Hapalkan Al-Quran Mulailah Sekarang Juga
Sebuah hadits yang
diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun Al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” HR. at-Tirmidzi 2910. Adapun langkah-langkahnya Atau Metodologi Menghafal Al-Quran sebagai berikut:
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun Al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” HR. at-Tirmidzi 2910. Adapun langkah-langkahnya Atau Metodologi Menghafal Al-Quran sebagai berikut:
1. Do’a
Sebelum masuk kedalam langkah kongkrit (tentang metodologi menghafal), kita harus memahami terlebih dahulu Al Quran itu sesungguhnya milik siapa? Kenapa dia diturunkan di dunia?
Dengan
mengetahui hal ini, maka kita akan lebih semangat dalam menghafal. Dan tentu
kita juga harus berdo'a, semoga Allah karuniai kita kemudahan dan kelancaran
dalam menghafal Al-Qur'an. Do’a adalah senjata seorang mukmin. Dalam setiap
amalan kita diperintahkan untuk selalu mengawalinya dengan berdo’a.
Begitu juga dalam menghafal Al-quran, perbanyaklah berdo’a agar dimudahkan dalam menghafal Al-quran, karena do’a merupakan bukti tawakkal kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
Berikut ada dua contoh doa agar dimudahkan dalam menghafal al-quran. Doa-doa ini bukan bersumber dari al-quran atau hadits, namun maknanya sangat bagus. Pada akhirnya kembali kepada kita masing-masing, mau berdoa menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Berikut contoh doa dalam bahasa Arab:
Sebelum masuk kedalam langkah kongkrit (tentang metodologi menghafal), kita harus memahami terlebih dahulu Al Quran itu sesungguhnya milik siapa? Kenapa dia diturunkan di dunia?
Begitu juga dalam menghafal Al-quran, perbanyaklah berdo’a agar dimudahkan dalam menghafal Al-quran, karena do’a merupakan bukti tawakkal kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala
Berikut ada dua contoh doa agar dimudahkan dalam menghafal al-quran. Doa-doa ini bukan bersumber dari al-quran atau hadits, namun maknanya sangat bagus. Pada akhirnya kembali kepada kita masing-masing, mau berdoa menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Berikut contoh doa dalam bahasa Arab:
اللهم وفقني لحفظ القرآن الكريم ورزقني تلاوته أناء الليل وأطراف
النهار على الوجه الذي يرضيك عنا يا أرحم الراحمين
‘Allahumma waffiqnii li hifdzil quraanil kariim, wa rozziqnii
tilaawatihi anaa’al laili wa athroofan nahaari ‘alal wajhi alladzi yurdhiika
annaa, yaa arhamar roohimiin’.
“Ya Allah berikanlah kepadaku taufik untuk bisa menghafal
Al-qur’an, dan berilah saya kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai
dengan ridhal dan tuntunan-Mu , wahai Yang Maha Pengasih”.
Atau
bisa juga membaca doa ini:
اَللّهُمَّ يَسِّرْلَنَا فِى
حِفْظِ كِتَابِكَ
‘Allahumma yassir lanaa fi hifdzi kitabik’
“Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghafal kitab-Mu (al-quran)”.
2.
Mengikhlaskan
Niat
Sesungguhkan
niat ini menjadi sangat penting. Untuk apa kita menghafal Al-Qur'an? Apakah
hanya supaya dianggap sebagai penghafal Al-Qur'an? ataukah murni karena Allah
semata?. Sebaiknya kita perlu meluruskan niat untuk melakukan tugas mulia ini,
agar Allah limpahkan berkah.
Yang
paling penting adalah mengikhlaskan niat. percuma saja bila kita menghafal
al-quran tapi niatnya bukan karena Allah Subhanahu wa ta’ala. Kita hanya
akan mendapatkan lelah tanpa mendapat pahala sedikit pun. bila kita niatkan
hanya karena Allah, insya-Allah Allah akan menolong serta mempermudah langkah
kita.
Jika
niat kita ikhlas karena Allah, niscaya Allah akan membantu kita dikala sedang
malas atau bosan. Karena halangan terbesar bagi penghafal al-quran adalah rasa
bosan, terlebih jika baru pertama kali menghafal. Untuk itu, ikhlasnya niat
merupakan hal wajib bagi seorang penghafal al-quran.
