Aku & Kejayaan Akhir Zaman
Aku (Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Semangat yang digambarkan dalam puisi Aku karya Chairil Anwar merupakan perumpamaan segelintir percikan api semangat yang dikobarkan oleh seorang pemimpin Islam dimana Ia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyatukan pandangan, visi, misi, tujuan dan program hingga meraih sebuah kejayaan dalam peradaban, Kita menengok sekilas kebelakang sebagai cerminan yang sudah pasti adanya dan apa yang akan perbuat dimasa yang akan datang.
“Allah memilih Bangsa ‘Arab. Dipimpin Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, dan beberapa penguasa Daulah ‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima, bahkan banyak ‘Ulama dan Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan orang Persia.”
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling dan menyimpang, Allah cabut amanah itu dari mereka;
Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”
“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”
“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul dan anak turunnya, serta khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”
“Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam, bangsa Indonesia; dengan postur tubuh yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi berhidung pesek “Yang belum pernah ditunjuk Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke”,
Rasulullah pernah mensabdakan bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur. “Maka sungguhdiharapkan, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.”
Menjadi pemimpin bukanlah suatu hal yang mudah dipundaknya terdapat beban dan tanggung jawab untuk mensejahterakan dan memakmurkan orang yang dipimpimnya. Oleh karena itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan menjadi pemimpin.
Dalam buku fiqih sejarah oleh Drs. H. Amir Abyan dan Zainal Muttaqin, MA. Menyebutkan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi orang yang akan menjadi pemimpin antara lain:
1. Beriman dan bertakwa
2. Berwibawa
3. Adil dan bijaksana
4. Memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas
5. Sehat jasmani dan rohaninya
6. Mampu mengatur orang yang dipimpinnya
7. Berani melindungi bawahanya
8. Menguasai dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Dalam buku study kepemimpinan ilmu Imam al-Mawardi mengemukakan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan kriteria antara lain:
1. Pemimpin harus mempunyai sifat adil
2. Memiliki pengetahuan untuk memanage persoalan-persoalan yang terkait dengan kehidupan bangsa dan bernegara
3. Sehat panca inderanya
4. Sehat anggota badan dari kekurangan, sehingga memungkinkan dia untuk bergaul lebih lincah, cepat, dan semangat
5. Seseorang pemimpin harus mempunyai visi dan misi yang jelas
6. Mempunyai keberanian dan kekuatan
Syarat terakhir yang menjadi pemimpin harus keturunan Quraisy.
1. Jujur, sebab tanpa kejujuran akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan jabatan manipulasi terhadap anggota yang dipimpinya.
2. Amanah (dapat dipercaya).
Dengan amanah akan terhindar dari tindakan kolusi, korupsi, dan manipulasi. Dengan amanah maka orang yang dipimpin akan memberi kepercayaan penuh sehingga program-program kepemimpinan akan mendapat dukungan optimal.
3. Ludas (fathanah)
Pemimpin yang ludas akan dapat mengambil inisiatif secara cermat, tepat dan cepat ketika menghadapi persoalan yang ada dalam kepemimpinannya.
4. Adil
Sebab jika tidak adil maka akan memunculkan kecemburuan yang dapat memicu kerawanan sosial, konflik dan ketegangan. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa rakyat dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.
5. Bijaksana dan mempunyai sikap tanggung jawab
Kebijakan-kebijakan atau keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin benar-benar bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan, baik secara moral maupun secara formal. Artinya jangan sampai pemimpin bertindak sewenang-wenang tanpa memperdulikan nasib anggota yang dipimpinnya.
6. Terbuka (bersedia dikritik dan mau menerima saran dari orang lain) Sikap terbuka ini mencerminkan sikap tawadu’, tidak sombong.
7. Keikhlasan
Berbuat dan beramal dengan ikhlas adalah hal yang sangat penting dalam pandangan islam. Sebab tanpa keikhlasan amal perbuatan akan sia-sia oleh sebab itu kadang pemimpin harus mempunyai jiwa ikhlas beramal. Keikhlasan di sini tetap dalam pengertian melaksanakan amanah kepemimpinan yang sebaik-baiknya, bukan semaunya sendiri.
Kriteria Pemimpin Ideal
Dari beberapa pandangan di atas, kriteria pemimpin yang ideal adalah:
1. Beriman dan bertakwa
2. Ludas
3. Mencintai kebenaran dan bertindak yang benar
4. Dapat dipercaya
5. Mampu bekerja sama orang lain
6. Ahli dalam bidang kepemimpinan
7. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong
8. Terbuka menerima pandangan orang lain
9. Memiliki visi kehidupan
10. Memiliki dedikasi dan kesetiaan yang tinggi
11. Kreatif, inisiatif, dan inovatif
12. Bertanggung jawab dari segala keputusan yang diambil
13. Konsekwen/istiqamah
14. Sehat jasmani dan rohani
15. Jujur, adil, dan bijaksana
16. Berwibawa
17. Memiliki koneksi/jaringan
Syarat-syarat kepemimpinan secara umum.
