungan
yang ada di sekitarnya.
Pemerintah saat ini telah
berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah sampah. (Kota Depok sudah
menjadi program unggulan pengelolaan aset daerah yang melibatkan semua
stakeholder di Kota Depok). Namun, belum mencapai titik kesempurnaan paling tidak sudah mulai merintisnya. Hal ini
dikarenakan jumlah sampah yang ada di Indonesia sangat tinggi. Sehingga
pemerintah kesulitan untuk menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya.
Sebagai warga Indonesia
kita dapat membantu usaha pemerintah mengatasi masalah mengenai sampah, salah
satu usahanya adalah dengan melakukan daur ulang. Oleh karena itu, kita perlu
mengetahui bagaimana cara mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun anorganik.
Sampah organik adalah barang yang
dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemakai sebelumnya tetapi masih
bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar.
Sampah organik dihasilkan
dari bahan-bahan hayati yang dapat diuraikan. Contoh sampah organik seperti
daun-daun kering, jerami, dll. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan
dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang atau sumber daya alam yang tidak dapat
diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng. Sampah,
khususnya di daerah perkotaan sering menjadi masalah. Timbunan sampah yang
dihasilkan terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk kota. Sehari
setiap warga kota menghasilkan rata-rata 900 gram, dengan komposisi, 70% sampah
organik dan 30% sampah anorganik.
Sebagian besar sampah di
kota dibuang ke TPA. Namun pengolahan di TPA justru sering menimbulkan masalah,
mulai dari masalah kesehatan, pencemaran udara, air, tanah sampai masalah
estetika. Penangganan sampah dengan cara seperti itu akan menghasilkan gas
polutan. Walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak
enak. Sementara itu, masih banyak warga kota yang membuang sampah di sembarang
tempat, misalnya sungai, saluran drainase atau rawa-rawa.
Akibatnya sampah akan
menyumbat saluran sehingga menyebabkan banjir. Di sisi kesehatan tumpukan
sampah tersebut akan menjadi salah satu sumber penularan penyakit seperti
disentri, kolera, pes, dsbnya. Selain itu ternyata tidak sedikit warga kota
yang menanggani sampah dengan cara dibakar. Cara-cara seperti justru dapat
menimbulkan masalah serius. Karena sampah yang dibakar akan menghasilkan zat
atau gas polutan yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga
berbahaya langsung terhadap manusia.
Polutan yang dihasilkan
akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker
(karsiogenik) bahkan kematian. Di sisi lain, tidak semua sampah jika dibuang ke
alam akan mudah hancur. Butuh waktu berbulan-bulan, bahkan ada yang puluhan
tahun baru bisa hancur. Akibatnya jika volume sampah yang dihasilkan warga kota
banyak dan lama hancur, maka akan dibutuhkan lahan yang luas untuk TPA. Maka
diperlukan berbagai upaya untuk mengolah sampah supaya tidak membuat efek buruk
pada lingkungan.
Kita menyadari bahwa
sampah aneka jenis itu pastinya berbeda waktu yang dibutuhkan untuk
kehancurannya waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan sampah adalah sebagi
berikut: Jenis Sampah dan proses kehancurannya, jenis kertas=2-5 bulan, Kulit
buah-buahan=6 bulan, Doos Karton=5 bulan, Gabus-busa-Filter Rokok=10-12 tahun,
Kantong Plastik=10-20 tahun, Kulit Sepatu=25-40 tahun, Pakaian/Nylon=30-40
tahun, Plastik=50-80 tahun, Alumunium=80-100 tahun, Styrofoam =tidak hancur
Cara Mendaur Ulang Sampah
Organik dan Anorganik
Daur Ulang Sampah Organik
Di negara-negara yang
telah maju seperti di Eropa, melakukan daur ulang limbah organik sudah
merupakan kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama. Begitu pula di
negara-negara Asia yang maju, misalnya Jepang.
Di Indonesia, meskipun
masih secara sederhana atau tradisional, daur ulang limbah organik juga sudah
sering dilakukan. Contohnyua adalah pemulungan sampah yang berasal dari sampah
rumah tangga yang kemudian dijadikan kompos. Daur ulang mempunyai potensi yang
besar untuk mengurangi tambahan biaya pengolahan dan tempat pembuangan akhir
sampah.
Namun di Indonesia bisa
kita jumpai dalam pelaksanaan program sebuah Kota Depok Zero Waste City sudah
mulai pengelolaan sampah secara terpadu namun bukan berarti kota Depok sama
sekali tidak ada sampah. Akan tetapi, dinilai melalui prosesnya, agar semua masyarakat
di Kota Depok peduli dengan sampah. Serta semua warga bergerak mau membersihkan
sampah di lingkungannya.
