Education and Knowledge Update
Karakteristik Satuan Pendidikan
Sahabat Praktisi pendidikan berikut ini merupakan strategi menyusun KSP terbaru tahun pelajaran 2025-2026 terhadap karakteristik satuan pendidikan.
Karakteristik Satuan Pendidikan
Pendidikan dasar merupakan fondasi utama pembentukan karakter, pengetahuan, dan keterampilan anak bangsa yang berkelanjutan. Dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah Indonesia gencar mendorong pembenahan sistem pendidikan demi terciptanya generasi yang berkompeten dan adaptif terhadap tantangan global. Reformasi pendidikan tidak hanya dilakukan pada tataran kebijakan nasional, melainkan juga pada implementasi di satuan pendidikan, salah satunya melalui program Sekolah Penggerak yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sekolah Dasar Negeri Panineungan, sebagai salah satu sekolah penggerak di Kota Depok, telah menapaki transformasi menuju ekosistem pembelajaran yang unggul serta berorientasi pada penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) .
Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) tahun pelajaran 2025/2026 di Sekolah Dasar Negeri Panineungan bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan sebuah proses reflektif, kolaboratif, dan berbasis data yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Latar belakang penyusunan kurikulum ini ditulis dengan memperhatikan hasil analisis Rapor Pendidikan, kajian mendalam melalui metode SWOT, hasil observasi pembelajaran, serta masukan dari pendidik, peserta didik, orang tua, dan para mitra sekolah. Narasi ini mengintegrasikan data faktual hasil kuesioner, wawancara, Focus Group Discussion (FGD), dan observasi lapangan demi mendorong relevansi dan mutu pembelajaran yang berkelanjutan serta pencapaian prestasi yang membanggakan di tingkat kecamatan, kota, dan provinsi.
Kurikulum Satuan Pendidikan merupakan dokumen rencana pendidikan yang dikembangkan oleh satuan pendidikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Kurikulum ini disusun mengacu pada Kurikulum Nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah , yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan karakteristik dan kebutuhan murid serta konteks satuan pendidikan.
Kurikulum Nasional bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang utuh bagi murid agar dapat mencapai dimensi profil lulusan, yaitu gambaran kompetensi utuh yang mencerminkan karakter, pengetahuan, dan keterampilan esensial sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia. Dimensi-dimensi tersebut menjadi arah utama dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.
- Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) mengacu pada Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah yang menegaskan pentingnya penguatan otonomi satuan pendidikan dalam mengelola kurikulum sesuai dengan kerangka dasar dan struktur kurikulum nasional. Selain itu, KSP juga disusun dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, yang mencakup:
- Standar Kompetensi Lulusan – Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025
- Standar Isi – Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022
- Standar Proses – Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022
- Standar Penilaian Pendidikan – Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022
- Standar Pengelolaan – Permendikbudristek No. 47 Tahun 2023
- Standar Pembiayaan – Permendikbudristek No. 18 Tahun 2023
- Standar Sarana dan Prasarana – Permendikbudristek No. 22 Tahun 2023
- Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan dan komite satuan pendidikan dengan supervisi dari dinas pendidikan.
- Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan dan komite satuan pendidikan dengan supervisi dari dinas pendidikan.
Dengan demikian, penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan menjadi instrumen penting untuk meningkatkan mutu pendidikan yang kontekstual, berpihak pada murid, dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Berikut hasil analisis karakteristik satuan Pendidikan seperti :data umum, hasil analisis Rapor Pendidikan, Analisis SWOT, aspirasi murid, pendidik, orang tua dan masyarakat:
Gambaran Umum dan Profil SD Negeri Panineungan
Identitas Sekolah
SD Negeri Panineungan merupakan sekolah dasar negeri yang telah berdiri sejak 1 Agustus 1980 dan beralamat di Jl. Warujaya No.02 RT.03 RW.21, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Sekolah ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah terakreditasi A (unggul) dengan nilai akreditasi mencapai 93/100 pada tahun 2019, dan tercatat sebagai salah satu sekolah rujukan di wilayahnya.
Jumlah total peserta didik pada tahun pelajaran 2025/2026 mencapai 235 siswa, terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 122 siswa perempuan, yang terdistribusi dalam 7 rombongan belajar (rombel). Manajemen sekolah saat ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Bapak Qank Prabu, didukung oleh tim pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 11 orang serta operator sekolah. SD Negeri Panineungan juga telah menerapkan prinsip sekolah sehari penuh (full day school) dalam lima hari belajar, memberikan ruang optimal untuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Sarana dan prasarana sekolah meliputi 6 ruang kelas (meskipun memerlukan pemeliharaan berkala), 1 perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, ruang guru, serta sarana pendukung lain seperti toilet siswa dan guru, ruang UKS, dapur, serta akses internet yang memadai. SD Negeri Panineungan rutin meraih prestasi akademik dan non-akademik, baik di tingkat kecamatan maupun kota, dan telah diakui sebagai sekolah yang berperan aktif dalam lomba dan penguatan karakter, terutama melalui pembiasaan perilaku religius, gotong royong, dan literasi.Analisis Data Rapor Pendidikan SD Negeri PanineunganRapor Pendidikan adalah instrumen evaluasi sistem pendidikan berbasis data terintegrasi, yang menampilkan capaian mutu pendidikan melalui asesmen nasional (ANBK), survei lingkungan belajar, dan data Dapodik. Platform ini berfungsi sebagai dasar analisis, perencanaan, serta tindak lanjut peningkatan mutu pelayanan pendidikan di satuan pendidikan secara objektif dan akuntabel. Rapor Pendidikan tidak hanya menjadi refleksi capaian sekolah, tetapi juga menjadi dasar dalam menentukan intervensi perbaikan yang berbasis data dan kebutuhan nyata sekolah. Data hasil rapot SD Negeri Panineungan Tahun 2025 sebagai berikut; Literasi: Kategori baik , menunjukkan tren peningkatan dari tahun sebelumnya. Numerasi: Katagori sedang Fase B dan C di bawah rata-rata nasional.
Prinsip dan Manfaat Rapor Pendidikan.
- Keterampilan komunikasi: Perlu peningkatan dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan lisan dalam konteks formal. Latar belakang murid berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah, namun perhatian dan daya dukung orang tua pada kegiatan sekolah cukup baik terhadap proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga pendidikan menjadi suatu proses yang memberi kesempatan kepada murid untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik. Berdasarkan hasil analisis tersebut, sangat diperlukan pemahaman terhadap keragaman murid. Pemahaman karakteristik murid sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan asesmen yang tepat bagi murid. Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik muridnya sehingga murid menjadi perhatian dan pijakan pendidik dalam melakukan seluruh aktivitas pembelajaran. Salah satu karakteristik murid yang dimaksud adalah minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.
- SD Negeri Panineungan memiliki murid dengan karakteristik yang beragam, baik dilihat dari minat, perkembangan kognitif, gaya belajar, perkembangan emosi, sosial, moral dan spiritual, serta motorik. Keragaman tersebut selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan berbagai program sekolah dan pemilihan pendekatan serta metode pembelajaran. Dengan interaksi yang efektif antara guru dan murid, maka keragaman karakteristik tersebut dapat menjadi pendukung keberhasilan tujuan yang akan dicapai sehingga bisa tercapai lulusan sesuai dengan harapan.
- Pendidik dan tenaga pendidikan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena dengan adanya pendidik dan tenaga kependidikan semua kegiatan pedidikan bisa bejalan lancar. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategi terutama dalam upaya membentuk watak dan pengembangan kepribadian serta nilai-nilai yang dicita-citakan.
Data mengenai budaya belajar dan pembelajaran pada SD Negeri Panineungan dapat disajikan pada tabel berikut.:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dimensi dan Indikator UtamaRapor Pendidikan SD Negeri Panineungan mencakup beberapa dimensi penilaian, yaitu:
- Mutu dan hasil belajar peserta didik (output)
- Pemerataan pendidikan bermutu (output)
- Kompetensi dan kinerja guru dan tenaga kependidikan (input/proses)
- Mutu dan relevansi pembelajaran (proses)
- Partisipasi dan penggunaan sumber daya (input)
- Iklim sekolah dan budaya positif
Masing-masing dimensi ini dipecah lagi dalam indikator-indikator yang menjadi fokus refleksi dan perbaikan, seperti kemampuan literasi, numerasi siswa, capaian karakter pelajar Pancasila, serta aspek pengelolaan kurikulum、pengembangan profesional guru, dan keterlibatan komunitas.Analisis SWOT Berdasarkan Rapor Pendidikan
Analisis SWOT di atas memperkuat pemahaman tentang posisi dan kebutuhan SD Negeri Panineungan. Capaian mutu dan hasil belajar secara rata-rata menonjol, tetapi upaya penguatan pada aspek numerasi dan pengembangan literasi digital di kalangan guru masih menjadi prioritas benahi. Fasilitas fisik relatif cukup, walaupun beberapa area membutuhkan pemeliharaan. Dukungan kemitraan mulai tumbuh, terutama dari komite sekolah, namun peluang sinergi dengan mitra eksternal seperti universitas atau perusahaan belum sepenuhnya digarap optimal.