3.
Melaksanakan
Shalat Hajat
Setelah
niat kita ikhlas karena mengharap ridho dan pahala Allah, hendaknya kita
melakukan shalat hajat sebelum mulai menghafal al-quran. Mohonlah agar
dimudahkan di dalam menghafal al-quran. Karena pemilik al-quran adalah Allah,
maka kita memohon kepada pemiliknya agar diberi kemudahan.
Untuk
shalat hajat sendiri tidak ada ketentuan waktu. Kita bisa mengerjakan shalat
hajat kapan saja, kecuali pada waktu terlarang mengerjakan shalat. Anjuran
untuk mengerjakan shalat hajat ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan
Hudzaifah al-Yamani radhiyallahu anhu, beliau berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه
وسلم إذا حزبه أمر صلى
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam jika ditimpa suatu masalah beliau langsung mengerjakan shalat.”
4.
Memperbaiki
Bacaan
Sebelum mulai menghafal ayat demi ayat,
hendaknya kita memperbaiki bacaan terlebih dahulu. hal ini wajib kita lakukan
agar terhindar dari salah baca dan kekeliruan. Menghafal al-quran memang
mempunyai keutamaan yang banyak, tapi kalau membacanya masih banyak yang
keliru, bisa membuat pahala berkurang.
5.
Metode
Mengafal Alquran
Ada
banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk menghafal al-quran,
masing-masing orang akan mengambil metode yang sesuai dengan dirinya. Akan
tetapi disini saya akan paparkan 2 cara yang paling mudah menurut saya dan bisa
dilakukan siapa saja:
a.
Metode
Pertama
Mushafnya jangan di ganti-ganti.
Karena struktur dan tampilan halaman terkadang berbeda-beda tiap penerbit. Pastikan kita menghafal dengan mushaf yang sama sampai selecek-leceknya. Karena kita menghafal itu sebenarnya mirip dengan memotret gambar ke dalam memori. Sehingga bentuk mushaf itu akan mempengaruhi struktur hafalan kita di memori otak.
Karena struktur dan tampilan halaman terkadang berbeda-beda tiap penerbit. Pastikan kita menghafal dengan mushaf yang sama sampai selecek-leceknya. Karena kita menghafal itu sebenarnya mirip dengan memotret gambar ke dalam memori. Sehingga bentuk mushaf itu akan mempengaruhi struktur hafalan kita di memori otak.
Menghafal per-halaman. Maksudnya kita
membaca satu halaman yang mau kita hafal sebanyak tiga sampai sepuluh kali
secara tartil, kalau sudah lancar baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu
halaman, baru kita pindah ke halaman berikutnya. Metode ini lebih
direkomendasikan menggunakan mushaf standart madinah.
Perlu diperhatikan, setiap kita menghafal
satu halaman, sebaiknya kita juga menghafal satu ayat di halaman berikutnya.
Agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman
berikutnya.
b.
Metode
Kedua
Satu
ayat/ satu baris diulang-ulang. Banyak sekali orang yang tidak dikaruniai
kemampuan menghafal. Ketika kita menghafal lama, sejatinya kita sedang
berinteraksi dengan Al-Quran. Maka dengan mengulang-ulang pembacaan diharapkan
hafalan akan semakin kuat. Jika ayatnya panjang, maka bisa dibagi menjadi
beberapa penggalan, dimana tiap penggalan tersebut diulang kembali.
Menghafal
per-ayat, maksudnya kita membaca satu ayat yang mau kita hafal tiga sampai
sepuluh kali secara tartil, kalau sudah lancar kita baru menghafal ayat
tersebut. Setelah hafal ayat pertama kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara
yang sama, begitu seterusnya sampai satu halaman.
Akan tetapi sebelum pindah ke halaman
berikutnya sebaiknya kita mengulangi halaman-halaman sebelumnya agar lebih kuat
hafalannya. Untuk pengulangan setiap satu ayat disarankan sebanyak 20 kali ini akan lebih baik.
6.