Bisa anda baca : Visi
Misi & Program RT-RW
Berdasarkan cara
pemanfaatannya, limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung maupun melalui
daur ulang terlebih dahulu. Tanpa melalui daur ulang, limbah organik dapat
dimanfaatkan secara langsung, misalnya sampah rumah tangga berupa sayuran,
daun-daun bekas dapat dijadikan makanan ternak. Melalui daur ulang, limbah
organik dapat juga dimanfaatkan. Contohnya adalah pembuatan pupuk kompos,
pembuatan biogas, dan pembuatan kertas daur ulang. Berikut adalah uraian
singkat tentang ketiga proses tersebut.
Pupuk kompos hasil proses
limbah organik melalui cara penguraian organik menjadi bahan anorganik yang
dilakukan mikroorganisme melalui fermentasi. Mikroorganisme yang berperan dalam
pembuatan kompos di kenal sebagai eff ective microorganism (EM). EM terdiri
atas mikroorganisme aerob dan anaerob. Proses fermentasinya diciptakan perlu
pengkondisian terhsadap suhu dan kelembaban yang mendukung tumbuhnya jamur
sebagai pemangsa nematoda (cacing parasit pada akar tanaman).
Kompos sangat dianjurkan
oleh departemen pertanian karena bersifat ramah lingkungan, hasil panen dari
tanaman pertanian yang menggunakan pupuk kompos bersifat alami dan tidak
mengandung suatu zat berbahaya sehingga hasil pertanian dengan menggunakan
pupuk kompos atau pupuk alami cenderung memiliki harganya kompetitif dan mampu beersaing di era globalisasi
ini dimana sebaggian masyarakat modern
yang memahami pentingnya mengkonsumsi hasil pertanian dengan proses alami
sebagai pola hidup sehat. Dengan memanfaatkan pupuk organik, di samping
menanggulangi limbah, berarti juga menerapkan gaya hidup sehat yang natural.
Proses dilakukan secara
bertahap menyesuaikan diri dengan tersedianya bahan baku, sedikit demi sedikit
setiap hari ditambahkan . Kondisi ini seperti terjadi di alam seperti di hutan,
dimana sisa-sisa organik jatuh keatas tanah selapis demi selapis sampai menjadi
tebal sehingga fermentasi organisme tanah terjadi dari bawah merambat ke atas
mengejar bahan baku yang baru diikuti terbentuknya humus. Kecepatan pengomposan
sangat tergantung pada :
Sisa organik dapur
terdiri dari potongan / kulit sayuran, kulit buah lunak, daun pembungkus,
kertas, sisa lauk-pauk, dipisahkan dari sisa / sampah non organik. Sisa dapur
tersebut dimasukkan kedalam ember kecil dan yang non organik ditampung dalam
wadah lain untuk dibuang di bak sampah. Setiap kali memasukkan sisa organik
dapur yang mudah busuk (sisa lauk-pauk), diatasnya langsung ditaburi selapis
serbuk gergaji halus rapat-rapat. Maka di dapur selalu disediakan serbuk
gergaji halus dalam wadah khusus. Ember kecil harus selalu ditutup rapat dan
biasanya dalam 1-2 hari sesuai kondisi.
Komposisi bahan baku,
perbandingan kadar C (bahan berserat tinggi) dengan kadar N (jenis kacangan,
pupuk kandang, dsb.). perbandingan bahan baku kompos yang optimal yaitu C/N = +
30, hasil akhir humus atau kompos yang matang C/N = 12-15
Tempat ideal untuk
pembuatan kompos adalah tempat yang bebas dari polusi bau, lalat, binatang
berbahaya dan bebas dari gangguan ayam, anjing, kucing, dsb.
Wadah besar, penampung
bahan baku dan tempat terjadinya proses pengomposan, yang disebut
"Komposter" dan ditaruh di tempat teduh, dan Wadah kecil berupa ember
plastik kecil bertutup, tempat penampungan sementara sisa organik dapur dan
tempat dedaunan. Alat STU Campbell (buku "let It Rot", Storey Books,
Vermont 1998) untuk dipakai di pekarangan rumah. Komposter ini dibuat dari drum
bekas 200 liter, dinding atas terbuka, dinding dasar dilubangi dan dipasang
pipa PVC 3-4 inci berfungsi untuk drainase. Pada pipa PVC berjarak 5 – 10 cm
dibuat lobang (bor) sepanjang sisinya. Drum dipasang berdiri, diberi alas 20 cm
atau lebih dari permukaan tanah. Pipa PVC dimasukkan ke lobang dasar, sampai
ujung bawah menyentuh tanah dan ujung atas menonjol keatas drum + 10 cm,
menembus tengah-tengah tutup. Ember Kecil Ember plastik 5 l - 10 l yang ada
tutupnya, disediakan khusus untuk penampungan sementara (1-2 hari) sisa organik
dapur dan selalu ditaruh di dapur dalam keadaan tertutup.