Capaian Akademik dan Non-Akademik
SD Negeri Panineungan konsisten meraih hasil kelulusan 100% dengan rerata nilai akhir peserta didik yang selalu di atas standar minimal kelulusan Kota Depok, baik pada aspek akademik (Matematika, Bahasa Indonesia, IPA) maupun penguatan sikap, karakter, dan kemandirian. Berdasarkan evaluasi hasil belajar peserta didik melalui Asesmen Nasional, rerata skor literasi mencapai 83, numerasi 79, dan capaian karakter 82 yang dapat dikategorikan baik. Di luar capaian akademik formal, siswa SD Negeri Panineungan juga aktif mengikuti lomba sains, seni, olahraga, maupun kompetisi berbasis project atau problem-based learning di tingkat kecamatan dan kota.
Evaluasi dari Kuesioner, FGD, dan Wawancara
Hasil kuesioner dan wawancara menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa menilai proses pembelajaran sudah cukup efektif dan memotivasi anaknya untuk belajar. Keterlibatan siswa dalam aktivitas keagamaan, seni, dan literasi sangat diapresiasi. Namun beberapa orang tua masih berharap adanya peningkatan pengawasan, inovasi pembelajaran berbasis teknologi, serta pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium komputer lebih optimal.
Kompetensi dan Kinerja Pendidik serta Tenaga Kependidikan
Evaluasi Berbasis Data
Tim tenaga pendidik di SD Negeri Panineungan saat ini terdiri dari 11 orang, komposisi laki-laki dan perempuan seimbang, dengan lebih dari 70% di antaranya telah menempuh pendidikan S1 atau lebih tinggi. Guru-guru aktif mengikuti program pengembangan profesional, baik workshop, MGMP, maupun pelatihan daring/luring yang diinisiasi oleh dinas pendidikan dan mitra luar sekolah. Guru juga mendapatkan pelatihan dalam implementasi pembelajaran diferensiasi, penguatan project penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) (P5), serta penggunaan TIK dalam pembelajaran.Hasil Observasi dan Kuesioner Evaluasi Guru
Kuesioner evaluasi kurikulum yang diisi secara berkala oleh guru mengungkap beberapa hal penting:
- Kebanyakan guru cukup nyaman dengan kurikulum SD Merdeka dan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, tetapi masih ada kebutuhan pelatihan terkait literasi digital dan penguatan asesmen otentik.
- Guru-guru merasa difasilitasi untuk bereksperimen dengan model pembelajaran active learning, PBL, dan kolaboratif, walaupun keterbatasan waktu kerap menjadi kendala dalam melakukan refleksi pasca-pembelajaran secara menyeluruh.
- Program pengembangan diri seperti pelatihan literasi, numerasi, dan penguatan integritas terus diupayakan untuk menjawab tantangan perkembangan zaman.
Penilaian Kinerja GTK
Menurut hasil evaluasi kepala sekolah, kompetensi pedagogik guru secara umum baik, namun aspek inovasi pembelajaran (penggunaan media digital, strategi diferensiasi penugasan) masih perlu ditingkatkan. Implementasi penilaian berbasis proyek (project assessment) dan refleksi pembelajaran post-test/pre-test secara mandiri oleh para guru juga semakin meningkat berkat supervisi kepala sekolah dan pendampingan pengawas.
Mutu dan Relevansi Pembelajaran Kurikulum
Penguatan Kurikulum Merdeka dan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL)
SD Negeri Panineungan telah mengadopsi prinsip Kurikulum Merdeka dengan penguatan pada pembelajaran berdiferensiasi, integrasi nilai-nilai Pancasila, serta pelaksanaan projek penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) (P5) yang diarahkan pada pengembangan karakter religius, gotong royong, kemandirian, berfikir kritis, dan kebhinekaan global. Setiap semester, sekolah melaksanakan minimal dua projek P5 yang berbasis tema-tema kontekstual seperti lingkungan hidup (Green & Clean), budaya lokal, serta pemberdayaan teknologi.
Struktur kurikulum menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dinamika daerah, termasuk muatan lokal, kegiatan intrakurikuler, kokurikuler (projek P5), dan ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. Seluruh penyusunan perencanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif melalui forum KKG (Kelompok Kerja Guru) yang difasilitasi kepala sekolah dan tim pengembang kurikulum.
Temuan Analis SWOT dan Refleksi Kurikulum
Kekuatan: Kurikulum berbasis data Rapor Pendidikan, pengintegrasian P5, inovasi pembelajaran aktif, serta praktik inklusi pada siswa berkebutuhan khusus.
Kelemahan: Integrasi teknologi pembelajaran belum merata, sebagian guru masih bertumpu pada pola pengajaran konvensional, pola komunikasi refleksi antar guru memerlukan penguatan berkelanjutan.
Peluang: Dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Depok untuk pelatihan, potensi kemitraan dengan komunitas, aplikasi pembelajaran digital, dan peningkatan peran orang tua/komite sekolah.
Ancaman: Adaptasi perubahan teknologi yang cepat, tantangan diferensiasi pembelajaran karena disparitas kesiapan siswa, serta keterbatasan sarana fisik di beberapa ruang belajar.
Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas
Dinamika Proses Pembelajaran
- Observasi kelas yang dilakukan secara periodik oleh tim manajemen sekolah, kepala sekolah, dan hasil lesson study mengidentifikasi beberapa pola pembelajaran:
- Guru sudah menerapkan pembelajaran aktif (active learning), kolaboratif, dan berbasis projek (project-based learning), terutama pada tema-tema P5 dan pelajaran IPA/IPS.
- Pemanfaatan teknologi berupa e-learning mulai diterapkan melalui bahan ajar digital, Google Classroom, serta aplikasi pembelajaran daring pada masa hybrid learning. Namun pemanfaatan infokus/LCD projector masih terbatas di beberapa ruang kelas akibat keterbatasan perangkat.
- Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, presentasi, maupun refleksi pembelajaran dilaporkan meningkat, menciptakan kelas yang lebih dinamis dan kreatif meski masih menghadapi tantangan pada siswa dengan profil pembelajaran tertentu.
- Aktivitas literasi pagi, sholat dhuha bersama, dan Green & Clean program menjadi identitas sekolah dan melibatkan seluruh siswa serta tenaga pendidik secara aktif.
- Pembelajaran Berbasis Projek, diskusi terbimbing, dan reflektif sudah membudaya, Murid memiliki rasa ingin tahu yang tinggi . Akses terhadap media belajar digital di rumah masih terbatas
Aspek yang Menonjol dan Perlu Benahi
Observasi juga menemukan bahwa suasana kelas umumnya kondusif dan memberikan rasa aman pada siswa. Interaksi siswa-guru cukup akrab, mendorong pertanyaan terbuka, dan memberikan umpan balik secara personal. Namun, perlu peningkatan pengelolaan waktu, fleksibilitas metode pembelajaran bagi siswa yang memiliki gaya belajar berbeda, serta peningkatan integrasi media pembelajaran digital secara sistematis di semua rombel.
Masukan dari Pendidik, Siswa, Orang Tua, dan Mitra Institusi
Temuan dari Instrumen Kuesioner dan WawancaraPengumpulan data masukan melalui kuesioner, wawancara, dan FGD secara periodik serta survei kepuasan orang tua menunjukkan beberapa hal berikut:
- Pendidik: Mengapresiasi pelatihan/magang, supervisi kepala sekolah, serta program kolaboratif di KKG. Mereka berharap adanya pelatihan berkelanjutan terkait inovasi teknologi dan refleksi pembelajaran, juga ketersediaan sarana prasarana yang optimal.
- Murid: Sebagian besar siswa merasa senang belajar, termotivasi oleh program literasi dan budaya sekolah. Namun terdapat permintaan agar kegiatan ekskul seni dan olahraga lebih diperkaya serta tersedia lebih banyak media pembelajaran digital.
- Orang Tua: Mayoritas puas terhadap prestasi dan karakter anak namun meminta sekolah meningkatkan intensitas komunikasi terkait capaian belajar, perkembangan psikososial siswa, dan mengaspirasikan kebutuhan bimbingan karir/pengembangan diri sejak dini.