Pasang Target Menghafal
Di
tengah-tengah menghafal, biasanya akan mengalami kendala seperti susah masuk
atau hafalan yang sudah dihafal lupa lagi. Kalau sudah seperti ini biasanya
semangat kita akan berkurang. Karena kita merasa bahwa al-quran susah untuk
dihafal.
Untuk
menanggulangi agar kita tidak patah semangat, kita harus pasang target dalam
menghafal. Target ini berguna sekali ketika kita sedang malas menghafal. Kita
akan ingat bahwa kita punya mimpi menjadi penghafal al-quran, sehingga semangat
kita akan kembali berkobar.
Kita
tidak perlu muluk-muluk dalam menentukan target hafalan, usahakan yang
realistis dan sesuai dengan kemampuan kita. Namun sebaiknya dalam menghafal,
kita memiliki target. Semisal dalam setahun ini, kita punya target harus bisa
hafal 1 juz.
7.
Memperdengarkan Hafalan
Untuk
menghindari bacaan yang salah, hendaknya halaman yang sudah dihafal kita
perdengarkan kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika bacaan
kita salah.
Ketika
kita menghafal, terkadang terjadi kesalahan baca tanpa kita sadari. Untuk itu,
dengan menyetorkan hafalan kita akan dibenarka jika terjadi kesalahan dalam
bacaan kita. Sehingga kesahalan tersebut tidak tidak berlarut-larut dalam
hafalan kita.
8.
Memperbanyak Mendengar Bacaan
Al-Quran
Faktor
lain yang dapat memperkuat hafalan kita adalah memperbanyak mendengarkan bacaan
al-quran, baik dari teman ataupun bacaan al-quran dari syaikh yang mapan dalam
bacaan.
Kalau
bisa tidak hanya mendengar sambil mengerjakan pekerjaan lain, akan tetapi
mendengar dengan serius dan secara teratur. Dengan begitu kita akan lebih
konsentrasi dalam proses menghafal via pendengaran
.
9.
Murojaah (Mengulang-Ulang Hafalan)
Sesuai dengan metode menghafal Al-Quran pada point 5 di atas hendaknya
kita mengulang-ulang halaman yang sudah kita hafal sesering mungkin, jangan
sampai kita sudah merasa hafal beberapa halaman, kemudian kita tinggal hafalan
tersebut tanpa mengulanginya dalam waktu yang lama. Hal ini akan menyebabkan
hilangnya hafalan tersebut.
Ada
satu kisah menarik yang dialami Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang
terkenal dengan kuatnya hafalannya. Suatu ketika, beliau menghafal sebuah buku
dengan diulang berkali-kali. Kebetulan dalam rumah itu tinggal seorang nenek
tua.
Karena
seringnya mengulang-ulang hafalannya, nenek tersebut bosan mendengarnya,
kemudian ia memanggil Imam Ibnu Abi Hatim dan bertanya padanya:”Wahai anak, apa
yang sedang engkau kerjakan?” “Saya sedang menghafal sebuah buku”, jawab Ibnu
Abi Hatim.
Nenek
tersebut berkata:”Tidak perlu seperti itu, saya saja sudah hafal buku tersebut
hanya karena mendengar hafalanmu”. “Kalau begitu, saya ingin mendengar
hafalanmu”, timpal Ibnu Abi Hatim. Lalu, nenek tersebut membaca buku yang sudah
dihafalnya.
Setahun
setelah kejadian tersebut, Ibnu Abi Hatim ingin mengetahui apakah nenek
tersebut masih ingat dengan hafalannya. Ia kembali ke rumah tersebut dan
meminta agar nenek tersebut mengulangi hafalan yang ia hafal setahun yang lalu.
Ternyata
nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali isi buku yang ia hafal setahun
lalu. Namun, tidak dengan Imam Ibnu Abi Hatim, tidak ada satu pun yang ia lupa
dari hafalannya.
Kisah
ini menegaskan bahwa kita tidak hanya dituntut untuk menghafal, tapi kita juga
dituntut untuk menjaga hafalan agar tidak lupa. Jika hanya menghafal, kita
yakin pasti banyak orang yang bisa, namun untuk menjaga hafalan tidak semua
orang bisa.
