Search here

21 Jan 2018

Penggunaan sifat-sifat oprasi hitung

ifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat ada Tiga yaitu: sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Standar Kompetensi:
1.     Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar:
1.1 . Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran.
1.2 . Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
 A.          Sifat-Sifat Pengerjaan Hitung pada Bilangan Bulat
Sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat ada Tiga yaitu: sifat komutatif, asosiatif, dan distributif. Mungkin kamu pernah menggunakan sifat-sifat tersebut, tetapi belum tahu sifat-sifatnya. Mari perhatikan penjelasan berikut.


1. Sifat Komutatif (Pertukaran)
a. Sifat komutatif pada penjumlahan
Sifat komutatif merupakan sifat pertukaran. Misal ada penjumlahan atau perkalian dua buah bilangan. Jika kedua bilangan ditukarkan hasilnya tetap sama. Apakah pertukaran berlaku untuk pengurangannya?
Untuk memahami sifat komutatif, perhatikan contoh di bawah ini:
Penjumlahan
Contoh: 56 + 64 = 120 dan 64 + 56 = 120 sehingga 56 + 64 = 64 + 56

Perkalian
Contoh: 12 x 24 = 288 dan 24 x 12 = 24 sehingga 12 x 24 = 24 x 12
Perhatikan operasi berikut ini!
19 – 6 = 13 dan 6 – 19 = – 13, sehingga dapat disimpulkan sifat komutatif tidak berlaku pada pengurangan. Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat komutatif. Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan dapat ditulis sebagai berikut.
a + b = b + a
Dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

Sifat komutatif pada perkalian
Jumlah kelereng Asep dan Alexs sama, yaitu 8 butir. Kelereng Asep dimasukkan ke empat kantong plastik. Setiap kantong berisi 2 butir.
Kelereng Alexs dimasukkan ke dua kantong plastik. Setiap kantong berisi 4 butir.
Kelereng Asep dan Alexs dapat ditulis sebagai berikut. Kelereng Asep = 2 + 2 + 2 + 2
= 4 × 2 = 8
Kelereng Alexs = 4 + 4
= 2 × 4 = 8
Jadi, 4 × 2 = 2 × 4.
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat komutatif pada perkalian.
Secara umum, sifat komutatif pada perkalian dapat ditulis:
a × b = b × a
Dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
a. Sifat asosiatif merupakan sifat pengelompokan.
Misalnya operasi penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan. Operasi tersebut dikelompokkan secara berbeda.Hasil operasinya tetap sama.
(2 + 3) + 4 = 5 + 4 = 9
2 + (3 + 4) = 2 + 7 = 9
Jadi, (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4).
Sifat seperti ini dinamakan sifat asosiatif pada penjumlahan. Sekarang, coba perhatikan contoh perkalian berikut.
(2 × 3) × 4 = 6 × 4 = 24
2 × (3 × 4) = 2 × 12 = 24
Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan.
Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:
(a + b) + c = a + (b + c)
Dengan a, b, dan c sembarang bilangan bulat.

b. Sifat asosiatif pada perkalian
Asep mempunyai 2 kotak mainan. Setiap kotak diisi 3 bungkus kelereng. Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng Asep? Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelereng Asep.
Cara pertama menghitung banyak bungkus. Kemudian, hasilnya dikalikan banyak kelereng tiap bungkus.
Banyak bungkus × banyak kelereng tiap bungkus
= (3 bungkus + 3 bungkus) × 4 butir
= (3 + 3) × 4
= (2 × 3) × 4 = 24 butir
Cara kedua menghitung banyak kelereng setiap kotaknya dahulu kemudian hasilnya dikalikan banyak kotak.
Banyak kotak × banyak kelereng
= 2 × (4 + 4 + 4)
= 2 × (3 × 4) = 24 butir
Perhitungan Cara I: (2 × 3) × 4. Perhitungan cara II: 2 × (3 × 4).
Hasil perhitungan dengan kedua cara adalah sama. Jadi, (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4).
Cara perkalian seperti ini menggunakan sifat asosiatif pada perkalian. Secara umum, sifat asosiatif pada perkalian dapat ditulis:
(a × b) × c = a × (b × c)
dengan a, b, dan c bilangan bulat.