- Mitra: Komite sekolah dan komunitas lokal memberikan dukungan aktif dalam kegiatan fungsional (lomba, pentas seni, pengembangan lingkungan sekolah), serta siap membantu dalam penguatan budaya kerjasama dan program CSR dengan berbagai pihak eksternal.
Aspirasi Murid, Orang Tua, dan Masyarakat:
- Menginginkan pembelajaran di luar kelas
- Antusias terhadap kegiatan proyek nyata
- Tertarik berekspresi lewat seni dan kerajinan tangan
Data tersebut diperoleh dengan Alat Bantu Pengumpulan Data sebagai berikut:
- Kuesioner kepada orang tua (Google Form)
- Wawancara dengan murid perwakilan kelas
- Observasi kelas oleh kepala sekolah
- FGD (Focus Group Discussion) dengan guru dan komite sekolah
- Dokumen Rapor Pendidikan Kemendikdasmen
Pelaksanaan dan Refleksi FGD Kurikulum
- FGD kurikulum antara guru, kepala sekolah, komite, dan stakeholder eksternal menghasilkan beberapa rekomendasi penting:
- Perlunya konsistensi pelaksanaan refleksi pembelajaran di setiap KKG agar inovasi dan permasalahan pembelajaran teridentifikasi cepat.
- Penguatan literasi dan numerasi secara integratif dan lintas pelajaran dengan melibatkan orang tua di rumah sebagai learning partners.
- Penyusunan jadwal penguatan kompetensi berbasis pelatihan dan pendampingan implementasi media digital di kelas.
- Penegasan program inklusi dan P5 agar lebih terintegrasi dengan karakteristik lokal dan kebutuhan peserta didik di lingkungan Depok Selatan.
Visi, Misi, dan Tujuan Daerah Setempat (Kota Depok)Meskipun secara administratif SD Negeri Panineungan berada di Kota Depok, penyusunan kurikulum tetap selalu mengacu pada arah visi kebijakan pendidikan nasional, serta menyesuaikan semangat Jawa Barat Maju, Menuju Indonesia Emas 2045 bagi sekolah-sekolah penggerak di Provinsi Jawa Barat sebagai role model nasional. Visi pendidikan daerah menegaskan pentingnya generasi muda yang unggul, produktif, dan berbudaya, dengan strategi tiga cita:
- Pertumbuhan ekonomi inklusif, mandiri, inovatif
- Penguatan sumberdaya manusia yang unggul dan produktif
- Penguatan masyarakat beradab, berkeadilan, dan berkelanjutan
- Rincian misi yang mendukung upaya tersebut meliputi penguatan pendidikan berkarakter, pengembangan potensi daerah, optimalisasi sumberdaya, digitalisasi pembelajaran, serta perlindungan hak anak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan inklusif
Integrasi dengan Visi, Misi, dan Tujuan SekolahBerdasarkan dokumen sekolah, visi SD Negeri Panineungan adalah Menjadi sekolah yang unggul dalam prestasi akademik dan non-akademik, berbudi pekerti luhur, berbudaya lokal, serta berwawasan global. Misi sekolah adalah menyelenggarakan pendidikan yang memfasilitasi pengembangan akademik serta pembentukan karakter, budaya, dan keterampilan abad 21 melalui:
- Pembelajaran aktif, inovatif, kolaboratif, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman
- Penanaman nilai keagamaan, toleransi, gotong royong, dan nasionalisme
- Penguatan literasi, numerasi, dan keterampilan digital
- Optimalisasi potensi lokal dan jejaring kemitraan
- Tujuan baik jangka pendek, menengah, maupun panjang, diurai dan diturunkan dalam sasaran operasional pembelajaran yang selaras dengan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) dan kebutuhan masa depan
Sistem dan Sumber Daya Sekolah
Sumber Daya Manusia dan Fasilitas
- SD Negeri Panineungan memiliki keunggulan pada aspek sumber daya manusia yang loyal dan kooperatif, didukung oleh jejaring komite dan orang tua yang aktif berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Fasilitas fisik meliputi kelas layak fungsi walaupun membutuhkan revitalisasi rutin, perpustakaan, dan unit komputer. Sanitasi cukup untuk kebutuhan siswa, walau pada tahun ajaran 2025/2026 sedang diajukan program perbaikan toilet dan penambahan ruang inovasi digital
- Masyarakat di sekitar Negeri Panineungan memiliki latar belakang sosial ekonomi yang beragam, dengan sebagian besar orang tua bekerja di sektor swasta, wiraswasta, dan pemerintahan. Nilai-nilai lokal, seperti semangat gotong royong dan kebiasaan musyawarah, masih terpelihara dengan baik di tengah masyarakat. Hubungan antara sekolah dan komunitas terjalin erat, yang dibuktikan dengan kenaikan partisipasi warga sekolah hingga 5,78% dalam berbagai kegiatan. Komite sekolah secara aktif terlibat dalam mendukung program-program sekolah, dan tokoh masyarakat juga kerap diundang sebagai narasumber untuk memperkaya pengalaman belajar murid.
- Potensi besar terdapat pada pemanfaatan kearifan lokal seperti batik Depok, permainan tradisional, dan seni lokal sebagai sumber belajar yang kaya. Namun, sekolah juga menghadapi tantangan utama, yaitu munculnya pengaruh budaya digital dan gaya hidup instan yang mulai memengaruhi pola pikir dan perilaku sebagian siswa, terutama di kelas atas. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai budaya dan karakter lokal ke dalam proses pembelajaran, baik di kelas maupun melalui kegiatan kokurikuler, menjadi strategi utama sekolah untuk menguatkan identitas dan karakter murid.
Sistem Informasi dan Manajemen
Sistem informasi sekolah dikelola melalui platform Dapodik, Rapor Pendidikan, serta digitalisasi administrasi berbasis Google Workspace yang diintegrasikan secara bertahap. SD Negeri Panineungan juga sudah menginisiasi dashboard data capaian siswa dan guru untuk memudahkan pemantauan perkembangan pembelajaran dan pengelolaan sumber daya secara real-time.
Kemitraan dan Kolaborasi Sekolah
Kemitraan Internal dan Eksternal
- Kemitraan internal yang paling menonjol adalah sinergi antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan orang tua siswa. Komite sekolah berperan aktif sebagai mitra penguatan keuangan, moral, dan sosial dalam mendukung seluruh aktivitas inovasi sekolah.
- Di level eksternal, SD Negeri Panineungan telah menjalin kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Depok, perguruan tinggi (seperti UP, UNJ, UI), komunitas lingkungan, organisasi keagamaan, serta dunia usaha melalui program CSR untuk mendukung sarana sekolah serta kegiatan penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) Potensi kemitraan lebih jauh akan difokuskan pada:
- Pengembangan digitalisasi sekolah melalui CSR perusahaan TI/telekomunikasi dan universitas.
- Pengayaan program literasi dan numerasi lewat pengiriman narasumber dan program mentoring dari komunitas pendidikan.
- Kolaborasi pelatihan bersama bagi guru dalam inovasi pembelajaran digital dan penyusunan modul ajar yang kontekstual.
Kerangka Kurikulum Satuan Pendidikan Sekolah
Prinsip Pengembangan dan Penyusunan KurikulumPenyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan tahun 2025/2026 SD Negeri Panineungan berlandaskan pada:
- Pendekatan berbasis data dan analisis reflektif: Memanfaatkan rapor pendidikan, hasil observasi, FGD, dan umpan balik multi-pihak untuk menentukan arah pengembangan kurikulum
- Pemberlakuan kurikulum yang adaptif dan kontekstual: Struktur dan isi kurikulum menyesuaikan kebutuhan peserta didik, karakteristik lingkungan, dan perubahan dinamika dunia pendidikan serta kebutuhan daerah
- Pelibatan multi-stakeholder: Seluruh proses penyusunan dilakukan secara partisipatif melibatkan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite, orang tua, mitra komunitas, dan perwakilan siswa
- Penekanan pada penguatan karakter, literasi, numerasi, dan inklusivitas: Setiap elemen kurikulum (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler) menempatkan prinsip pelajar Pancasila sebagai orientasi utama hasil belajar
Komponen Minimal dan Penyusunan Program
- Dokumen kurikulum sekolah terdiri atas lima komponen utama
- Profil dan karakteristik sekolah Mencakup data umum, capaian prestasi, karakteristik lingkungan fisik dan sosial, analisis kebutuhan peserta didik dan daerah.
- Visi, misi, dan tujuan sekolah Merumuskan arah dan strategi pengembangan sekolah serta target kependidikan jangka pendek, menengah, panjang.