Untuk
itu, menjaga hafalan dengan sering murojaah (mengulang-ulang hafalan) merupakan
hal wajib jika kita ingin menghafal al-quran.
10. Menggunakan
Seluruh Panca Indra
Faktor
lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan semua panca indra yang kita
miliki. Maksudnya kita menghafal buka hanya dengan mata saja, akan tetapi
dibarengi dengan sering mendengarkan bacaan al-quran, membacanya denga mulut
dan menulis ayat-ayat yang mau kita hafal.
11. Menggunakan
Satu Jenis Mushaf Alquran
Usahakan
menggunakan satu jenis mushaf al-quran, jangan pindah dari satu jenis mushaf ke
mushaf lain. Karena setiap jenis mushaf al-quran mempunyai posisi ayat yang
berbeda-beda, kalau kita berganti-ganti mushaf mata kita akan ikut menghafal
apa yang kita lihat sehingga itu akan mengaburkan hafalan kita.
Maksud
dari satu jenis ini adalah model penulisan mushaf. Seperti mushaf standart
Madinah, mushaf yang dipakai oleh sebagian Kita bisa menggunakan mushaf
standart Madinah, mushaf cetakan Mesir, mushaf cetakan Kuwait atau mushaf yang
dipakai sebagian orang Pakistan dan India.
Kita
juga bisa menggunakan model mushaf yang dipakai oleh sebagian pondok pesantren
tahfidh al-quran di Indonesia yang dicetak oleh Manar Qudus.
Semua
kembali kepada kita masing-masing, ingin menggunakan model mushaf yang mana.
Yang perlu diperhatikan, jika sudah menggunakan satu model mushaf, usahakan
jangan menggunakan model mushaf yang lain.
12. Memilih
Waktu Yang Baik
Pilihlah
waktu yang tepat untuk menghafal, hal ini tergantung kepada pribadi
masing-masing. waktu yang tepat bagi pelajar belum tentu tepat bagi seorang
karyawan, begitu juga waktu yang tepat bagi karyawan belum tentu tepat bagi ibu
rumah tangga.
13. Mengetahui
fadhilah sehingga akan mencintai Al-Qur'an
Sangat yakin, bahwa tanpa mengetahui fadhilahnya, maka proses menghafal akan menjadi sangat kering dan tanpa semangat.
Sangat yakin, bahwa tanpa mengetahui fadhilahnya, maka proses menghafal akan menjadi sangat kering dan tanpa semangat.
Kata
ust Yusuf Mansur,
Membaca
dan menghafal Al-Qur'an itu ibarat membangun gunung emas. Setiap huruf yang
dibaca, akan masuk ke dalam kantong-kantong kita yang nilainya bahkan lebih
besar dari gunung itu sendiri. Subhanallah.
14. Ditemani
dengan amal unggulan
Untuk mendapatkan keberkahan dan cintanya Allah, kita perlu menambahkan dengan amal-amal unggulan (puasa, tahajud, sedekah) sehingga dimudahkan untuk menghafal Al-Qur'an.
Terakhir, ada satu metode unik yang di terapkan di Maroko, mereka menghafal al-quran dengan
Untuk mendapatkan keberkahan dan cintanya Allah, kita perlu menambahkan dengan amal-amal unggulan (puasa, tahajud, sedekah) sehingga dimudahkan untuk menghafal Al-Qur'an.
Terakhir, ada satu metode unik yang di terapkan di Maroko, mereka menghafal al-quran dengan
15. Cara
menulis ayat per ayatnya.
Metode
ini menggunakan alat seperti papan persegi panjang. Papan tersebut dihiasi
garis-garis yang dibuat secara permanen, untuk memudahkan dalam menulis
ayat-ayat al-qur’an. Mereka biasa menyebut alat ini dengan Lauh.
InsyaAllah
dengan cara ini diharapkan proses menghafal menjadi lebih mudah dan nikmat.
Perlu diingat bahwa proses menghafal Al-Quran dengan cepat itu bukanlah
prestasi, yang paling penting adalah bagaimana kebersamaan kita dengan
Al-Qur'an. Masalah hasil, Allah yang tentukan, kita sebagai hamba hanya bisa
berusaha saja.