Bagaimana Mekanisme terangkutnya sedimen, hara tanah pada suatu lahan tanah atau proses erosi? Kemudian Bagaimana Pengertian
dan penjelasan para ahli tentang Sedimentary Petrology, sediments dan
sedimentary rocks hingga hasil penelitian dari Fenomena erosi hanyutan
unsur hara. Untuk hal tersebut artikel ini dapat membantu menjelaskan terhadap sebuah proses hanyutan sedimen kemudian untuk lebih fokus dalam menterjemahkannya bisa anda lihat video dan gambar semoga dapat membantu terhadap penjelasan proses erosi dari Sedimentar Petrology, sediments dan sedimentary rocks.
Terangkutnya sedimen suatu lahan oleh aliran tercermin dari kandungan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari lahan yang mengalami erosi
Video Penjelasan Materi Sedimentary Petrology
The process of drift of soil nutrients. This is because nutrients and nutrients are always present and absorbed by the soil material mainly by clay fraction
Loss of topsoil (layer of soil) bit
by bit, so that until the bottom layer (sub-soil) which generally have a more
ugly physical properties.
Terangkutnya sedimen
suatu lahan oleh aliran tercermin dari kandungan lumpur yang terbawa oleh
aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari lahan yang mengalami erosi,
yang prosesnya diawali dengan pemecahan dan pelepasan partikel tanah pada
lapisan tanah atas oleh pukulan air hujan, kemudian terangkut oleh aliran
permukaan menuju ke sungai. Kadar lumpur atau kandungan sedimen melayang
biasanya dinyatakan dalam berat sedimen per satuan volume (mg/lt). Tingginya
kandungan lumpur dalam aliran mengindikasikan tingkat laju erosi (Suripin,
2001). Akibat langsung dari erosi adalah hilangnya lapisan atas (lapisan olah)
tanah sedikit demi sedikit, sehingga sampai pada lapisan bawah (sub-soil) yang
umumnya memiliki sifat fisik lebih jelek.
The process of drift of soil nutrients. This is because nutrients and nutrients are always present and absorbed by the soil material mainly by clay fraction
Berkurangnya unsur hara
dalam tanah disebabkan oleh proses pencucian, terangkut pada waktu panen, dan
terangkut pada waktu erosi. Apabila erosi berjalan terus-menerus mengikis
lapisan permukaan tanah, maka kompleks liat dan humus, serta partikel lainnya
akan terangkut oleh limpasan permukaan. Padahal, kompleks liat dan humus yang
berada di lapisan atas tanah atau lapisan olah tanah sangat kaya akan unsur
hara tanaman. Oleh karena itu pada saat lapisan tanah atas tererosi, bersamaan
dengan itu terangkut pula bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara
dan nutrisi tanah (Suripin, 2001).
Kehilangan unsur hara
pada tanah terjadi karena pemindahan partikel-partikel halus tanah, anorganik
dan organik, bahan-bahan koloid, dan aliran run off. Menurut Sutikto (1999,
dalam Wiyanto, dkk, 2000), kehilangan nutrien melalui sedimen yang terangkut
dalam proses erosi lebih besar daripada nutrien yang larut dalam air dan hanyut
bersama runoff. Besarnya kehilangan nutrien tersebut sangat dipengaruhi oleh
sifat-sifat tanah setempat. Hasil Penelitian yang dilakukan Wiyanto dkk (2000)
dari tahun 1998--1999 di Sub DAS Motakan, Jember, menunjukkan adanya
peningkatan erosi yang ditandai dengan penipisan solum tanah sebesar 6,5 mm
(tahun 1998) dan 9,2 mm (tahun 1999), atau kehilangan tanah rata-rata 86,317 ton/ha/th.
Bersamaan dengan proses
erosi tersebut terjadi pula hanyutan unsur hara N sebesar 307,9 kg/ha/th (tahun
1998) dan 366,644 kg/ha/th (tahun 1999), unsur hara P sebesar 7,19x10-7
kg/ha/th (tahun 1998) dan 5,74 x10-7 kg/ha/th (tahun 1999), serta unsure hara K
sebesar 9,781 kg/ha/th (tahun 1998) dan 5,423 kg/ha/th (tahun 1999). Dengan
demikian erosi hebat yang terjadi di Sub DAS Motakan telah mengakibatkan
pemiskinan unsur hara terutama unsur N sebesar rata-rata 67,27 kg/ha/th atau
setara dengan pupuk urea sebesar 149,494 kg/ha/th.
Berdasarkan hasil
peneltian tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan laju erosi dari tahun
1998—1999 diikuti pula dengan peningkatan laju hanyutan unsur hara N dan P.
Fenomena ini menunjukkan adanya hubungan positif antara jumlah tanah yang
tererosi dengan jumlah kehilangan unsur hara N dan P. Akan tetapi untuk unsure
hara K ternyata terjadi sebaliknya. Hal ini mengindikasikan adanya factor lain
yang berpengaruh lebih dominan, misalnya jumlah persediaan unsure dalam tanah
pada tahun 1999 lebih kecil dibanding tahun 1998, atau mungkin ada proses kimia
tertentu yang bisa berakibat seperti itu. Dengan demikian, sebenarnya unsur
hara yang hanyut oleh limpasan permukaan lebih besar dibanding data hasil
pengukuran Wiyanto tersebut, karena data hanyutan unsur hara tersebut belum
termasuk unsur hara yang larut dan hanyut bersama aliran air.
Oleh karena itu,
sebenarnya pemupukan besar-besaran yang dilakukan petani akan menjadi
sia-sia, apabila erosi dan hanyutan unsur hara masih terjadi secara hebat. Hal
ini disebabkan besarnya pupuk yang ditabur ke tanaman akan hilang percuma
bersama material erosi dan limpasan permukaan.
(Related Post):
(Related Post):