- Pengorganisasian pembelajaran Meliputi struktur program intra, kokurikuler (projek P5), dan ekstrakurikuler, alokasi waktu, model pembelajaran, serta penguatan projek tematik.
- Perencanaan dan strategi pelaksanaan pembelajaran Mulai dari penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP), modul ajar, hingga penilaian otentik dan digitalisasi asesmen
- Mekanisme evaluasi, monitoring, dan pengembangan profesional Mengatur supervisi, refleksi pembelajaran, pelatihan guru, dan evaluasi ketercapaian serta tindak lanjut perbaikan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
- Penyusunan kurikulum SD Negeri Panineungan tahun pelajaran 2025/2026 sebagai sekolah penggerak dan berprestasi dilandasi oleh pendekatan partisipatif, reflektif, dan berbasis data hasil Rapor Pendidikan. Proses ini menekankan:
- Analisis capaian dan gap pada aspek mutu hasil belajar, kompetensi GTK, kualitas proses pembelajaran, serta keterlibatan orang tua dan mitra;
- Pemanfaatan instrumen kuesioner, wawancara, FGD, dan observasi lapangan sebagai sumber data dan refleksi bersama;
- Integrasi visi nasional, daerah, dan visi sekolah dalam pembentukan kurikulum yang fleksibel dan relevan; Penguatan karakter, literasi, numerasi, serta inovasi pembelajaran berbasis teknologi dan kebutuhan daerah;Penataan kemitraan internal dan eksternal untuk mendukung pengembangan sarana, prasarana, dan program penguatan 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL) ;Implementasi sistem pengelolaan sekolah berbasis data dan evaluasi berkelanjutan.
Rekomendasi utama bagi pengembangan selanjutnya meliputi:
Dengan demikian, dokumen latar belakang ini diharapkan menjadi landasan kokoh bagi penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri Panineungan, yang mampu mewujudkan visi sekolah penggerak dan berprestasi, menghasilkan lulusan berkarakter unggul, berdaya saing, serta berkontribusi pada kemajuan masyarakat di Kota Depok dan Indonesia.
- Penguatan pelatihan dan inovasi bagi guru dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran dan asesmen otentik.
- Revitalisasi fasilitas ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium komputer melalui program kemitraan dan CSR.
- Penguatan refleksi dan lesson study rutin untuk sharing praktik baik di komunitas guru.
- Peningkatan komunikasi efektif dengan orang tua untuk mendukung pembelajaran bermakna di rumah.
- Ekspansi kemitraan eksternal mengarah pada penguatan literasi, numerasi, dan pengenalan keterampilan abad 21 bagi siswa.
Analisis Konteks Murid SD Negeri Panineungan
Profil Umum Murid
- Jumlah murid: 225 siswa (kelas I hingga VI)
- Lokasi sekolah: Wilayah semi-perkotaan, Kota Depok
- Latar belakang sosial ekonomi: Mayoritas berasal dari keluarga petani, pedagang kecil, dan buruh pabrik
- Karakter umum: Antusiasme belajar tinggi, senang belajar praktik dan kerja kelompok
- Berdasarkan tabel di atas, data jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang memungkinkan dalam pembagian kelas heterogen. Selain itu, jumlah siswa yang besar memungkinkan sekolah untuk melakukan pengelolaan terhadap siswa yang berkaitan dengan program-program pembimbingan terhadap peningkatan prestasi siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan, diperoleh data bahwa 100% murid pada SD Negeri Panineungan berasal dari Kelurahan Mekarjaya Kes. Sukmajaya
Hasil Rapor Pendidikan Tahun 2025
Budaya Belajar dan Pembelajaran
- Hasil Observasi dan FGD
- Kekuatan utama murid: Keterbukaan terhadap hal baru, semangat kolaboratif, keterlibatan dalam kegiatan kokurikuler
- Tantangan: Refleksi diri belum rutin, kemandirian belajar perlu ditingkatkan
- Analisis Konteks Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
- Pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri Panineungan memiliki kemampuan penguasaan bidang teknologi informasi yang baik. Hal ini berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran paradigma baru dan kegiatan digitalisasi sekolah. Sekitar 11,11% Pendidik dan Tenaga pendidik merupakan penduduk lokal Kelurahan Mekarjaya Ini sangat mendukung dalam membangun kedekatan emosional dan komunikasi dengan peserta didik.
- Ditinjau dari letak geografis, Kelurahan Mekarjaya khususnya di SD Negeri Panineungan, dekat dengan pantai sehingga peserta didik, sebagian besar merupakan penduduk di pesisir pantai. Ini membentuk karakter peserta didik mempunyai kemampuan dasar tentang laut dan ekosistemnya, serta kemampuan berenang. Selain dekat dengan pantai, Kelurahan Mekarjaya juga dilatarbelakangi persawahan, sehingga penting bagi sekolah untuk menanamkan karakter mencintai lingkungan.
- Letak geografis tersebut membentuk latar belakang sosial yang beragam. Hal ini membuat masyarakat yang dekat dengan persawahan mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan masyarakat yang tinggal di pusat kecamatan sebagian besar bekerja di kantor swasta atau pemerintahan. Ini membentuk karakteristik murid yang beragam baik di kemampuan kognitif maupun psikomotor.
- Mayoritas murid beragaman Hindu, namun tetap menghargai keragaman dalam agama dan keyakinan. Kelurahan Mekarjaya memiliki latar sosial budaya yang beragam. Letak geografis desa berada di dekat pantai dan persawahan, hal ini berpengaruh terhadap mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Selain latar belakang sosial yang beragam, diperkaya juga dengan kebudayaan yang melekat sejak dahulu dan kini menjadi kearifan lokal Kota Depok yaitu Maju.
- Keragaman budaya serta letak geografis tersebut juga dapat menarik wisatawan asing untuk datang ke Kelurahan Mekarjaya. Hal ini memungkinkan berkembangnya bidang pariwisata.
Maka dalam penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan, karakteristik murid dengan keragaman kemampuan dan latar belakang sosial menjadi pertimbangan utama agar terwujud pendidikan yang berkeadilan dalan kebhinekaan.
Analisis Konteks Sarana dan Prasarana
Berdasarkan tabel di atas, dari segi sarana dan prasarana SD Negeri Panineungan memiliki fasilitas cukup memadai dalam mendukung kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik merasa nyaman, dapat memberikan pembelajaran yang berpihak pada murid dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Berikut adalah analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pengembangan kurikulum dan pembelajaran serta pelaksanaan program pada SD Negeri Panineungan
Analisis Konteks Sosial dan Budaya
Analisis SWOT SD Negeri Panineungan
Dari hasil analisis karakteristik SD Negeri Panineungan beberapa startegi dalam mengimplementasikan Kurikulum Satuan Pendidikan yang akan dilakukan meliputi:
Meningkatkan kerjasama antara semua warga sekolah dan pemangku kepentingan.
Menggunakan kemajuan teknologi untuk peningkatan motivasi belajar dan mutu Pendidikan.
Pengembangan pembelajaran paradigma baru melalui Pendekatan Mendalam.
- Pembelajaran yang berpusat pada murid (Student Center Learning).
- Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
- Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, diantaranya:
- Dalam bidang Kesehatan, sekolah menjalin kemitraan dengan Puskesmas Sukmajaya
- Dalam pengembangan patriotisme dan nasionalisme, sekolah memiliki kemitraan dengan Polsek Sukmajaya.
- Dalam kegiatan keuangan, sekolah menjalin kemitraan dengan LPD Sukmajaya. Kegiatan menjalin kemitraan tersebut sangat bermanfaat untuk sekolah dan murid. Sekolah menambah referensi dalam mengembangkan program-program kegiatan yang akan dilaksanakan. Dampak kemitraan untuk murid yaitu menambah wawasan dan mengembangkan minat bakat murid.
Pelayanan Pendidikan Inklusif
Pendidikan Inklusif adalah kurikulum operasional yang dirancang untuk Menjamin hak pendidikan yang setara bagi semua peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) serta menyediakan layanan pembelajaran yang adaptif, nondiskriminatif, dan berbasis kebutuhan individu.
Landasan Regulatif
- Permendiknas No. 70 Tahun 2009: Pendidikan inklusif bagi peserta didik dengan kelainan dan potensi kecerdasan/bakat istimewa
- UU No. 8 Tahun 2016: Hak penyandang disabilitas atas pendidikan yang bermutu
- PP No. 13 Tahun 2020: Akomodasi yang layak untuk peserta didik penyandang disabilitas.