3. Sifat Distributif (Penyebaran)
Sifat distributif merupakan sifat penyebaran. Untuk lebih memahami sifat distributif,
Contoh 1
 Apakah 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5)?
Jawab:
 3 × (4 + 5) = 3 × 9 = 27
 (3 × 4) + (3 × 5) = 12 + 15 = 27
 Jadi, 3 × (4 + 5) = (3 × 4) + (3 × 5).
Contoh 2
 Apakah 3 × (4 – 5) = (3 × 4) – (3 × 5)?
Jawab:
 3 × (4 – 5) = 3 × (–1) = –3
 (3 × 4) – (3 × 5) = 12 – 15 = –3
 Jadi, 3 × (4 – 5) = (3 × 4) – (3 × 5).
 Contoh 1 dan Contoh 2 menunjukkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan.
Contoh berikutnya:
a. (3 × 4) + (3 × 6) = 3 × (4 + 6)
Angka pengali disatukan
3 × 4 dan 3 × 6
Mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 3 yang menggunakan sifat distributif.
Benarkah bahwa (5 × 13)
– (5 × 3) = 5 × (13 – 3)?
Penghitungan dilakukan dengan cara menjumlah kedua angka yang dikalikan (4 + 6). Kemudian hasilnya dikalikan dengan angka pengali (3).
3 × (4 + 6) = 3 × 10 = 30. Mengapa cara ini digunakan.
Karena menghitung 3 × (4 + 6) = 3 × 10 lebih mudah daripada menghitung (3 × 4) + (3 × 6).
(5 × 13) – (5 × 3) mempunyai angka pengali yang sama, yaitu 5.

Angka pengali disatukan menjadi 5 × (13 – 3). Diperoleh:

(5 × 13) – (5 × 3) = 5 × (13 – 3) Contoh di atas merupakan pengurangan dengan sifat distributif
 b.15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2)
Angka pengali dipisahkan
15 × (10 + 2) mempunyai angka pengali 15
Penghitungan dilakukan dengan cara kedua angka yang dijumlah (10 dan 2) masing-masing dikalikan dengan angka pengali (15), kemudian hasilnya dijumlahkan.
15 × (10 + 2) = (15 × 10) + (15 × 2)
= 150 + 30
= 180
Cara ini juga untuk mempermudah penghitungan karena menghitung (15 × 10) + (15 × 2) = 150 + 30 lebih mudah daripada menghitung 15 × (10 + 2)
= 15 × 12.
Cara penghitungan seperti di atas menggunakan sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan. Secara umum, sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan dapat ditulis:
a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
a × (b – c) = (a × b) – (a × c)
Dengan a, b, dan c bilangan bulat

4. Menggunakan Sifat Komutatif, Asosiatif, dan Distributif Sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan. Perhatikan contoh berikut.

Menggunakan Sifat-Sifat Operasi Hitung
Sifat distributif dapat kamu gunakan pada perkalian dua bilangan. Pada perkalian tersebut, salah satu bilangannya merupakan bilangan yang cukup besar. Agar kamu lebih memahaminya, coba pelajari contoh-contoh berikut.
   Contoh 1
 a. 8 × 123 = ...
 b. 6 × 98 = ...
Jawab:
 a. 8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)
                   = (8 × 100) + (8 × 20) + (8 × 3)
                   = 800 + 160 + 24 = 984
 Jadi, 8 × 123 = 984.
 b. 6 × 98 = 6 × (100 – 2)
                = (6 × 100) – (6 × 2)
                = 600 – 12
                = 588
 Jadi, 6 × 98 = 588.
Contoh 2
 a. (3 × 46) + (3 × 54) = ....
 b. (7 × 89) – (7 × 79) = ....
Jawab:
 a. (3 × 46) + (3 × 54) = 3 × (46 + 54)
                                     = 3 × 100
                                     = 300
 Jadi, (3 × 46) + (3 × 54) = 300.
 b. (7 × 89) – (7 × 79) = 7 × (89 – 79)
                                    = 7 × 10
                                    = 70
 Jadi, (7 × 89) – (7 × 79) = 70.