Cara Kerja Komposter
(drum) ditaruh di pekarangan di tempat teduh. Sebaiknya dibuatkan tutup atas
dari tripleks yang tengahnya berlobang tempat munculnya pipa PVC. Setiap kali
pembersihan halaman, kotoran berupa rontokan daun, potongan pagar rumput, dll
dimasukkan ke dalam komposter, diratakan, sedikit dipadatkan dan diatasnya
ditaburi selapis kotoran ternak lama, kompos baru atau setengah matang, tanah
subur hitam, dsb. sebagai starter penambah N dan organisme tanah kemudian siram
dengan air secukupnya agar lembab dan ditutup untuk mencegah masuknya air
hujan, terik matahari dan pencemaran lalat.
Waktu yang diperlukan
komposter memakan waktu 1 bulan
sampai 2 bulan ingat perlu
dibalik-balik minimal seminggu sekali, setelah + 1 bulan dan diperkirakan
pengomposan sudah matang berupa kompos berwarna hitam, remah dan berbau segar.
Komposter dikosongkan, isinya diangin-anginkan, dan dapat dipergunakan atau
disaring (saringan kawat kasa) jika mau dikemas.
Proses fermentasi panas
oleh bakteri termofilik pengomposan terjadi sejak awal bahan organik
dimasukkan, dan merambat keatas mengikuti bahan organik baru kemudian dijaga
temperaturnya karena suhu dapat meningkat didalam komposter tertutup berguna
untuk membunuh gulma dan bibit hama- penyakit. Komposter I yang sudah penuh dan
sedang dalam proses pemasakkan, digantikan komposter II yang sudah disiapkan
dan nanti setelah komposter I selesai dokosongkan, disiapkan untuk menggantikan
komposter II bila sudah penuh, dst
Daur Ulang Limbah Anorganik
Limbah anorganik yang
dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng.
Limbah tersebut terlebih dahulu diolah melalui sanitary landfill, incineration
atau pembakaran, dan pulverisation atau penghancuran. Sanitary landfill yaitu suatu
metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sedangkan
pada incineration sampah dibakar di dalam alat yang disebut insinerator.
Hasil pembakarannya
berupa gas dan residu pembakaran. Sementara itu, pada pulverisation, penghancuran
sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan
alat pelumat sampah. Sampah-sampah tersebut langsung dihancurkan menjadi
potongan-potongan kecil yang dapat dimanfatkan untuk menimbun tanah yang
letaknya rendah
salah satu cara mengatasi
sampah di sekitar kita. Daur ulang berarti mengolah atau memanfaatkan barang
bekas atau sampah menjadi barang baru yang masih bisa dipakai atau
dimanfaatkan. Sebagai contoh botol-botol bekas dihancurkan dan dicetak menjadi
botol-botol baru, atau dicat dan dilukis sehingga menjadi benda pajangan
menarik di ruang tamu. Kertas bekas didaur ulang menjadi tisu toilet atau
kertas tulis dengan kualitas rendah. Demikian pula logam dan plastik, keduanya
dapat dilebur dan dicetak ulang menjadi perkakas baru dengan kualitas rendah
Pengaruh Mendaur Ulang Sampah Terhadap
Gaya Hidup
Apa pengaruh yang akan
didapat dari system pengelolaan sampah terpadu ini yang berkaitan erat dengan
pola gaya hidup modern:
Ditinjau
dari Aspek Lingkungan
Penghematan Sumber Daya
Alam
Pengurangan Pencemaran
Lingkungan
Berkurangnya sampah yang
merusak lingkungan
Terhindarnya siklus dan
ekosistem dari pencemaran akibat sampah
Ditinjau
dari Aspek Ekonomi
Menghemat Biaya Operasional
Pengelolaan Sampah
Timbulnya inovasi baru
dalam menciptakan produk
Menciptakan Lapangan
Kerja
Menyediakan Bahan Baku
Bagi Industri Daur-Ulang
Ditinjau
Dari Aspek Gaya Hidup
Timbulnya komunitas,
produk baru dan pangsa pasar
Peningkatan ekonomi dari
hasil industry pengelolaan sampah
Beralihnya pola hidup
masyarakat menjadi gaya hidup sehat
Pengelolaan
system pertanian beralih dengan nutrisi hara alami sehingga terhindar dari
pupuk dan insektisida beracun.
Sahabatku itulah Upaya
Terhadap Cinta Lingkungan Melalui Daur Ulang Sampah Dapat Menciptakan Gaya
Hidup Baru terhadap pelestarian Alam, Daur Ulang Sampah Organik, Daur Ulang
Limbah Anorganik. untuk lebih jelasnya nanti Abah akan sampaikan dalam artikel
selanjutnya. Sudahkah saudaraku terlibat?. Bagi yang sudah, saya ucapkan
selamat anda sudah memilih cara terbaik dan istimewa dalam pelestarian lingkungan.
Related Post: PembangunanBerkelanjutanYang Berwawasan Lingkungan