Visi Pendidikan InklusifPelayanan Pendidikan Inklusif di SDN Panineungan adalah:"Terwujudnya lingkungan sekolah dasar yang ramah, berkeadilan, dan mendukung perkembangan semua peserta didik tanpa diskriminasi."
Misi Pendidikan Inklusif:
- Menyelenggarakan pembelajaran yang adaptif dan mengakomodasi kebutuhan belajar setiap murid.
- Mengembangkan kompetensi guru dalam menangani murid berkebutuhan khusus.
- Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan seluruh murid.
- Membangun kerjasama yang harmonis dengan orang tua, masyarakat, dan pihak terkait dalam mendukung pendidikan inklusif.
Tujuan Pendidikan Inklusif
- Meningkatkan akses dan partisipasi murid berkebutuhan khusus dalam pendidikan formal.
- Mengembangkan potensi optimal murid berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya.
- Menciptakan iklim sekolah yang inklusif, menghargai keberagaman, dan menumbuhkan rasa empati.
- Meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam memberikan pelayanan pendidikan inklusif.
Ruang Lingkup Pelayanan Pendidikan Inklusif
- Pelayanan pendidikan inklusif di SDN Panineungan akan mencakup:
- Proses identifikasi dini murid berkebutuhan khusus.
- Asesmen kebutuhan belajar dan perkembangan murid berkebutuhan khusus.
- Modifikasi kurikulum atau materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individual murid.
- Penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi murid berkebutuhan khusus.
Metode Pembelajaran dan Penilaian Adaptif:
- Penggunaan metode pembelajaran yang beragam dan inklusif (misalnya, pembelajaran kooperatif, penggunaan media visual).
- Penyesuaian metode penilaian yang mengakomodasi gaya belajar dan kebutuhan murid berkebutuhan khusus.
Dukungan Sumber Daya:
- Penyiapan guru pendamping khusus (GPK) atau tenaga pendidik yang terlatih. Penyediaan fasilitas fisik yang ramah disabilitas (jika diperlukan dan memungkin-kan).. Pengadaan alat bantu belajar yang sesuai.
- Pendampingan dan Konsultasi: Pendampingan individual atau kelompok bagi murid berkebutuhan khusus.
Layanan konsultasi bagi orang tua dan guru.Kerjasama Lintas Sektor:
- Membangun jejaring dengan pusat layanan psikologi, terapis, atau lembaga terkait lainnya.
- Melibatkan peran serta orang tua dan komite sekolah.
- Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan delapan dimensi profil lulusan adalah membentuk murid yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berdaya saing tinggi, serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungannya.
Tujuan ini mencakup pengembangan nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia, memiliki rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta mampu berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa dan negara, mampu berpikir logis, analitis, dan reflektif dalam memecahkan masalah, mampu berpikir kreatif, inovatif, dan menghasilkan solusi baru yang bermanfaat, mampu bekerja sama secara efektif dalam tim untuk mencapai tujuan bersama, mampu belajar secara mandiri, bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya, serta mampu mengatasi tantangan, memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan mampu menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, dan mampu berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, dalam berbagai situasi. Dengan terintegrasinya 8 dimensi profil lulusan dalam capaian pembelajaran, diharapkan murid tidak hanya siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang positif bagi masyarakat dan bangsa.
Landasan Pengembangan KurikulumKurikulum Satuan Pendidikan merupakan dokumen rencana pendidikan yang dikembangkan oleh satuan pendidikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Kurikulum ini disusun mengacu pada Kurikulum Nasional sebagaimana tertuang dalam Permendikdasmen nomor 13 tahun 2025 tentang Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah, yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan karakteristik dan kebutuhan murid serta konteks satuan pendidikan.Kurikulum Nasional bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang utuh bagi murid agar dapat mencapai dimensi profil lulusan, yaitu gambaran kompetensi utuh yang mencerminkan karakter, pengetahuan, dan keterampilan esensial sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia. Dimensi-dimensi tersebut menjadi arah utama dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan.
- Penyusunan KSP mengacu pada Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang kurikulum pada pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah, yang menegaskan pentingnya penguatan otonomi satuan pendidikan dalam mengelola kurikulum sesuai dengan kerangka dasar dan struktur kurikulum nasional. Selain itu, KSP juga disusun dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang meliputi: Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025 tentang standar kelulusan,
- Standar Isi (Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022), Standar Proses (Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022), Standar Penilaian Pendidikan (Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022), Standar Pengelolaan (Permendikbudristek No. 47 Tahun 2023), Standar Pembiayaan (Permendikbudristek No. 18 Tahun 2023), serta Standar Sarana dan Prasarana (Permendikbudristek No. 22 Tahun 2023).
- Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan dan komite satuan pendidikan dengan supervisi dari dinas pendidikan.
Landasan Filosofis Pembelajaran MendalamSecara filosofis, pembelajaran mendalam berakar pada beberapa pemikiran utama yang menekankan esensi dan tujuan sejati dari pendidikan.Filsafat KonstruktivismePandangan ini meyakini bahwa pengetahuan tidak ditransfer begitu saja dari guru ke siswa, melainkan dibangun secara aktif oleh siswa berdasarkan pengalaman dan interaksi mereka dengan dunia. Pembelajaran mendalam sangat selaras dengan konstruktivisme karena mendorong siswa untuk mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri melalui eksplorasi, penemuan, dan refleksi.Filosofi Ki Hajar Dewantara "Among" (mendidik dengan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani): Konsep ini menekankan peran guru sebagai fasilitator, teladan, dan pendorong. Guru memerdekakan siswa untuk belajar dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Pembelajaran mendalam yang berpusat pada murid dan kontekstual sangat sesuai dengan filosofi ini.Pendidikan yang memerdekakanMengajak siswa untuk berpikir bebas, kreatif, dan mandiri, bukan sekadar menghafal. Ini adalah inti dari pembelajaran mendalam, di mana siswa dibimbing untuk mencapai pemahaman yang otonom.Keseimbangan antara cipta (kognitif), rasa (emosional/afektif), dan karsa (psikomotor/aplikasi Pembelajaran mendalam tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga melibatkan emosi dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam tindakan nyata. Ini sejalan dengan prinsip Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang seimbang dan holistik.Filsafat Esensialisme (modifikasi)Meskipun esensialisme klasik cenderung pada penguasaan konten dasar, pembelajaran mendalam dapat dianggap sebagai pengembangan dari esensialisme yang lebih modern. Daripada sekadar menghafal esensi, siswa diajak untuk memahami esensi secara mendalam, melihat keterkaitan antar konsep, dan menggunakannya untuk memecahkan masalah kompleks, bukan hanya reproduksi informasi.Landasan Psikologis Pembelajaran MendalamLandasan psikologis menjelaskan bagaimana otak manusia belajar dan memproses informasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
- Siswa membangun pemahaman melalui skema mental. Pembelajaran mendalam memungkinkan siswa untuk mengasimilasi informasi baru ke dalam skema yang ada atau mengakomodasi skema mereka ketika dihadapkan pada informasi yang bertentangan, yang mengarah pada restrukturisasi kognitif yang lebih dalam (Skema dan Asimilasi/Akomodasi (Jean Piaget)).
- Pembelajaran mendalam mendorong siswa untuk memproses informasi secara lebih dalam, misalnya dengan mengaitkan ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada, membuat elaborasi, atau merangkum dengan kata-kata sendiri. Ini berbeda dengan pemrosesan dangkal yang hanya berfokus pada hafalan.
- Kemampuan untuk "berpikir tentang berpikir" sangat penting dalam pembelajaran mendalam. Siswa diajak untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi proses belajar mereka sendiri, sehingga mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan efektif. Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran adalah proses sosial. Pembelajaran mendalam yang melibatkan diskusi, kerja kelompok, dan proyek bersama memfasilitasi interaksi sosial yang esensial untuk pembangunan pengetahuan.
- Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran menjadi bermakna ketika informasi baru dikaitkan secara non-arbitrer dan substantif dengan struktur kognitif siswa yang sudah ada. Pembelajaran mendalam secara inheren berfokus pada koneksi ini, memastikan bahwa apa yang dipelajari memiliki relevansi dan makna bagi siswa, bukan hanya kumpulan fakta terpisah.
- Pembelajaran mendalam dapat terjadi secara optimal ketika kebutuhan dasar siswa (rasa aman, rasa memiliki, penghargaan) terpenuhi. Lingkungan belajar yang suportif dan memotivasi akan mendorong siswa untuk terlibat lebih dalam (Kebutuhan Hierarki Maslow).
- Keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui usaha dan kerja keras adalah kunci. Pembelajaran mendalam, yang mendorong tantangan dan refleksi dari kesalahan, sangat sesuai dengan pengembangan growth mindset, karena siswa melihat kesulitan sebagai peluang untuk tumbuh, bukan batasan (Mindset Bertumbuh (Growth Mindset - Carol Dweck)).
Tujuan Kurikulum
- Membiasakan "7 Kebiasaan Hebat Anak Indonesia" sebagai pondasi pembentukan karakter unggul.
- Menanamkan kesadaran akan pentingnya disiplin, tanggung jawab, kesehatan, kemandirian, kepedulian sosial, dan spiritualitas pada murid.
- Memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
- Menciptakan lingkungan belajar yang positif, suportif, dan kolaboratif.
- Prinsip Pengembangan Kurikulum
- Berpusat pada murid: Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan tahapan perkembangan murid.
- Kontekstual: Pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata dan budaya lokal.
- Kolaboratif: Melibatkan seluruh ekosistem sekolah (siswa, guru, orang tua, masyarakat).
- Fleksibel: Memberikan ruang bagi satuan pendidikan untuk berinovasi dan menyesuaikan kurikulum.
- Berorientasi pada Pembentukan Karakter: Mengedepankan pengembangan nilai-nilai Pancasila dan 7 Kebiasaan Hebat.
Analisis Kondisi Murid SD Negeri PanineunganSD Negeri Panineungan yang berlokasi di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang memiliki sejarah panjang dengan berbagai capaian prestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik. Berdiri sejak tahun 1980 dan berstatus sebagai sekolah negeri di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah ini telah mengantongi akreditasi A dan aktif berpartisipasi dalam implementasi program Sekolah Penggerak. Laporan ini secara sistematis menganalisis kondisi murid, pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana berdasarkan data terbaru dan fakta dari DSO UPTD SDN Panineungan Juli 2025, Rapor PBD, serta referensi resmi lain yang relevan, guna menjadi dokumen rujukan utama upaya perbaikan berkelanjutan dan pengambilan keputusan strategis.

Profil Demografis dan Sosial Peserta Didik
SD Negeri Panineungan pada tahun ajaran 2024/2025 tercatat memiliki 235–228 siswa, terdiri atas 113 siswa laki-laki dan 122 siswa perempuan. Komposisi ini memperlihatkan proporsi gender yang relatif seimbang dengan keunggulan jumlah siswa perempuan. Dari sisi usia, sebagian besar peserta didik berada pada rentang usia 7–12 tahun (206 siswa), dengan sejumlah kecil yang berumur lebih dari 12 tahun (29 siswa), cerminan dari adanya siswa yang mengulang atau mendapat penyesuaian kelas. Dari segi agama, mayoritas besar siswa beragama Islam (112 laki-laki, 118 perempuan), sementara beberapa siswa berasal dari latar Kristen, Katolik, dan agama lain yang membentuk heterogenitas keyakinan dalam suasana sekolah.Keberadaan siswa dengan latar belakang sosial ekonomi yang beragam, sebagaimana tercermin dari program dukungan pendidikan dan akses fasilitas, menunjukkan bahwa . SDN Panineungan berfungsi sebagai institusi pendidikan publik yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat lingkungannya. Secara visual, perbandingan jumlah siswa per jenjang dapat dilihat pada grafik batang berikut:Analisis demografis ini penting untuk menyusun pola intervensi khusus, terutama dalam upaya pemerataan pendidikan, pelaksanaan program inklusif, serta strategi pengembangan karakter dan prestasi siswa yang berorientasi pada kebutuhan nyata setiap kelompok usia dan latar sosial.
Pencapaian Akademik Peserta Didik
Pencapaian akademik SDN Panineungan tercermin dari hasil asesmen pembelajaran internal dan nasional, serta capaian Rapor Pendidikan Daerah (PBD). Pada tahun 2025, pencapaian literasi rata-rata mencapai nilai 85,00 (kategori Baik), sedangkan capaian numerasi rata-rata 75,00 yang juga masuk kategori Baik dengan kecenderungan meningkat dari tahun sebelumnya berkat pelaksanaan intervensi khusus di bidang numerasi dasarPendidikan di SDN Panineungan juga terfokus pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada seluruh jenjang. Asesmen dilakukan secara terencana, dengan pendekatan formatif dan sumatif, serta memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik. Proses asesmen ini bertujuan untuk:
- Memantau proses pembelajaran dan kemajuan kompetensi siswa.
- Memetakan kebutuhan pengayaan dan remedial secara adil.
- Menerapkan evaluasi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
- Data capaian siswa dideskripsikan tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi juga narasi perkembangan kompetensi dan karakter, sesuai ketentuan laporan Kurikulum Merdeka. Nilai rata-rata minimal 75 ditetapkan sebagai standar kelulusan, dan trend capaian siswa pada rapor pendidikan menunjukkan pencapaian yang konsisten di atas rata-rata kota dan provinsi.
- Pengayaan dalam bentuk ekstrakurikuler juga berkontribusi pada capaian non-akademik siswa. Contohnya, prestasi pada lomba Qasidah tingkat Kecamatan, serta keikutsertaan siswa pada lomba-lomba sains, seni, dan olahraga di tingkat Kota Depok.
Aspek Karakter, Disiplin, dan Partisipasi Peserta Didik
- Pembangunan karakter menjadi identitas kuat SDN Panineungan sebagaimana diarahkan dalam dimensi 8 Dimensi Profil lulusan (DPL) pada Kurikulum Merdeka. Budaya sekolah yang dibangun mencakup kejujuran, disiplin, gotong royong, toleransi, dan hormat terhadap keberagaman. Hal ini tercermin dalam rutinitas apel pagi, sholat berjamaah, 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun, Sopan), serta program pembiasaan beribadah sebagai bagian dari kultur sekolah yang diperkuat. Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Bhineka Tunggal Ika” pada tahun ajaran terakhir menjadi sorotan karena mampu menanamkan nilai toleransi, kemandirian, kepemimpinan, dan penghargaan terhadap perbedaan. Gelar karya P5 SDN Panineungan yang melibatkan ratusan siswa dalam berbagai pameran kreativitas berhasil menampilkan karya inovatif, mengasah keterampilan sosial dan kemandirian siswa.
- Disiplin tercermin dalam penerapan aturan dan tata tertib sekolah yang ketat dan edukatif, dengan reward bagi siswa berprestasi dan punishmen terstruktur bagi pelanggaran. Setiap upacara bendera selalu diinformasikan penghargaan bagi siswa teladan serta kebersihan kelas sebagai penunjang budaya disiplin dan partisipasi aktif dalam menjaga lingkungan.
Kebutuhan Khusus dan Dukungan Pembelajaran SiswaSDN Panineungan menerapkan pendidikan inklusif dengan menerima siswa berkebutuhan khusus dan memastikan mereka terfasilitasi dalam pembelajaran. Sekolah menyediakan sistem pendampingan dan pembimbingan individu untuk peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) secara kolaboratif antara wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, dan (bila perlu) psikolog. Tujuan dari program ini adalah mendorong setiap anak mengembangkan potensinya secara optimal dalam lingkungan yang setara dan mendukungNamun, tantangan masih dihadapi terkait kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran yang diferensiatif, keterbatasan fasilitas khusus untuk PDBK, serta kebutuhan penguatan kebijakan internal tentang pendidikan inklusi. Pengalaman sekolah inklusi lain di Indonesia menegaskan kebutuhan akan pelatihan intensif bagi guru, penambahan guru pendamping, serta internalisasi sikap inklusif di kalangan seluruh siswa reguler untuk membangun lingkungan belajar yang benar-benar inklusif. Implementasi di SDN Panineungan telah dimulai, namun perlu peningkatan pada aspek pelatihan dan dukungan fasilitas.Motivasi dan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
- Motivasi belajar siswa di SDN Panineungan terjaga melalui penciptaan suasana pembelajaran yang nyaman, interaktif, dan berbasis teknologi (meskipun masih terbatas). Guru diharapkan memberikan apresiasi atas capaian dan usaha siswa, baik dalam bentuk pujian maupun reward lain yang dapat meningkatkan self-esteem siswa dan mendorong pencapaian lebih tinggi.
- Metode pembelajaran kooperatif seperti inkuiri, PBL (Project Based Learning), diskusi kelompok, serta pengembangan media interaktif menjadi bagian dari strategi untuk menjaga antusiasme dan keterlibatan aktif siswa. Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler program pramuka dan UKS diwajibkan untuk semua siswa menambah cakupan pengalaman sosial dan kepemimpinan yang mendukung motivasi intrinsik belajar anak.
