Search here

12 Des 2017

Mekanisme Hanyutan Sedimen dan Hara Tanah

Bagaimana Mekanisme terangkutnya sedimen, hara tanah pada suatu lahan tanah atau proses erosi? Kemudian Bagaimana Pengertian dan penjelasan para ahli tentang Sedimentary Petrology, sediments dan sedimentary rocks hingga hasil penelitian dari Fenomena erosi hanyutan unsur hara. Untuk hal tersebut artikel ini dapat membantu menjelaskan terhadap sebuah proses hanyutan sedimen kemudian  untuk lebih fokus dalam menterjemahkannya bisa anda lihat video dan gambar semoga dapat membantu terhadap penjelasan proses erosi dari Sedimentar  Petrologysediments dan sedimentary rocks.

Terangkutnya sedimen suatu lahan oleh aliran tercermin dari kandungan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari lahan yang mengalami erosi




Video Penjelasan Materi Sedimentary Petrology 


  Loss of topsoil (layer of soil) bit by bit, so that until the bottom layer (sub-soil) which generally have a more ugly physical properties.

Abah Opar: Mekanisme Hanyutan Sedimen dan Hara Tanah


Terangkutnya sedimen suatu lahan oleh aliran tercermin dari kandungan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari lahan yang mengalami erosi, yang prosesnya diawali dengan pemecahan dan pelepasan partikel tanah pada lapisan tanah atas oleh pukulan air hujan, kemudian terangkut oleh aliran permukaan menuju  ke sungai. Kadar lumpur atau kandungan sedimen melayang biasanya dinyatakan dalam berat sedimen per satuan volume (mg/lt). Tingginya kandungan lumpur dalam aliran meng­indi­kasikan tingkat laju erosi (Suripin, 2001). Akibat langsung dari erosi adalah hilangnya lapisan atas (lapisan olah) tanah sedikit demi sedikit, sehingga sampai pada lapisan bawah (sub-soil) yang umumnya memiliki sifat fisik lebih jelek.


The process of drift of soil nutrients. This is because nutrients and nutrients are always present and absorbed by the soil material mainly by clay fraction




Mekanisme Hanyutan Sedimen dan Hara Tanah

    Pada umumnya, proses erosi tersebut selalu disertai dengan proses hanyutan unsur hara tanah. Hal ini disebabkan unsur hara dan nutrisi selalu berada dan diadsorbsi oleh material tanah terutama oleh fraksi liat. Oleh karena itu besarnya unsur hara dan nutrisi yang terbawa oleh sedimen tererosi berkorelasi kuat dengan jumlah fraksi liat dan lumpur halus (Beuselinck, 2002). Namun demikian, sebenarnya masih ada sebagian unsur hara dan nutrisi tanah yang hanyut tercuci oleh aliran air yang melalui tanah tersebut. Tanah yang telah mengalami erosi dan hanyutan unsur hara sehingga menurun kualitasnya, berarti tanah tersebut telah mengalami degradasi. Oleh karena itu degradasi yang terjadi pada suatu tanah dapat dideteksi melalui porsi air hujan jatuh yang menjadi aliran permukaan, volume transport sedimen, dan hanyutan unsure hara tanah.

Berkurangnya unsur hara dalam tanah disebabkan oleh proses pencucian, terangkut pada waktu panen, dan terangkut pada waktu erosi. Apabila erosi berjalan terus-menerus mengikis lapisan permukaan tanah, maka kompleks liat dan humus, serta partikel lainnya akan terangkut oleh limpasan permukaan. Padahal, kompleks liat dan humus yang berada di lapisan atas tanah atau lapisan olah tanah sangat kaya akan unsur hara tanaman. Oleh karena itu pada saat lapisan tanah atas tererosi, bersamaan dengan itu terangkut pula bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara dan nutrisi tanah (Suripin, 2001).


Kehilangan unsur hara pada tanah terjadi karena pemindahan partikel-partikel halus tanah, anorganik dan organik, bahan-bahan koloid, dan aliran run off. Menurut Sutikto (1999, dalam Wiyanto, dkk, 2000), kehilangan nutrien melalui sedimen yang terangkut dalam proses erosi lebih besar daripada nutrien yang larut dalam air dan hanyut bersama runoff. Besarnya kehilangan nutrien tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah setempat. Hasil Penelitian yang dilakukan Wiyanto dkk (2000) dari tahun 1998--1999 di Sub DAS Motakan, Jember, menunjukkan adanya peningkatan erosi yang ditandai dengan penipisan solum tanah sebesar 6,5 mm (tahun 1998) dan 9,2 mm (tahun 1999), atau kehilangan tanah rata-rata 86,317 ton/ha/th.
Bersamaan dengan proses erosi tersebut terjadi pula hanyutan unsur hara N sebesar 307,9 kg/ha/th (tahun 1998) dan 366,644 kg/ha/th (tahun 1999), unsur hara P sebesar 7,19x10-7 kg/ha/th (tahun 1998) dan 5,74 x10-7 kg/ha/th (tahun 1999), serta unsure hara K sebesar 9,781 kg/ha/th (tahun 1998) dan 5,423 kg/ha/th (tahun 1999). Dengan demikian erosi hebat yang terjadi di Sub DAS Motakan telah mengakibatkan pemiskinan unsur hara terutama unsur N sebesar rata-rata 67,27 kg/ha/th atau setara dengan pupuk urea sebesar 149,494 kg/ha/th.


Berdasarkan hasil peneltian tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan laju erosi dari tahun 1998—1999 diikuti pula dengan peningkatan laju hanyutan unsur hara N dan P. Fenomena ini menunjukkan adanya hubungan positif antara jumlah tanah yang tererosi dengan jumlah kehilangan unsur hara N dan P. Akan tetapi untuk unsure hara K ternyata terjadi sebaliknya. Hal ini mengindikasikan adanya factor lain yang berpengaruh lebih dominan, misalnya jumlah persediaan unsure dalam tanah pada tahun 1999 lebih kecil dibanding tahun 1998, atau mungkin ada proses kimia tertentu yang bisa berakibat seperti itu. Dengan demikian, sebenarnya unsur hara yang hanyut oleh limpasan permukaan lebih besar dibanding data hasil pengukuran Wiyanto tersebut, karena data hanyutan unsur hara tersebut belum termasuk unsur hara yang larut dan hanyut bersama aliran air.


Oleh karena itu, sebenarnya pemupukan besar-besaran yang dilakukan petani akan menjadi sia-sia, apabila erosi dan hanyutan unsur hara masih terjadi secara hebat. Hal ini disebabkan besarnya pupuk yang ditabur ke tanaman akan hilang percuma bersama material erosi dan limpasan permukaan.


Back << to >> Menu
(Related Post):

   

Pageviews Artcle

Rekomendasi Unuk Anda Baca

9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah

Education and Knowledge Update   Apa Saja Yang Termasuk 9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah itu ? Sahabatku beriku...

Comments
Comments