1. Beriman dan bertakwa
2. Berwibawa
3. Adil dan bijaksana
4. Memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas
5. Sehat jasmani dan rohaninya
6. Mampu mengatur orang yang dipimpinnya
7. Berani melindungi bawahanya
8. Menguasai dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Bagaimana Rasulullah Muhammad SAW Dalam Memimpin Dunia
Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), dengan biaya kurang dari satu persen biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis dan dengan korban kurang dari seribu orang. Beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin yang manapun di seluruh dunia sejak Nabi Adam as. sampai sekarang. Tiga karya besar tersebut adalah:
1. تَوْحِيْدُ الإِلهِ (mengesakan Tuhan)
Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 (berfaham polytheisme) menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak atau monotheisme absolut.
2. تَوْحِيْدُ الأُمَّةِ (kesatuan ummat)
Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semua selalu melakukan permusuhan dan peperangan antar suku dan antar kabilah, menjadi bangsa yang bersatu padu dalam ikatan keimanan dalam naungan agama Islam.
3. تَوْحِيْدُ الْحُكُوْمَةِ (kesatuan pemerintahan)
Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia.
Kunci dari keberhasilan perjuangan beliau dalam waktu relatif singkat itu adalah terletak pada tiga hal:
1. Keunggulan agama Islam
2. Ketepatan sistem dan metode yang beliau pergunakan untuk berda'wah.
3. Kepribadian beliau.
Keunggulan agama Islam terletak pada delapan sifat yang tidak dimiliki oleh agama-agama lainnya di seluruh dunia ini, yaitu:
1. Agama Islam itu adalah agama fitrah.
2. Agama Islam itu adalah mudah, rational dan praktis.
3. Agama Islam itu adalah agama yang mempersatukan antara kehidupan jasmani dan rohani dan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
4. Agama Islam itu adalah agama yang menjaga keseimbangan antara kehiduan individual dan kehidupan bermasyarakat.
5. Agama Islam itu adalah merupakan jalan hidup yang sempurna.
6. Agama Islam itu adalah agama yang universal dan manusiawi.
7. Agama Islam itu adalah agama yang stabil dan sekaligus berkembang.
8. Agama Islam itu adalah agama yang tidak mengenal perubahan.
Sistem dakwah yang dipergunakan oleh Nabi Besar Muhammad saw.
Menanamkan benih iman di hati umat manusia dan menggemblengnya sampai benar-benar mantap.
1. Mengajak mereka yang telah memiliki iman yang kuat dan mantap untuk beribadah menjalankan kewajiban-kewajiban agama Islam dengan tekun dan berkesinambungan secara bertahap.
2. Mengajak mereka yang telah kuat dan mantap iman mereka serta telah tekun menjalankan ibadah secara berkelanjutan untuk mengamalkan budi pekerti yang luhur.
Metode dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw
1. Hikmah, yaitu kata-kata yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil.
2. Nasihat yang baik.
3. Menolak bantahan dari orang-orang yang menentangnya dengan memberikan argumentasi yang jauh lebih baik, sehingga mereka yang menentang dakwah beliau tidak dapat berkutik.
4. Memperlakukan musuh-musuh beliau seperti memperlakukan sahabat karib. Keempat metode dakwah beliau di atas, disebutkan oleh Allah swt. dalam Al Qur'an al Karim dalam surat:
An Nahlu ayat 125:
اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ، وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ ؛ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ ، وَهَوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ .
"Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Surat Fushshilat ayat 34:
وَلاَ تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ ؛ اِدْفَعْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ .
"Dan tiadalah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".
Kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. yang sangat menunjang dakwah beliau disebutkan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
1. Bersikap lemah-lembut.
2. Selalu mema'afkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebu selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau.
3. Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah swt., jika kesalahan tersebut terhadap Allah swt.
4. Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsekwen memegang hasil kepautusan musyawarah.
5. Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakkal kepada Allah swt. dalam arti: direncanakan dengan matang, diprogramkan, diperhitungkan anggarannya dan ditentukan sistem kerjanya.
Kelima kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. tersebut di atas, dituturkan oleh Allah swt. dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ ، وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ، فَاعْفُ عَنْهَمْ .وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ عَزَمْوَشَاوِرْهُمْ فِى الاَمْرِ ، فَإِذَا تَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ ؛ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ .
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
Mulailah dari diri sendiri dalam mengembangkan dan menegakkan kebaikan serta diawali dari yang terdekat dan termudah semoga kita bersaudara dalam ridhanya Allah. S.W.T salam hangat dan persaudaran dari Abah Opar (Opar Suparma, S.Pd. M.Si.)