- Aspek yang sudah berjalan baik: pembinaan karakter dan disiplin, pelaksanaan kurikulum merdeka dan asesmen yang adil, penjenjangan program literasi-numerasi, serta motivasi belajar berbasis partisipasi aktif.
- Aspek yang perlu perbaikan: akses dan fasilitas pendidikan inklusi, pembinaan kapasitas guru dalam manajemen kelas inklusif, penguatan program remedial dan pengayaan berbasis data capaian siswa, serta penambahan inovasi pembelajaran berbasis digital.
Gambaran Kondisi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Profil Pendidik: Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Guru
- Tenaga pendidik SDN Panineungan pada tahun ajaran 2024/2025 terdiri dari 9–11 guru, dengan rasio siswa per guru rata-rata 1:25 hingga 1:33, yang telah memenuhi standar minimal nasional meskipun relatif tinggi untuk optimalisasi pembelajaran individual. Secara komposisi, terdapat 4 guru PNS, 1 honor, dan 3 tenaga sukarela lainnya, dengan gender relatif seimbang (5 laki-laki, 6 perempuan). Kualifikasi pendidikan mayoritas sudah setara S1, namun perlu dicatat 1 orang guru belum memenuhi syarat minimum, dan masih ada guru yang belum tersertifikasi penuh.
- Struktur ini menunjukkan bahwa SDN Panineungan telah berupaya menjaga standar profesionalisme pendidikan, namun beban kerja guru di kelas besar dan jumlah rombongan belajar (7 rombel, 6 ruang kelas) menyebabkan penyusunan jadwal dan pengelolaan kelas kurang ideal.
- Sebagian besar guru sudah memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikasi guru. Namun, masih diperlukan penguatan sistem penjaminan mutu internal dan peningkatan kapasitas terutama pada bidang pendidikan inklusif dan pemanfaatan pembelajaran berbasis TIK.
- Implementasi Program Sekolah Penggerak: Dampak pada Kinerja Guru
- Sebagai sekolah penggerak, SDN Panineungan menerapkan paradigma baru pembelajaran yang berpihak pada murid dengan menekankan pembelajaran berdiferensiasi, proyek penguatan karakter (P5), dan integrasi Kurikulum Merdeka di semua kelas.
Implementasi program ini telah memberikan dorongan penting pada kinerja guru, terutama dalam area berikut:
- Guru memperoleh pelatihan rutin tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran inovatif, termasuk penyusunan modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka.
- Guru diberi keleluasaan mengembangkan pembelajaran sesuai konteks, dengan monitoring dan evaluasi berkala oleh kepala sekolah dan tim penggerak.
- Pendampingan teknis dilakukan secara sistematis, termasuk kegiatan workshop kurikulum tingkat satuan pendidikan secara kolaboratif bersama guru dari sekolah lain di Sukmajaya.
- Profesionalisme guru meningkat, sebagaimana terlihat dari komitmen dalam menyelenggarakan gelar karya P5, pelibatan aktif dalam pelatihan dan pengembangan, serta peningkatan kemampuan dalam asesmen kompetensi murid.
Namun demikian, tantangan utama masih berupa adaptasi guru senior pada paradigma pembelajaran baru, keterbatasan waktu pelatihan, serta kebutuhan pelatihan lanjutan khusus untuk pembelajaran inklusif dan pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Pelatihan dan Pengembangan Profesional Tenaga Kependidikan
- Program pelatihan diadakan secara reguler, baik melalui fasilitasi pemerintah maupun inisiatif internal sekolah. Workshop Kurikulum Satuan Pendidikan bersama sekolah sekitar merupakan praktik baik dalam membangun jejaring profesionalisme dan pertukaran pengalaman inovatif, dipandu langsung oleh pengawas pembina kecamatan.
- Topik pelatihan yang telah dilaksanakan meliputi pembelajaran berdiferensiasi, asesmen otentik, pemanfaatan media digital, serta penyesuaian pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus. Namun, beberapa kendala dalam pelatihan, di antaranya:
- Keterbatasan waktu guru akibat beban mengajar penuh.
- Minimnya pelatihan secara mendalam pada isu pendidikan inklusif dan penanganan siswa dengan kebutuhan khusus.
- Kurangnya fasilitas daring untuk pelatihan berbasis TIK, sehingga transfer pengetahuan terkadang kurang optimal
- Dari segi pengembangan tenaga kependidikan non-guru, operator sekolah dan tenaga administrasi mendapatkan penguatan kapasitas administrasi dan pelaporan berbasis digital, namun masih diperlukan pelatihan manajemen data dan pelaporan sekolah berstandar nasional.
Pengelolaan dan Evaluasi Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan
Sistem pengelolaan dan penilaian kinerja guru di SDN Panineungan mengikuti kebijakan nasional dengan platform digital, yang terdiri dari beberapa tahapan: pemutakhiran data, perencanaan kinerja, pelaksanaan, penilaian, hingga pengembangan kompetensi. Evaluasi kinerja tahunan guru menjadi acuan untuk refleksi, pengembangan, serta dasar perencanaan beban kerja dan pemberian reward atau intervensi. Evaluasi kinerja melibatkan indikator berikut:
- Perencanaan pembelajaran yang berbasis silabus dan kebutuhan riil siswa.
- Penguasaan materi dan inovasi pembelajaran.
- Pengelolaan kelas yang efektif dan inklusif.
- Penilaian otentik dan berkelanjutan.
- Sikap profesional, komunikasi, dan kontribusi pada lingkungan sekolah.
- Pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui refleksi, penelitian tindakan kelas, dan kolaborasi profesional.
- Hasil evaluasi kinerja digunakan untuk perbaikan berkelanjutan dan menjadi dasar prioritas pelatihan guru selanjutnya. Namun, tantangan yang masih dihadapi meliputi persepsi guru terhadap evaluasi formal yang terkadang belum sepenuhnya dimaknai sebagai alat refleksi dan pengembangan diri, serta keterbatasan waktu untuk memenuhi seluruh dokumen administrasi penilaian kinerja.
Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah
- Kepala Sekolah SDN Panineungan, Bapak Qank Prabu, memiliki pengalaman manajerial dan komitmen pada peningkatan mutu, serta telah sukses mendorong partisipasi aktif semua pemangku kepentingan (guru, komite sekolah, orang tua, pengawas, dan masyarakat) dalam setiap program sekolah.
- Manajemen partisipatif terlihat pada proses penyusunan dokumen penting sekolah (RKAS, dokumen kurikulum, hingga tata tertib), implementasi program P5, serta pelaksanaan kegiatan internal maupun eksternal sekolah. Kolaborasi antara kepala sekolah dan komite, didukung pengawas pembina, membentuk budaya sekolah yang solid dan inovatif, sekaligus mampu mengomunikasikan dan menindaklanjuti temuan-temuan Rapor Pendidikan ke dalam program nyata.
- Aspek yang sudah berjalan baik: komitmen kepala sekolah pada perubahan dan inovasi, pelibatan aktif warga sekolah dalam proses perencanaan, pelatihan guru periodik, evaluasi kinerja sistematis.
- Aspek yang perlu perbaikan: optimalisasi pembagian beban kerja guru, pendekatan coaching untuk guru yang kesulitan adaptasi, penguatan sistem pelatihan inklusi, dan pemantauan berkelanjutan terhadap dampak implementasi Kurikulum Merdeka serta program digitalisasi sekolah.
Kondisi Sarana dan Prasarana SD Negeri Panineungan
Kondisi Ruang Kelas dan Fasilitas Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SekolahSDN Panineungan menempati lahan seluas 1500 m² dengan 792 m² sudah dimanfaatkan sebagai bangunan belajar. Terdapat 6 ruang kelas (untuk 7 rombongan belajar), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 dapur, 1 kantin, ruang operator, mushola, 3 toilet siswa, 2 toilet guru dan UKS, serta beberapa ruang penunjang lain. Namun, seluruh ruang kelas laporan terakhir berada dalam kondisi rusak ringan, menandakan kebutuhan mendesak untuk renovasi ringan hingga sedang agar tercapai standar kenyamanan dan keamanan pembelajaran yang optimal. Rasio siswa per ruang kelas lebih tinggi dari ideal nasional (39 siswa/kelas) mengingat kapasitas ruang yang seharusnya diperuntukkan maksimal 32–36 siswa/kelas. Ketersediaan ruang khusus seperti laboratorium IPA, bahasa, dan komputer belum tersedia, perpustakaan berfungsi namun per tahun terakhir membutuhkan pembaruan koleksi dan pemeliharaan fasilitas pendukung pembelajaran literasi.