Untuk lebih jelasnya kita simak sebagi berikut:
1. Menghitung 5 × 3 × 6
Cara 1:
5 × 3 × 6 = 5 × 6 × 3
= (5 × 6) × 3
= 30 × 3
= 90

Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 6. Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.

Cara 2:
5 × 3 × 6 = 3 × 5 × 6
= 3 × (5 × 6)
= 3 × 30
= 90

2. Menghitung 8 × 45

Menggunakan sifat komutatif, yaitu menukar letak angka 3 dengan 5. Menggunakan sifat asosiatif, yaitu mengalikan 5 dengan 6 terlebih dahulu agar mudah menghitungnya.

Cara 1: menggunakan sifat distributif pada penjumlahan

8 × 45 = 8 × (40 + 5)
= (8 × 40) + (8 × 5)
= 320 + 40
= 360

Cara 2: menggunakan sifat distributif pada pengurangan

8 × 45 = 8 × (50 – 5)
= (8 × 50) – (8 × 5)
= 400 – 40
= 360
 B. Menaksir Hasil Pengerjaan Hitung Dua Bilangan
1.     Menaksir Hasil Penjumlahan dan Pengurangan
Menaksir hasil penjumlahan atau pengurangan dua bilangan berarti memperkirakan hasil penjumlahan atau pengurangan dari kedua bilangan tersebut. Caranya dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan tersebut dijumlahkan atau dikurangkan. Perhatikan contoh berikut.

a. Tentukan taksiran ke puluhan terdekat dari 53 + 79
Langkah pertama, bulatkan setiap bilangan ke puluhan terdekat. Caranya sebagai berikut. Perhatikan angka satuannya. Jika satuannya kurang dari 5 dibulatkan ke nol. Jika satuannya lebih atau sama dengan 5 dibulatkan ke 10.
5 3 50 + 0 = 50
Kurang dari 5 dibulatkan menjadi 0 Berarti 53 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 50.
7 9 70 + 10 = 80
Lebih dari 5 dibulatkan menjadi 10
Di kelas IV kamu sudah belajar membulatkan bilangan. Pada pembulatan ke satuan terdekat. Angka persepuluhan (desimal) kurang dari 0, 5-dibulatkan ke nol. Sedangkan angka per- sepuluhan (desimal) lebih atau sama dengan 0, 5 di- bulatkan ke satu.
29, 4 29 + 0 = 29
Kurang dari 5 dibulatkan menjadi 0
23, 7 23 + 1 = 24
Lebih dari 5 dibulatkan menjadi 1
Angka 53 lebih dekat ke 50
Daripada ke 60.
Berarti 53 dibulatkan menjadi 50.
Angka 79 lebih dekat ke 80 daripada ke 70.
Berarti 79 dibulatkan menjadi 80.Berarti 79 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 80.