Penerapan teknologi di SDN Panineungan masih sangat terbatas. Sekolah sudah memiliki jaringan internet berbasis fiber optik XL/3 (Tri), namun penggunaannya belum merata ke setiap ruang kelas, sehingga pembelajaran berbasis TIK baru berjalan terbatas pada pelatihan, administrasi, dan penggunaan perangkat sederhana dalam pembelajaran tertentu
Sekolah telah mulai mengintegrasikan sistem digital untuk administrasi dan asesmen, serta mendorong pemanfaatan platform digital nasional (PMM) untuk refleksi aktivitas pembelajaran tingkat guru. Remedial dan pengayaan bagi siswa juga diarahkan menggunakan metode blended learning, tetapi keterbatasan perangkat individu (tablet/laptop siswa) dan jaringan menghambat optimalisasi. Perluasan pemanfaatan teknologi menjadi agenda prioritas dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) tahun mendatang.
Sanitasi, Kebersihan, dan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Sarana sanitasi terdiri atas 2 toilet siswa dan 2 toilet guru, seluruhnya dilaporkan dalam kondisi rusak ringan, tidak ada toilet yang terklasifikasikan baik saat audit tahun 2025. Jumlah toilet ini tidak ideal untuk kebutuhan siswa yang lebih dari 200 orang, mengingat rekomendasi Kemenkes rasio toilet: siswa seharusnya minimal 1:40 untuk toilet duduk dan 1:20 untuk toilet jongkok.Kondisi toilet menjadi perhatian utama stakeholders, dan telah diusulkan sebagai prioritas revitalisasi dalam perencanaan berbasis data tahun ini, sejalan dengan hasil monitoring sarana prasarana sekolah-sekolah di Sukmajaya oleh Lurah setempat. Kebersihan lingkungan sekolah tetap dijaga secara rutin melalui sistem piket siswa dan didukung kegiatan “Green & Clean”, tetapi sarana pendukung kebersihan masih perlu penambahan (tempat cuci tangan, tempat sampah terpilah, sabun cuci tangan).Kesehatan lingkungan didukung dengan keberadaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) meski ruangannya memerlukan revitalisasi dan alat kesehatan dasar tambahan.
Keamanan dan Kenyamanan Infrastruktur Sekolah
- Aspek keamanan dan kenyamanan dibangun melalui desain lingkungan sekolah yang rindang, pagar permanen, dan penempatan ruang guru/kerja strategis. Namun, keluhan utama pada kenyamanan disebabkan oleh ruang kelas yang padat dan ventilasi yang belum optimal di beberapa ruang belajar. Penanganan risiko kebakaran dan aksesibilitas keluar-masuk darurat sudah memenuhi standar minimal, namun perlu simulasi serta penambahan signage evakuasi.
- Gangguan keamanan lingkungan dari luar relatif minimal akibat lingkungan permukiman yang kondusif serta pemantauan aktif oleh Komite Sekolah dan masyarakat. Upaya inovatif pada aspek kenyamanan, seperti penghijauan melalui program “Green & Clean” dan penciptaan sudut baca luar ruang, memberikan suasana ramah anak meski dengan sarana terbatas.
- Pedoman Perencanaan Berbasis Data dan Template Laporan
- Perencanaan pengembangan sarana prasarana di SDN Panineungan telah mengikuti prinsip Perencanaan Berbasis Data (PBD) sebagai ekosistem pengambilan keputusan berbasis bukti. Data dari Rapor Pendidikan, hasil asesmen nasional, serta hasil survei kebutuhan warga sekolah dijadikan dasar untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi prioritas.
- Refleksi akar masalah, seperti ketidakcukupan ruang kelas/toilet.
- Penyusunan rencana aksi dengan alternatif solusi (renovasi, penambahan ruang, optimalisasi waktu penggunaan fasilitas).
- Penetapan prioritas program dalam RKAS, dengan evaluasi berkala menggunakan indikator output: Rasio siswa per kelas/toilet, skor kepuasan warga sekolah, serta perubahan capaian hasil belajar siswa.
- Implementasi PBD telah mendorong efisiensi penggunaan anggaran sekolah dan transparansi dalam proses eksekusi pengadaan sarana prasarana, meski tantangan data literasi dan keterbatasan akses internet sempat menjadi kendala pada tahap awal. Hal ini dapat menjadi best practice bagi sekolah sejenis di lingkungan Kota Depok
- Analisis Perbandingan dengan Rapor PBD Sekolah Penggerak Berprestasi
- Sebagai benchmark, capaian SDN Panineungan dibandingkan dengan sekolah penggerak lain menunjukkan skor yang kompetitif. Nilai capaian Standar Nasional Pendidikan di Rapor Mutu Pendidikan sebesar 6,71, lebih tinggi dari rata-rata Kota Depok (6,49), Provinsi Jawa Barat (6,5), dan nasional (6,52)
- SDN Panineungan unggul terutama pada capaian literasi, numerasi, dan penguatan karakter Pancasila, namun menghadapi tantangan besar pada ketersediaan dan kualitas sarana kelas serta sanitasi dibandingkan sekolah peraih predikat sejenis yang memiliki rasio ruang kelas lebih ideal dan laboratorium learning support yang lebih lengkap
Kesimpulan dan Rekomendasi Strategis
Kondisi Murid: Capaian literasi dan numerasi baik, pencapaian profil pelajar Pancasila menonjol. Kedisiplinan, karakter, dan partisipasi aktif telah terinternalisasi dalam budaya sekolah. Implementasi pendidikan inklusi sudah dirintis, namun perlu penguatan berikut fasilitas khusus dan keterampilan guru pada bidang tersebut. Pendidik dan Tendik:
Sebagian besar telah memenuhi kualifikasi dan sertifikasi, dengan peningkatan signifikan pada penguasaan kurikulum merdeka dan asesmen otentik. Kinerja guru telah tercatat dan dievaluasi secara sistemik berbasis PBD, meski tuntutan upgrade kapasitas untuk teaching digital dan penanganan PDBK masih tinggi. Sarana dan Prasarana: Sarana kelas, perpustakaan, dan toilet masih membutuhkan perhatian, seluruh ruang kelas dan sanitasi utama dalam kondisi rusak ringan dan berpotensi menurunkan kualitas serta kenyamanan pembelajaran. Fasilitas learning support (laboratorium, TIK, ruang UKS) belum memadai dan perlu revitalisasi.
- Pengembangan Infrastruktur: Prioritaskan renovasi ruang kelas dan toilet, tambah ruang kelas baru, serta perluas fasilitas perpustakaan dan ruang UKS. Sediakan ruang belajar khusus bagi PDBK dan ruang belajar kreatif berbasis proyek.
- Optimalisasi Sumber Daya Manusia: Perkuat pelatihan guru terutama pada pembelajaran berdiferensiasi, pendidikan inklusi, serta pemanfaatan TIK, dimulai dengan program penguatan kompetensi internal (peer mentoring) dan kemitraan eksternal (pelatihan Dinas/Komunitas)
- Penguatan Program Pendidikan Inklusif: Sediakan pelatihan intensif dan pendampingan bagi guru dalam implementasi pembelajaran inklusif. Perkuat kolaborasi dengan lembaga eksternal seperti psikolog, Pusat Layanan Disabilitas, dan Dinas Pendidikan setempat.
- Digitalisasi dan Modernisasi Sekolah: Kembangkan infrastruktur dan perangkat keras TIK, perluas akses internet di seluruh ruang kelas, serta implementasikan platform administrasi dan pembelajaran digital terintegrasi.
Laporan ini menegaskan bahwa SDN Panineungan, sebagai sekolah penggerak dan berprestasi, telah menunjukkan kemajuan substansial dalam membangun ekosistem pendidikan yang berbasis karakter, pembelajaran berdiferensiasi, dan implementasi Kurikulum Merdeka. Namun, tantangan krusial pada sektor infrastructural, pendidikan inklusif, dan penguatan profesionalisme guru di era digital perlu menjadi prioritas reformasi. Seluruh rekomendasi dalam dokumen ini diharapkan dapat menjadi landasan strategis pengambilan kebijakan sekolah, pemangku kepentingan pendidikan di Kota Depok, dan bagi kolaborasi lintas instansi guna mempercepat kemajuan pendidikan dasar berkelanjutan, adil, dan berdaya saing tinggi.
- Implementasi Perencanaan Berbasis Data (PBD): Manfaatkan data rapor pendidikan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi berkelanjutan, serta integrasikan hasil asesmen nasional pada RKAS sekolah untuk program prioritas yang berbasis kebutuhan nyata lapangan
Tahapan PBD yang diterapkan meliputi:
Rangkuman Temuan Utama
Rekomendasi Pembenahan Berbasis Data







.jpg)