Langkah kedua, jumlahkan hasil pembulatan dari kedua bilangan.
50 + 80 = 130
Jadi, taksiran ke puluhan terdekat dari 53 + 79 adalah
130.
Ditulis 53 + 79 = 130.
Dibaca kira-kira, merupa- Kan tanda yang menyatakan hasil perkiraan dari proses penghitungan.

b. Tentukan taksiran ke ratusan terdekat dari 599 – 222
Langkah pertama, bulatkan setiap bilangan ke ratusan terdekat. Perhatikan angka puluhannya. Jika puluhannya kurang dari 50 dibulatkan ke nol. Jika puluhannya lebih dari 50 dibulatkan ke 100.
 500 + 100 = 600
Angka 99 lebih dari 50 maka 99 dibulatkan menjadi 100.dibulatkan menjadi Angka 22 kurang dari 50 maka 22 dibulatkan menjadi 0.
222
200 + 0 = 200 dibulatkan menjadi 200

Langkah kedua, kurangkan hasil pembulatan dari kedua bilangan 600 – 200 = 400.
Jadi, taksiran ke ratusan terdekat dari 599 – 222
Adalah 400.
Ditulis 599 – 222 = 400.

Menaksir Hasil Kali dan Hasil Bagi. Cara menaksir hasil kali atau hasil bagi dua bilangan yaitu dengan membulatkan kedua bilangan kemudian hasil pembulatan dari kedua bilangan tersebut dikali atau dibagi. Banyak kelompok yang ikut gerak jalan 18 Tim. Setiap Tim beranggotakan 21 anak. Berapa kira-kira jumlah anak yang ikut gerak jalan?
Lambang taksiran yaitu?
Misalnya 21 × 29 = 20 × 30
= 600
Dibaca dua puluh satu kali dua puluh sembilan kira-kira enam ratus.
10 Bilangan Bulat
Angka 8 lebih dari 5. Angka 8 dibulatkan ke 10.
Jadi, angka 18 dibulatkan ke Banyak Tim = 18 dibulatkan 20. Puluhan terdekat menjadi 20. Angka kurang dari 5. Banyaknya anggota setiap Tim = 21 dibulatkan 20. Angka 1 dibulatkan ke 0.
Taksiran jumlah siswa = 20 × 20 = 400.
Jadi, jumlah anak yang ikut gerak jalan kira-kira ada 400.

Apabila hasil perkaliannya dibulatkan, diperoleh hasil berikut.
18 × 21 = 378 (hasil sebenarnya) Pembulatan ke puluhan terdekat:
378 = 370 + 10 = 380 dibulatkan menjadi Jadi, angka 21 dibulatkan kepuluhan terdekat menjadi 20.
Angka 8 lebih dari 5.Angka 8 dibulatkan menjadi 10.
378-dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 380. Jadi, 18 × 21 = 380.

Pembulatan ke ratusan terdekat:
378 = 300 + 100 = 400 dibulatkan menjadi Angka 78 lebih dari 50. Angka 78 dibulatkan menjadi
100.
378-dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 400. Jadi, 18 × 21 = 400.

Apabila panitia menyediakan minuman sebanyak 576 botol untuk peserta gerak jalan, kira-kira berapa botol minuman yang didapatkan setiap Tim? Permasalahan di atas diselesaikan dengan menaksir. Begini penyelesaiannya.
Banyak minuman yang didapatkan setiap Tim: 576 : 18
576 = 500 + 100 = 600 dibulatkan menjadi 576 : 18 = 600 : 20= 30
18 = 10 + 10 = 20
dibulatkan menjadi
Diperoleh 600 : 20 = 30.
Jadi, banyak minuman yang didapatkan setiap tim kira- kira 30 botol. Secara umum, cara menaksir hasil kali dan hasil bagi sebagai berikut.
1. Bulatkan bilangan-bilangan yang dioperasikan.

2. Kalikan atau bagilah bilangan-bilangan yang dibulatkan itu.






Selanjutnya silahkan Klik Kembali untuk menuju Label Pendidikan (Education) dan Klik Sitemap pada bilah atas semoga menemukan apa yang anda cari dari situs Abah Opar and terimakasih sudah berkunjung "good luck"

Pageviews Artcle

Rekomendasi Unuk Anda Baca

9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah

Education and Knowledge Update   Apa Saja Yang Termasuk 9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah itu ? Sahabatku beriku...

Comments
Comments